Selasa, 26 Juli 2022 15:23 WIB

Teknik Napas Buteyko - Mengenal Manfaat dan Cara Melakukannya

Responsive image
31027
Tri Windarti S.Kep.Ns - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Asma adalah kondisi peradangan kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan mengi yang berulang, sesak napas, sesak dada dan batuk. Asma tidak dapat dicegah atau disembuhkan tetapi manifestasi klinis dapat dikendalikan secara efektif dengan pengobatan yang tepat. Ketika asma terkontrol, gejala hanya sesekali kambuh. Asma merupakan penyakit yang kompleks yang dapat diakibatkan oleh faktor biokimia, endoktrin, infeksi, otonomik, dan psikologi. Asma bronkiale merupakan salah satu penyakit kronik dengan serangan intermiten. Serangan ditandai dengan adanya spasme dari saluran bronkial, pembengkakan dinding bronkial dan banyaknya sekresi lendir. Semua keadaan tersebut mengakibatkan timbulnya batuk, bunyi ngik, sesak napas, dan rasa kontriksi pada dada (Dandy Prastyanto dan Wara Kushartanti, 2015).

Asma di Indonesia masuk dalam sepuluh besar penyebab morbiditas dan mortalitas. Menurut hasil survei RISKESDAS tahun 2018 di Indonesia mempunyai rata-rata angka asma nasional sebanyak 2,4% per mil dan beberapa provinsi melewati angka rata-rata nasional dari 18 provinsi tersebut 5 provinsi teratas adalah DI Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2018).

Banyaknya penderita asma di Indonesia, tentunya membutuhkan suatu solusi agar penyakit asma bisa berkurang, selain dengan penanganan dokter, harus ada penanganan di luar itu yang berfungsi sebagai terapi untuk membantu mengurangi gejala asma. Terapi yang tepat agar dapat membantu dan mengurangi penderita asma di Indonesia, yaitu dengan terapi komplementer (non-farmakologis) salah satunya dapat dilakukan dengan olah teknik pernapasan. Dalam teknik ini diajarkan teknik mengatur napas apabila pasien mengalami asma. Salah satu metode yang dikembangkan untuk memperbaiki cara bernapas pada pasien asma adalah Teknik Buteyko (Dandy Prastyanto dan Wara
Kushartanti, 2015).

Latihan pernapasan buteyko dikembangkan oleh Buteyko, seorang dokter Rusia yang mengatakan bahwa asma disebabkan oleh hiperventilasi, kemudian mengusulkan bahwa semua manifestasi asma
dapat dijelaskan atas dasar tegangan rendah karbondioksida. Teknik pernapasan buteyko dikembangkan untuk melatih penderita asma untuk mengurangi ventilasi. Latihan pernapasan buteyko merupakan salah satu teknik olah napas yang bertujuan untuk menurunkan ventilasi alveolar terhadap hiperventilasi paru penderita asma. Latihan pernapasan buteyko adalah terapi pernapasan yang unik yang menggunakan kontrol napas dan menahan nafas, latihan untuk mengobati berbagai kondisi kesehatan yang diyakini berhubungan dengan hiperventilasi dan rendahnya karbondioksida.

Komponen utama dari buteyko yaitu terapi bernapas. Komponen pernapasan bertujuan untuk mengurangi hiperventilasi melalui pengendalian pengurangan napas, yang dikenal sebagai slow breathing dan reduce breathing, dikombinasikan dengan menahan napas, yang dikenal sebagai control pause dan extended pause (Awan Dramawan, 2015). 

Latihan pernapasan buteyko tidak bertentangan dengan manajemen asma secara konvensional. Latihan pernapasan buteyko menjadi pelengkap manajemen asma. Awalnya, manfaat latihan pernapasan buteyko yaitu terlihat pada pengurangan gejala dan pengurangan penggunaan bronkodilator. Latihan pernapasan buteyko bermanfaat meningkatkan rasa kontrol pada penderita asma, sehingga mengurangi kecemasan terhadap gejala asma. Rasa kekurangan CO2 yang komprehensif pada latihan pernapasan buteyko membantu mengurangi gejala dan mengendalikan penyebabnya (misalnya, mengurangi pernapasan dan menahan napas).

Secara garis besar, teknik pernapasan buteyko bertujuan untuk memperbaiki pola napas penderita asma dengan cara memelihara keseimbangan kadar CO2 dan nilai oksigenasi seluler yang pada akhirnya dapat menurunkan gejala asma. Metode buteyko digunakan terutama sebagai teknik alami
untuk mengurangi gejala dan keparahan asma. Hal ini juga digunakan oleh penderita asma untuk mengurangi ketergantungan pada obat- obatan. Metode ini juga digunakan untuk kondisi pernapasan lainnya termasuk bronkitis dan emfisema (M. Zul’ Irfan, Dewi Elizadiani Suza, Nunung Febriany Sitepu, 2019).

Keunggulan dari latihan pernapasan buteyko yaitu :

  1. mendorong pasien untuk bernapas sedikit,
  2. melatih pola pernapasan pasien menggunakan serangkaian latihan pernapasan,
  3. meningkatkan kontrol gejala asma dan kualitas hidup,
  4. dapat digunakan bersama dengan obat konvensional,
  5. dapat digunakan untuk orang dewasa dan anak-anak. Selain itu teknik napas buteyko dapat digunakan untuk mengontrol gejala asma, banyak keunggulan dari buteyko seperti dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, dan mudah dilaksanakan (Dandy Prastyanto dan Wara Kushartanti, 2015). 

Sebelum melakukan teknik pernapasan buteyko, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :

  1. pemilihan tempat yang tepat, karena buteyko memerlukan konsentrasi yang baik,
  2. dilakukan secara rutin dan teratur,
  3. menentukan tujuan yang ingin dicapai. Latihan pernapasan buteyko dilaksanakan 3 kali sehari (pagi, siang, dan malam) selama 4 minggu. Latihan pernapasan buteyko dilakukan sebelum makan, kemudian selama latihan pernapasan yang digunakan yaitu bernapas menggunakan hidung.

Berikut teknik melakukan napas buteyko :

1. Persiapan

  • Duduk di lantai atau di kursi.
  • Pertahankan postur tubuh yang tegak.
  • Rilekskan otot-otot pernapasan.
  • Bernapas secara normal selama beberapa menit.

2. The control pause

  • Setelah mengembuskan napas dengan rileks, tahan napas.
  • Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menutup hidung.
  • Pertahankan napas sampai kamu merasakan dorongan untuk bernapas, ini termasuk gerakan diafragma yang tidak disengaja. Kemudian, tarik napas.
  • Bernapas secara normal setidaknya selama 10 detik.
  • Ulangi beberapa kali.

3. The maximum pause

  • Setelah mengembuskan napas dengan rileks, tahan napas.
  • Gunakan jari telunjuk dan ibu jari untuk menutup hidung.
  • Pertahankan napas selama mungkin, dalam the maximum pause biasanya dua kali lebih lama jika dibandingkan dengan the control pause.
  • Setelah merasa tidak nyaman, tarik napas.
  • Bernapas secara normal setidaknya selama 10 detik.
  • Ulangi beberapa kali.

4. Hal yang perlu diperhatikan saat kali pertama mencoba. Apabila baru kali pertama mencoba buteyko breathing, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, di antaranya :

  • Ketika berlatih tekni buteyko breathing, selalu bernapas melalui hidung.
  • Jika sewaktu-waktu mengalami kecemasan, sesak napas, atau ketidaknyamanan yang hebat, hentikan latihan. 
  • Kemudian, bernapaslah dengan normal.

Beberapa penelitian yang mendukung manfaat teknik buteyko dalam mengurangi gejala saluran pernapasan terutama pada penderita asma adalah penelitian Awan Dramawan (2015) disimpulkan bahwa ada pengaruh signifikan latihan pernapasan teknik buteyko terhadap saturasi oksigen pada pasien asma dengan hasil uji Wilcoxon menunjukan nilai sig (0,000) < α=(0,05) serta penelitian dari Dandy Prastyanto dan Wara Kushartanti (2015) bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan pernapasan buteyko terhadap APE dengan p value 0,000< 0,05. Rerata kenaikan APE setelah mendapatkan perlakuan dengan latihan pernapasan buteyko sebesar 89,17 l/min. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa latihan pernapasan buteyko dapat meningkatkan APE pada penderita asma.

 

Referensi :
Awan Dramawan. 2015. Latihan Pernapasan Teknik Buteyko Terhadap Saturasi Oksigen Pada Pasien Asma. Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI Jurusan Keperawatan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 2018. Laporan Nasional Riskerdas 2018. Kemenkes RI : Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta. ISBN 978-602-373-118-3.

Dandy Prastyanto dan Wara Kushartanti. 2015. Pengaruh Latihan Pernapasan Buteyko Terhadap Arus Puncak Ekspirasi (Ape) Pada Penderita Asma. Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi FIK UNY.

M. Zul’ Irfan, Dewi Elizadiani Suza, Nunung Febriany Sitepu. 2019. Perbandingan Latihan Napas Buteyko Dan Latihan Blowing Balloons Terhadap Perubahan Arus Puncak Ekspirasi Pada Pasien Asma. Jurnal Perawat Indonesia, Volume 3 No 2, Hal 93 - 100, Agustus 2019.