Senin, 06 Januari 2025 09:17 WIB

Aspek Promotif, Preventif, dan Kuratif pada Gigi Susu yang Gagal Tumbuh dengan Sendirinya

Responsive image
59
drg.Emmy Hastuti, M.Kes - RSUP Fatmawati Jakarta

Gigi susu memainkan peran krusial dalam perkembangan anak, terutama sebagai penanda pertumbuhan rahang dan penyiapan tempat bagi gigi permanen. Namun, pada beberapa anak, gigi susu mengalami masalah seperti gagal tumbuh dengan sendirinya (erupsi). Kondisi ini dikenal sebagai delayed eruption atau gigi susu tertahan, yang dapat memengaruhi fungsi oral dan estetika anak. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan pendekatan promotif, preventif, dan kuratif yang terintegrasi.

1. Aspek Promotif

Promosi kesehatan gigi bertujuan meningkatkan kesadaran orang tua mengenai pentingnya pertumbuhan dan perkembangan gigi susu. Beberapa langkah yang dapat dilakukan meliputi:

  • Edukasi Orang Tua: Memberikan informasi tentang jadwal normal erupsi gigi susu. Biasanya, gigi susu mulai tumbuh pada usia 6-12 bulan dan lengkap pada usia 2,5-3 tahun.
  • Dukungan Nutrisi: Nutrisi yang seimbang, termasuk asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D, sangat penting untuk pertumbuhan gigi. ASI eksklusif selama enam bulan pertama juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan gigi.
  • Peningkatan Kesadaran tentang Faktor Risiko: Orang tua perlu memahami bahwa faktor genetik, kondisi kesehatan umum, atau trauma dapat memengaruhi pertumbuhan gigi.

2. Aspek Preventif

Tindakan preventif bertujuan mengurangi risiko gagal tumbuhnya gigi susu dengan sendirinya. Langkah-langkah ini meliputi:

  • Pemeriksaan Rutin ke Dokter Gigi: Anak disarankan melakukan pemeriksaan gigi sejak gigi pertama tumbuh, atau paling lambat

3. Aspek Kuratif

Ketika gigi susu gagal tumbuh dengan sendirinya, langkah kuratif diperlukan untuk menangani masalah tersebut dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tindakan kuratif meliputi:

  • Pemeriksaan Klinis dan Radiografi: Dokter gigi akan memeriksa kondisi rongga mulut anak dan menggunakan radiografi untuk memastikan penyebab tertahannya pertumbuhan gigi. Radiografi membantu mengidentifikasi apakah ada gigi yang terimpaksi (terjebak di dalam gusi), posisi gigi yang abnormal, atau kelainan struktur tulang rahang.
  • Eksisi Jaringan Penghalang: Jika ada jaringan gusi yang terlalu tebal atau fibrotik yang menghalangi gigi untuk tumbuh, dokter gigi dapat melakukan eksisi jaringan tersebut. Prosedur ini membantu gigi erupsi ke posisi yang benar.
  • Penggunaan Ortodontik: Dalam kasus tertentu, alat ortodontik seperti space maintainer atau eruption appliance dapat digunakan untuk membantu gigi susu tumbuh ke posisi yang semestinya. Alat ini juga mencegah gigi lain bergeser ke ruang yang seharusnya ditempati gigi susu.
  • Penanganan Kelainan Gigi atau Struktur Tulang: Jika keterlambatan pertumbuhan gigi disebabkan oleh kelainan seperti ankylosis (fusi gigi dengan tulang rahang) atau kista, dokter gigi akan melakukan tindakan lebih lanjut seperti pembedahan kecil untuk membebaskan gigi dari hambatan.
  • Rekomendasi Perawatan Multidisiplin: Dalam kasus yang lebih kompleks, seperti adanya gangguan genetik (misalnya, sindrom Down atau hipotiroidisme), dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter spesialis lain untuk merancang perawatan komprehensif.

Gigi susu yang gagal tumbuh dengan sendirinya membutuhkan perhatian khusus karena dapat berdampak pada fungsi oral dan kesehatan anak secara keseluruhan. Pendekatan promotif dan preventif berperan dalam mengedukasi dan mencegah masalah ini sejak dini. Jika masalah terjadi, langkah kuratif harus dilakukan segera untuk memastikan perkembangan gigi dan mulut anak berjalan optimal. Kunjungan rutin ke dokter gigi dan deteksi dini sangat penting untuk mengatasi masalah ini secara efektif.

 

Referensi :

Cameron, A. C., & Widmer, R. P. (2013). Handbook of Pediatric Dentistry. Elsevier Health Sciences.

Krishnan, S., & Pandiyan, R. (2020). Delayed Tooth Eruption in Children: Causes and Management. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry, 13(2), 165–170.

American Academy of Pediatric Dentistry. (2023). Guidelines for Pediatric Oral Health Care.

Sumber gambar :

Freepik (Close up of cute little girl's face with a smile looking at the camera) https://www.freepik.com/free-photo/close-up-cute-little-girl-s-face-with-smile-looking-camera_3171645.htm#fromView=search&page=1&position=27&uuid=5b627e78-99a0-4d9c-aa81-d371fd0c922d&new_detail=true