Skoliosis atau bengkok tulang belakang adalah sebuah kondisi kelengkungan tulang belakang kea rah samping yang sebagian besar terjadi lebih banyak selama masa pertumbuhan sebelum pubertas yang sebagian besar sebabnya tidak diketahui. Pada umumnya tulang belakang berbentuk lurus ke bawah, sedangkan pada penderita skoliosis terdapat kelainan tulang belakang yang membentuk huruf S atau C. Penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang condong ke satu sisi. Kondisi ini menyebabkan penderitanya sering mengalami sakit punggung. Skoliosis bisa terjadi kepada siapa saja namun lebih sering terjadi pada anak usia pubertas dari umur 10 hingga 18 tahun.
Sebagian skoliosis yang terjadi pada remaja adalah skoliosis ringan namun dapat menjadi parah jika terjadi kelainan bentuk kurva tulang belakang.
Gejala skoliosis pada umumnya terjadi pada anak perempuan karena faktor genetik dan jumlah otot tubuh yang lebih sedikit dari laki-laki. Selain itu skoliosis juga dapat disebabkan karena cedera tulang belakang, infeksi tulang, adanya gangguan sistem saraf dan otot, serta penuaan.
Ada beberapa gejala skoliosis yang mudah dikenali:
1. Tinggi bahu berbeda
Penderita skoliosis akan memiliki bahu dengan ketinggian yang berbeda satu dengan lainnya.
2. Panjang lengan tidak seimbang
Panjang lengan penderita skoliosis akan terlihat berbeda saat ia berdiri tegak. Salah satu sisinya akan terlihat lebih panjang dibandingkan sisi lainnya.
3. Pinggul tidak seimbang
Salah satu gejala skoliosis selanjutnya adalah salah satu pinggul terlihat lebih menonjol.
Ini diakibatkan struktur tulang belakang yang tidak lurus dan cenderung berada di satu sisi tubuh (kanan atau kiri).
4. Ada perbedaan pada area tulang belakang
Umumnya ketika membungkuk maka area tulang belakang tidak akan menonjol.
Akan tetapi pada penderita skoliosis, saat membungkuk area tulang belakang akan terlihat menonjol jelas.
Ada beberapa jenis skoliosis yang muncul, antara lain :
1. Skoliosis idiopatik adalah salah satu jenis skoliosis yang paling umum dijumpai yaitu sekitar 70 persen dari penderita Skoliosis yangdisebabkan oleh kelainan genetic maupun kelainan lingkungan
2. Skoliosis Kongenital adalah skoliosis yang dimulai saat masih dalam kandungan yang dapat disebabkan oleh keturunan atau kelainan keluarga (20%)
3. Skoliosis yang terkait dengan kondisi kesehatan lain seperti gangguan neuromuscular dan musculoskeletal yang disebabkan kelemahan pada otot dan sistem kerangka. (10 %).
Beberapa kondisi komplikasi yang muncul akibat skoliosis antara lain :
1. Kerusakan paru-paru dan jantung akibat tulang rusak yang terangkat sehingga menyebabkan kesulitan bernafas
2. Masalah nyeri punggung
3. Perubahan penampilan fisik terutama di bagian pinggul dan bahu, serta tulang rusuk yang menonjol.
Masalah nyeri punggung merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dikeluhkan para pasien skoliosis sehingga membutuhkan berbagai upaya pengobatan dan pemulihan, yang salah satunya adalah terapi.
Salah satu jenis terapi yang berkontribusi dalam penyelesaian masalah punggung dalam kondisi skoliosis adalah Okupasi Terapi.
Okupasi Terapi adalah bentuk pelayanan kesehatan kepada pasien/klien dengan kelainan/kecacatan fisik dan/atau mental yang mempunyai gangguan pada kinerja okupasional, dengan menggunakan aktivitas bermakna (okupasi) untuk mengoptimalkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang.
Okupasi Terapis merupakan setiap orang yang telah lulus dari pendidikan formal terapi okupasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu berijazah minimal diploma tiga Okupasi Terapi serta telah mendapatkan pengakuan kompetensi yang dibuktikan dengan surat tanda registrasi
Dalam melaksanakan praktiknya, Okupasi Terapis dapat menerima klien langsung (tanpa rujukan dari tenaga kesehatan lain) pada kasus yang bersifat promotif dan preventif atau berdasarkan rujukan dari tenaga kesehatan lainnya.
Beberapa program Okupasi Terapi yang dapat diberikan kepada pasien skoliosis antara lain adalah :
1. Mengelola gejala fisik seperti nyeri punggung dan keterbatasan gerakan tulang belakang dengan rutinitas olahraga dan peregangan
2. Edukasi klien tentang posisi yang tepat dan sehat saat beraktivitas kegiatan sehari-hari (Proper Body Mechanism atau PBM)
3. Penerapan teknik penghematan tenaga atau konservasi energy (istirahat rutin selama aktivitas), adaptasi aktivitas, atau mengeksplorasi aktivitas yang sesuai dengan kemampuan dan minat klien
4. Mendesain alat bantu yang dirancang untuk meningkatkan kinerja dalam aktivitas sehari-hari
5. Memodifikasi lingkungan rumah yang dapat meningkatkan kemandirian dan keamanan
6. Mendorong partisipasi sosial dalam kelompok dan kominitas pendukung skoliosis yang memberdayakan, mendidik, dan memberikan dukungan emosional bagi klien dan keluarganya
7. Mengupayakan pengembangan kegiatan olahraga untuk individu dengan disabilitas khususnya skoliosis.
Proper Body Mechanism atau PBM
Beberapa contoh aktivitas yang menerapkan prinsip PBM antara lain adalah:
1. Posisi duduk (Sitting Posture)
Posisikan kaki menapak dan lutut sejajar dengan pinggul. Tambahkan bantal pada bagian punggung bawah agar nyaman. Hindari menyilangkan kaki di lutut
2. Membawa barang (Carrying)
Saat membawa barang seperti kardus pegang benda dekat dengan tubuh anda. Jangan memutar tubuh. Jika membawa barang seperti koper atau tas jinjing, amati aturan berikut: Cobalah membawa beban yang sama di kedua lengan. Saat mengambil tas, jaga punggung agar tetap lurus dan tekuk lutut. Jangan memuntir saat membawa tas.Turunkan tas dengan menekuk lutut, bukan bagian belakang.
3. Mengambil barang
Ketika melakukan aktivitas yang berada di bawah, misalnya mencuci baju. Posisikan salah satu kaki berlutut sebagai tumpuan dan kali lainnya menapak di lantai.
Sebaliknya jika akan mengambil sesuatu dari rak yang rendah, jangan membungkuk. Sebaiknya posisikan kaki berlutut atau jongkok di depan rak, ambil benda dekatkan dengan tubuh, lalu berdiri menggunakan otot-otot kaki yang kuat dan menjaga punggung tetap lurus.
4. Mengangkat barang
Mulailah berdiri dekat dengan objek yang akan diangkat. kemudian jongkok dan jaga agar punggung lurus dan pegang barang yang akan diangkat dengan kuat. Pegang barang yang akan diangkat wadahnya dan pegang erat-erat dengan mengencangkan otot perut, lalu selanjutnya, berdiri perlahan dan lancar membiarkan otot-otot kaki besar melakukan pekerjaan.
5. Mengambil barang
Cara yang baik untuk mengambil barang dari bagasi mobil, kereta belanja atau mesin cuci. Jika mengambil dengan tangan kanan sambil membungkuk, angkat dan luruskan kaki kiri ke belakang. Jaga punggung tetap lurus kemudian pegang objek dengan kuat, dan angkat sambil meluruskan pinggul. Dorong dengan lengan lainnya kembali ke posisi semula. Posisikan objek dekat dengan tubuh
6. Menaruh barang
Saat mengangkat benda ke atas seperti rak yang letaknya di atas level kepala, gunakan bangku sebagai penopang kaki. Pegang benda dengan kedua tangan dan angkat objek perlahan keatas
Aktivitas yang dilakukan sambil berdiri seperti sikat gigi, cuci piring, menyetrika. Saat berdiri tempatkan satu kaki sedikit ditekuk bukan membungkuk. Untuk memberikan dukungan, gunakan satu tangan untuk menyangga.
Penghematan Tenaga (Energy Conservation / EC)
Beberapa tehnik yang dapat ditepuh dalam upaya menghemat tenaga saat beraktivitas kegiatan sehati-hari
1. Tentukan Prioritas
a. Tentukan apa yang perlu dilakukan hari ini dan apa yang bisa dilakukan di kemudian hari. Misalnya, pergi ke janji dengan dokter akan diprioritaskan daripada membersihkan debu di ruang tamu,
b. Ketika memiliki lebih dari satu hal yang harus dilakukan, mulailah dengan yang paling penting untuk diselesaikan,
c. Dan, sadari kemampuan dan toleransi yang dimiliki saat melakukan suatu aktivitas. Lakukan tugas yang lebih berat ketika memiliki lebih banyak energi, namun tunda aktivitas yang dapat ditunda hingga besok atau dialihtugaskan kepada orang lain.
2. Buat Perencanaan
a. Buat jadwal mingguan untuk merencanakan kegiatan sepanjang minggu agar tidak melakukan terlalu banyak kegiatan dalam satu hari dan mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kegiatan yang berat. Letakkan jadwal di lemari es atau tempat yang mudah dilihat agar tidak lupa;
b. Kumpulkan persediaan dan peralatan yang Anda butuhkan sebelum melakukan pekerjaan. Misalnya, siapkan perlengkapan dan peralatan kebun sebelum mulai menanam bunga.
c. Rencanakan untuk mendapatkan istirahat yang baik setiap malam.
d. Minta bantuan keluarga dan teman atau menyewa jasa untuk menyelesaikan tugas rumah yang membutuhkan terlalu banyak energi.
3. Perhatikan Kecepatan
a. Jangan terburu-buru, pertahankan kecepatan yang stabil;
b. Beristirahatlah secara teratur sebelum mulai merasa lelah atau sakit,
c. Pecah pekerjaan berat menjadi tugas-tugas yang lebih kecil. Beri diri Anda cukup waktu untuk menyelesaikan tugas dan jangan mencoba menyelesaikan seluruh tugas dalam satu sesi;
d. Panduan yang baik untuk diikuti adalah mengambil 10 menit setiap jam untuk beristirahat,
e. Ingatlah bahwa memungkin untuk meminta bantuan dalam melakukan beberapa tugas dan itu tidak masalah,
f. Dan, sadar terhadap kondisi tubuh dan ketahui batasan Anda.
4. Perhatikan Posisi Tubuh
a. Posisi dan postur itu penting, oleh karena itu duduk sat berkegiatan dapat menggunakan 25% lebih sedikit energi;
b. Duduk dan berdirilah setegak mungkin,
c. Gunakan alat bantu bila dianjurkan untuk menghemat energi dan membuatnya lebih nyaman dan mudah dalam merawat diri;
d. Temukan kursi berlengan yang ergonomis (nyaman dan aman) gunanya untuk membantu menopang punggung
e. Dan, gunakan alat bantu untuk menghemat energi selama beraktivitas, seperti membuat sambal menggunakan blender dan menjangkau benda dengan reacher, dll;
Prinsip Energy Conservation saat berpakaian :
a. Atur dan tata pakaian yang akan digunakan untuk besok, terutama saat memiliki kegiatan seperti bekerja, kuliah, sekolah, pengajian, kondangan, dsb.
b. Berpakaianlah dengan posisi duduk, namun Anda dapat berdiri sesekali untuk menarik celana.
c. Mulai dari memasang kaos kaki karena paling sulit dijangkau dan membutuhkan lebih banyak energi. Prinsipnya adalah dari bawah ke atas.
d. Hindari membungkuk dan menjangkau
e. Ketika memakai kaos kai, silangkan kaki Anda untuk mengenakan kaus kaki (jangan silangkan kaki bila Anda baru saja menjalani total hip replacement).
f. Anda juga dapat menggunakan peralatan bergagang panjang untuk menarik celana atau memakai sepatu untuk menghindari gerakan membungkuk dan menjangkau.
g. Jika Anda memiliki anggota tubuh yang lebih lemah, lebih mudah untuk berpakaian dari tungkai yang lebih lemah terlebih dahulu. Sementara saat melepas pakaian, lepas lah dari anggota tubuh yang kuat terlebih dahulu.
h. Kenakan pakaian yang mudah dipakai dan dilepas. Misalnya, sepatu dengan velcro, pakaian longgar, atau celana dengan karet pinggang
. Prinsip Energy Conservation saat membersihkan diri di kamar mandi:
a. Pastikan semua yang dibutuhkan di kamar mandi sudah lengkap (handuk, sabun, sisir, shampoo, dsb), bila belum lengkap maka disiapkan terlebih dahulu supaya tidak bolak-balik.
b. Sediakan pegangan tangan (handrail) agar akses di kamar mandi lebih aman. Kemudian, mandi dengan posisi duduk menggunakan bangku mandi dan selang/shower, lalu BAB/BAK menggunakan toilet duduk agar lebih mudah danaman.
c. Jangan menekuk pinggang untuk menjangkau tubuh bagian bawah. Saat mandi, mulailah dari kaki karena kaki adalah bagian yang paling sulit dijangkau dan akan membutuhkan lebih banyak energi.
d. Gunakan sikat punggung bergagang panjang untuk memudahkan menjangkau
e. punggung dan sikat rambut bergagang panjang untuk menghindari memegang tangan di atas kepala terlalu lama
f. Keringkan badan dan rambut setelah mandi dengan kain berbahan terry karena mudah meresap sehingga energi yang digunakan lebih kecil.
Prinsip Energy Conservation saat melakukan aktivitas rumah tangga:
Prinsip Energy Conservation saat melakukan aktivitas berbelanja:
a. Bawalah daftar barang-barang yang perlu dibeli dan urutkan berdasarkan lorong atau bagian toko
b. Membawa barang belanjaan dengan trolley atau trolley bag
c. Memuat dan membawa tas belanjaan yang hanya setengah penuh atau berbelanja dengan seseorang yang dapat membantu mengemas dan membawa tas
d. Hindari keluar pada jam sibuk saat toko dan jalan ramai
e. Pertimbangkan untuk menggunakan layanan pengiriman
Prinsip Energy Conservastion saat memasak
a. Kumpulkan semua bahan dan peralatan sebelum mulai memasak dan letak diatas meja agar tidak perlu membungkuk saat mengambilnya
b. Gunakan peralatan masak seperti wajan dan panci dengan gagang yang besar dan ringan, begitupula dengan piring, untuk menghemat energi dan memudahkan menggenggam agar tidak mudah terjatuh.
c. Gunakan peralatan listrik seperti pembuka kaleng, blender, mixer, dan food processor untuk menghemat energi.
d. Saat mengupas sayuran, duduklah di bangku dan dekatkan dengan meja. Semakin dekat akan membuat punggung lebih nyaman.
e. Saat mengaduk, letakkan alas anti selip di bawah mangkuk untuk menghilangkan kebutuhan untuk menahan
f. Istirahatkan sendi yang telah digunakan setiap tahap memasak. Misalnya, seusai memotong makanan, biarkan tangan beristirahat selama beberapa menit sebelum ke tahap berikutnya.
g. Masak dengan porsi lebih besar agar sisa makanan bisa dibekukan untuk makan selanjutnya
h. Kukus sayuran alih-alih merebusnya. Dengan begitu, tidak perlu menguras sepanci besar air panas.
i. Pertimbangkan untuk membeli makanan yang mudah disiapkan atau dibekukan, atau menggunakan layanan pengiriman makanan.
Mendesain alat bantu aktivitas sehari-hari
a. Tongkat pengambil (Reacher)
b. Alat bantu memakai kaos kaki
c. Alat bantu menggosok badan sat mandi (long handle spons)
Memodifikasi/adaptasi lingkungan rumah
a. Mengatur posisi atau ketinggian perabotan rumah sehingga dapat dijangkau
b. Memasang pegangan tangan yang dipasang di area kamar mandi,
c. Memindahkan kamar tidur ke lantai pertama
d. Mengganti anak tangga di permukaan lantai dengan bidang miring (ramp)
e. Menggunakan kursi yang diberi lubang sebagai ganti kloset duduk.
Sebagai kesimpulan, bahwa program Okupasi Terapi antara lain bertujuan untuk :
1. Membantu klien mempertahankan aktivitas yang menyenangkan dalam kehidupannya, terlepas dari kecacatan mereka serta meningkatkan kesehatan dan kualitas hidupnya.
2. Membantu klien dalam menemukan makna keterlibatan dalam aktivitas kehidupannya yang jelas dan bertujuan
3. Membantu memperoleh kembali , memulihkan, atau mempertahankan keterampilan dan kemampuan yang bermanfaat serta kemandirian dalam kehidupan sosialnya
Referensi :
American Occupational Therapy Association. (2017). About occupational therapy: What is occupational therapy? Retrieved from http://www.aota.org/About-OccupationalTherapy.aspx Congenital Scoliosis. (2010, May). In American Academy of Orthopedic Surgeons. http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00576
Cherkin, D. C., Sherman, K. J., Balderson, B. H., Cook, A. J., Anderson, M. L., Hawkes, R. J., ... & Turner, J. A. (2016). Effect of mindfulness-based stress reduction vs cognitive behavioral therapy or usual care on back pain and functional limitations in adults with chronic low back pain: a randomized clinical trial. Jama, 315(12), 1240-1249.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2014). Peraturan Menteri Kesehatan nomor 76 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Terapi Okupasi Schell, B.A.B., Scaffa, M.E., Gillen, G., Glen, G., & Cohn, E.S. (2014). Contemporary
occupational therapy practice. In Schell, B.A.B., Gillen, G., & Scaffa, M.E. (Eds.), Willard & Spackman’s occupational therapy (pp. 47-58). Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.
Scientists gain new clues to bone mineralization. (2006, August). In National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Retrieved from https://www.niams.nih.gov/news_and_events/spotlight_on_research/2006/bone_mineralization.asp
Shah, S.A. (2016, April). Scoliosis. Retrieved from
http://kidshealth.org/en/parents/scoliosis.html?WT.ac=ctg#
Idiopathic scoliosis in children and adolescents. (2015, March). In American Academy of Orthopedic Surgeons. Retrieved from http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=a00353
Questions and answers about scoliosis in children and adolescents. (2015, December). In National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases. Retrieved from https://www.niams.nih.gov/health_info/scoliosis/#diagnose
Sumber gambar:
https://kurniaputraortopedi.com/wp-content/uploads/2021/09/skoliosis-pada-bayi-689x350.jpg
https://pbs.twimg.com/media/CHPAJFLUYAARa0k.jpg
https://flexfreeclinic.com/uploads/gallery/terapi_skoliosis_Flexfree_Clinic_zC9Jx.jpg