Rabu, 04 Desember 2024 15:45 WIB

Aspek Promotif, Preventif, dan Kuratif pada Dentinogenesis Imperfekta

Responsive image
8
drg. Emmy Hastuti, M.Kes - RSUP Fatmawati Jakarta

Dentinogenesis Imperfecta (DI) adalah kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan dentin, yaitu lapisan dalam gigi di bawah enamel. Gangguan ini menyebabkan gigi tampak berwarna abu-abu hingga coklat kebiruan, mudah patah, dan rentan terhadap abrasi. DI dibagi menjadi tiga tipe, dengan tipe I terkait sindrom osteogenesis imperfecta, sedangkan tipe II dan III umumnya berdiri sendiri. Dalam menangani DI, pendekatan promotif, preventif, dan kuratif sangat penting agar kualitas hidup penderita tetap optimal. 

1. Aspek Promotif

Aspek promotif dalam konteks DI bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat, pasien, dan keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi pada individu dengan riwayat genetik yang rentan terhadap DI. Edukasi mengenai kondisi ini sangat penting agar penderita dan keluarganya dapat mengambil tindakan pencegahan sejak dini.

Promosi kesehatan juga perlu mencakup edukasi tentang makanan dan minuman yang dapat memperkuat gigi. Misalnya, makanan tinggi kalsium, fosfor, dan vitamin D yang bermanfaat untuk memperkuat struktur gigi. Penting bagi keluarga dengan riwayat DI untuk memahami potensi risiko kelainan ini agar dapat segera berkonsultasi dengan dokter gigi ketika gejala awal muncul. Selain itu, promosi kesehatan juga bisa dilakukan melalui kampanye publik atau konseling genetik bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.

2. Aspek Preventif

Aspek preventif bertujuan untuk mencegah perkembangan komplikasi pada penderita DI. Tindakan preventif dimulai sejak dini dengan menjaga kesehatan mulut dan mengurangi risiko kerusakan gigi. Langkah-langkah preventif yang dapat dilakukan meliputi:

  • Pemeriksaan Rutin: Kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 3-6 bulan penting untuk mengidentifikasi masalah sejak awal. Pemeriksaan ini juga memungkinkan dokter untuk merencanakan perawatan yang sesuai guna melindungi gigi dari abrasi lebih lanjut.

  • Perawatan Fluorida dan Sealant: Pemberian fluorida topikal dapat membantu memperkuat struktur enamel, sedangkan aplikasi sealant pada gigi membantu melindungi gigi dari kerusakan. Langkah ini penting khususnya pada gigi anak-anak yang sedang berkembang dan rentan.

  • Penggunaan Pelindung Gigi: Pada penderita DI yang memiliki gigi rapuh, penggunaan pelindung gigi, terutama bagi mereka yang aktif secara fisik atau gemar berolahraga, membantu mencegah gigi patah akibat benturan.

  • Konseling Genetik: Penting bagi keluarga dengan riwayat DI untuk menjalani konseling genetik guna mempelajari risiko dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penurunan kondisi ini ke generasi berikutnya.

3. Aspek Kuratif

Pendekatan kuratif pada DI berfokus pada perbaikan kerusakan yang telah terjadi. DI membutuhkan perawatan komprehensif yang melibatkan dokter gigi, spesialis prostodonti, dan ortodontis. Tindakan kuratif meliputi:

  • Pemulihan Estetika dan Fungsi Gigi: Salah satu metode yang umum dilakukan adalah pemasangan mahkota (crown) atau veneer untuk memperbaiki penampilan gigi serta melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut. Untuk anak-anak, pemasangan mahkota stainless steel sementara sering dipilih sampai gigi tetap tumbuh dan dapat dipasangi mahkota permanen.

  • Pencabutan dan Implan Gigi: Pada kasus yang parah, gigi yang rusak berat mungkin perlu dicabut dan diganti dengan implan atau jembatan gigi untuk memulihkan fungsi pengunyahan. Prosedur ini tidak hanya memperbaiki fungsi gigi, tetapi juga membantu menjaga struktur rahang dan estetika wajah.

  • Perawatan Ortodontik: Pada beberapa kasus, perawatan ortodontik juga diperlukan untuk memperbaiki posisi gigi dan memastikan rahang tumbuh dengan baik. Ini penting untuk mencegah masalah yang lebih kompleks di masa depan.

Dentinogenesis Imperfecta memerlukan pendekatan menyeluruh yang mencakup aspek promotif, preventif, dan kuratif. Edukasi dan promosi kesehatan penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang kondisi ini. Langkah preventif bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, sedangkan tindakan kuratif berfokus pada pemulihan estetika dan fungsi gigi. Dengan pendekatan holistik, penderita DI dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan percaya diri.

 

Referensi :

Witkop, C. J. (1975). "Amelogenesis Imperfecta, Dentinogenesis Imperfecta, and Dentin Dysplasia Revisited: Problems in Classification." Journal of Oral Pathology, 4(2), 65-72.

Shields, E. D., Bixler, D., & el-Kafrawy, A. M. (1973). "A proposed classification for heritable human dentine defects with a description of a new entity." Archives of Oral Biology, 18(4), 543-553.

Rao, S., & Witkop, C. J. (1971). "Dentinogenesis imperfecta. Part II. Review of recent studies of hereditary opalescent dentin." Oral Surgery, Oral Medicine, Oral Pathology, 32(6), 895-902.

Sumber gambar :

Freepik (Cartoon loose teeth in gum on white background) https://www.freepik.com/free-vector/cartoon-loose-teeth-gum-white-background_24553544.htm#fromView=search&page=1&position=31&uuid=cca08e22-e64e-437a-a478-7af943615540

 

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum https://oasis.iik.ac.id:7443/djrm/