Senin, 02 Desember 2024 11:06 WIB

Mengenal Gagal Ginjal Kronik

Responsive image
7
Triah Kustianah, Ners - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Gagal ginjal kronik adalah kerusakan ginjal baik struktur dan atau fungsinya yang berlangsung selama 3 bulan atau lebih. Apabila kondisi perubahan fungsi ginjal terjadi mendadak atau akut dan belum mencapai 3 bulan maka disebut gangguan ginjal akut. Gagal Ginjal Kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) di dalam darah.

Penyebab

1.   Glomerulonefritis

2.   Diabetes Mellitus

3.   Obstruksi dan infeksi

4.   Hipertensi

Gejala

1.   Kardiovaskuler : Hipertensi, Gagal jantung kongestif, Edema Pulmoner.

2.   Gastrointestinal : Anoreksia, mual dan muntah, perdarahan GI, ulserase, perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

3.   Neurologis : Perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, kedutan otot sampai kejang.

4.   Integumen : Pruritis atau penumpukan urea pada lapisan kulit, perubahan warna kulit seperti keabu-abuan, kulit kering dan berisik, kuku tipis dan rapuh.

5.   Pulmoner : Adanya sputum kental dan liat, pernafasan dangkal, kusmaul sampai terjadinya edema pulmonal.

6.   Muskuloskletal : Dapat tejadi fraktur karena kekurangan kalsium dan pengeroposan tulang akibat terganggunya hormon dihidroksi kolekalsiferon, kram otot, dan kehilangan kekuatan otot.

7.   Psikologis  : Penurunan tingkat kepercayaan diri sampai pada harga diri rendah.

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor risiko penyebab penyakit ginjal kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus, pertambahan usia, ada riwayat keluarga penyakit ginjal kronik, obesitas, penyakit kardiovaskular, berat lahir rendah, penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, keracunan obat, infeksi sistemik, infeksi saluran kemih, batu saluran kemih dan penyakit ginjal bawaan. Selain itu, gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, dan rendahnya aktivitas fisik juga menjadi faktor dominan yang berhubungan dengan penyakit gagal ginjal kronik.

Komplikasi

Penyakit ginjal kronik yang progresif dapat menimbulkan beberapa komplikasi dengan prevalensi dan intensitas yang lebih tinggi pada fungsi ginjal yang lebih rendah. Komplikasi yang dapat terjadi adalah penyakit kardiovaskular, hipertensi, anemia, kelainan tulang mineral, gangguan elektrolit, diabetes melitus, dan asidosis metabolik. Komplikasi ini berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas yang tinggi serta memengaruhi kualitas hidup yang buruk.

Pemeriksaan

1.   Urin

2.   Darah

3.   USG

Penanganan

1.   Pengaturan diit (Protein, Fosfat, Kalium dan Glukosa).

2.   Penyesuaian dosis obat yang diberikan dan juga pemberian edukasi.

3.   Selanjutnya dilakukan ketika tahapan pengobatan yang pertama sudah tidak mampu untuk mengatasinya berupa terapi pengganti ginjal. Pasien yang telah mengalami penyakit ginjal stadium akhir biasanya ditandai dengan Uremia, pada stadium ini harus dilakukan terapi pengganti ginjal. Terdapat dua terapi pengganti ginjal yang pertama adalah Dialysis (Hemodialisis dan Peritoneal Dialisis) dan yang kedua adalah transplantasi ginjal.

 

Referensi :

Putri Inayah Shofi. dkk. 2022. Penerapan Slow Deep Breathing terhadap Kelelahan (Fatigue) pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di Ruang HD RSUD Jendral Ahmad Yani Metro. Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro. Jurnal Cendikia Muda Volume 3 Nomor 2.

Sinurat Efrina Rina Lasma, dkk. 2022. Self Management Berhubungan dengan Kualitas Hidup pada Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisa. Universitas Sari Mutiara Medan Kota Medan, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Perawat Profesional.

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum https://oasis.iik.ac.id:7443/djrm/