Rabu, 04 Desember 2024 08:34 WIB

Gejala dan Pencegahan Monkeypox

Responsive image
10
Ns. Andi Nurmala Sari, S.Kep - RSUP Fatmawati Jakarta

Monkey Pox ( Mpox)/ Cacar Monyet adalah penyakit yang disebabkan monkeypox virus ( MPXV). Mpox pertama kali ditemukan pada manusia di tahun 1970 di Kongo. 

Masyarakat awam harus mengetahui tanda dan gejala Mpox, sehingga dapat segera ditangani dan dicegah penularannya. Masa inkubasi (interval dari infeksi sampai timbulnya gejala) mpox biasanya 6 – 13 hari, tetapi dapat berkisar dari 5 – 21 hari. Terdapat 2 fase:

  1. Fase 1 ( 0 – 5 hari ) berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan / lipatan paha. 

  2. Fase 2 ( sekitar 1 – 3 hari setelah timbul demam ) berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit. Lesi kenyal, dalam, berbatas tegas, dan sering mengalami umbilikasi (menyerupai titik di atas lesi). Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai fase erupsi ini menghilang dan penyembuhan.

Penularan virus monkeypox melalui sentuhan fisik dengan penderita. Vius ditularkan melalui cairan yang melepuh dari ruam atau bercak merah dari penderita. Dengan siklus terjadinya infeksi zoonosis virus kemudiaan menyebar dari hewan ke manuisa dan menyebar antar manuisia.

Pengobatan :

Belum ditemukan  ada pengobatan yang spesifik untuk infeksi MPXV. Terdapat antivirus yang telah dikembangkan untuk pasien cacar (smallpox) yang bermanfaat melawan mpox. Pengobatan simtomatis dan suportif dapat diberikan untuk meringankan keluhan yang muncul.

Penyakit cacar monyet ( Mpox ) dapat dilakukan pencegahan dengan cara  :

  1. Melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS): cuci tangan yang baik dan benar dan penggunaan di lingkungan rumah sakit.
  2. Isolasi pasien yang sakit, baik secara mandiri atau terpusat. 
  3. Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi pembawa virus dan bahan yang bersentuhan dengan hewan tersebut. 
  4. Praktik seks yang aman : tidak berganti – ganti pasangan.
  5. Vaksinasi : bagi kelompok rentan termasuk orang dengan HIV dan LSL (homoseks).

 

Referensi :

Kementrian Kesehatan RI. (2023). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Mpox (Mongkeypox). Jakarta: Direktorat Jenderal Kementrian Kesehatan RI

Gessain A, et al.(2022). Monkeypox. The NEW ENGLAND JOURNAL OF MEDICINE.387:1783–9

Titanji BK, et al. (2022). Monkeypox: A Contemporary Review for Healthcare Professionals. Open Forum Infect Dis. 9(7):310

De Sousa D, et al. (2022). Monkeypox Diagnosis by Cutaneous and Mucosal Findings. Infect Dis Rep.14(5):759–64.

Referensi gambar :

Freepik (A girl with monkeypox and the symptoms) https://www.freepik.com/free-vector/girl-with-monkeypox-symptoms_27546113.htm#fromView=keyword&page=1&position=12&uuid=d47f8219-4d29-4587-be3e-619523ed9b0b

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum https://oasis.iik.ac.id:7443/djrm/