Dalam beberapa tahun terakhir, muncul tren kesehatan yang semakin populer yang dikenal sebagai intermittent fasting (IF) atau puasa intermiten. Metode ini melibatkan pola makan yang terstruktur dengan jangka waktu tertentu di mana seseorang berpuasa dan periode makan yang diizinkan. Selain manfaat penurunan berat badan yang telah banyak dibahas, penelitian baru menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat memiliki efek positif pada kesehatan jantung.
Apa Itu Intermittent Fasting?
Intermittent fasting adalah pola makan yang mengatur periode makan dan puasa. Ini bukan tentang apa yang Anda makan, melainkan kapan Anda makan. Ada beberapa pendekatan umum dalam intermittent fasting:
Kaitan Antara Intermittent Fasting dan Kesehatan Jantung
Penelitian terbaru telah menyoroti potensi intermittent fasting dalam meningkatkan kesehatan jantung. Sejumlah studi praklinis dan klinis menunjukkan beberapa mekanisme yang mungkin terlibat dalam hubungan ini:
1. Penurunan Berat Badan: Intermittent fasting dapat membantu menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Penurunan berat badan yang sehat telah terbukti mengurangi faktor risiko penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan kadar kolesterol tinggi.
2. Perbaikan Metabolisme: IF dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin, yang berkontribusi pada kesehatan kardiovaskular yang lebih baik.
3. Reduksi Peradangan: Puasa intermiten dapat mengurangi peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis dikaitkan dengan pengembangan aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan penyakit jantung koroner.
4. Penurunan Tekanan Darah: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa intermittent fasting dapat menurunkan tekanan darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.
5. Penurunan Kolesterol: IF telah terbukti dapat mengurangi kadar kolesterol LDL ("jahat") dan meningkatkan kadar kolesterol HDL ("baik").
Bukti Ilmiah
Studi pada hewan dan beberapa penelitian pada manusia memberikan bukti awal yang menarik tentang manfaat kesehatan jantung dari intermittent fasting. Sebuah studi pada tikus yang dipublikasikan dalam Cell Metabolism menemukan bahwa intermittent fasting dapat melindungi jantung dari kerusakan yang disebabkan oleh penyakit jantung iskemik.
Sebuah penelitian pada manusia yang diterbitkan dalam JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa partisipan yang menerapkan pola puasa selama 5:2 selama 12 minggu mengalami penurunan berat badan, tekanan darah, dan kadar lemak dalam darah yang signifikan.
Meskipun intermittent fasting menunjukkan potensi yang menarik dalam meningkatkan kesehatan jantung, masih diperlukan penelitian lebih lanjut, terutama dalam konteks jangka panjang dan dampaknya pada populasi yang lebih luas. Selain itu, perlu diingat bahwa IF tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi mereka dengan kondisi medis tertentu seperti diabetes. Konsultasikan dengan profesional medis sebelum memulai program intermittent fasting.
Dengan demikian, sambil menantikan hasil penelitian lebih lanjut, intermittent fasting dapat menjadi strategi potensial untuk meningkatkan kesehatan jantung, bersama dengan gaya hidup sehat lainnya seperti diet seimbang dan olahraga teratur.
Referensi:
Mattson MP, Longo VD, Harvie M. Impact of intermittent fasting on health and disease processes. Ageing Res Rev. 2017 Oct;39:46-58.
de Cabo R, Mattson MP. Effects of intermittent fasting on health, aging, and disease. N Engl J Med. 2019 Dec 26;381(26):2541-2551.
Anton SD, et al. Flipping the Metabolic Switch: Understanding and Applying the Health Benefits of Fasting. Obesity (Silver Spring). 2018 Feb;26(2):254-268.
Harvie MN, et al. The effects of intermittent or continuous energy restriction on weight loss and metabolic disease risk markers: a randomized trial in young overweight women. Int J Obes (Lond). 2011 May;35(5):714-27.
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/person-s-hand-holding-alarm-clock-hand-breakfast-table_2709127.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=125b748c-ed38-412f-9c1f-c655e1a0aa6a