Selasa, 06 Februari 2024 08:13 WIB

Congenital Talipes Equinovarus (CTEV)

Responsive image
1855
dr. Raditya Ramadan, SpOT - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Bayi yang lahir sehat serta memiliki anggota tubuh lengkap dan sempurna merupakan harapan semua orang tua. Namun, terkadang didapati bayi yang lahir kurang sempurna karena mengalami kelainan bentuk anggota tubuh. Salah satu kelainan bawaan pada kaki bayi yaitu kaki pengkor atau Congenital Talipes Equino Varus (CTEV). 

Apa itu kaki pengkor atau Congenital Talipes Equino Varus (CTEV)

Kaki pengkor atau Congenital Talipes Equinovarus (CTEV) yang juga dikenal sebagai clubfoot, adalah kelainan bawaan yang menyebabkan kaki bayi terlihat tidak normal saat lahir. Kaki yang terkena CTEV mungkin terlihat berputar ke dalam atau ke samping, dan kadang-kadang kaki juga terlihat lebih pendek dari kaki yang normal.

Penyebab yang pasti belum dapat diketahui. Kelainan ini mulai terbentuk pada awal masa embrionik. Secara fisiologis ketika masih berada di kandungan, posisi kaki memang menghadap ke dalam. Namun, setelah lahir perlahan posisi kaki mulai ke depan dan terlihat normal. Sehingga perlu diwaspadai jika posisi kaki tersebut menetap setelah lahir. Kelainan ini akan semakin berkembang dan semakin sulit pula untuk dikoreksi seiring bertambahnya usia.

Penyebab CTEV memang belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik yang telah dikaitkan dengan CTEV termasuk:

1.       Riwayat keluarga dengan CTEV

2.       Mutasi gen yang mempengaruhi perkembangan tulang dan otot

Faktor lingkungan yang telah dikaitkan dengan CTEV seperti:

1.       Paparan obat tertentu selama kehamilan

2.       Infeksi selama kehamilan

3.       Kelainan plasenta

Pada kaki pengkor, terjadi kekakuan otot dan tendon bagian dalam kaki sehingga tendon menjadi pendek dan menarik kaki ke arah dalam. Gejala kaki pengkor dapat bervariasi, tetapi biasanya meliputi:

1.       Kaki yang berputar ke dalam atau ke samping

2.       Kaki yang menekuk ke bawah di pergelangan kaki

3.       Kaki yang terlihat lebih pendek dari kaki yang normal

Diagnosis dan penanganan CTEV

CTEV biasanya dapat didiagnosis segera setelah lahir oleh dokter anak. Dokter akan memeriksa kaki bayi untuk melihat apakah ada tanda-tanda kelainan. Pada pengobatan CTEV biasanya dilakukan dengan kombinasi terapi fisik dan operasi.

Metode terapi yang paling aman dan tepat adalah peregangan kembali tendon-tendon tersebut secara berkala. Waktu terbaik pemakaian gips pada metode ini adalah 1-2 minggu pertama pasca kelahiran, yang dikerjakan oleh dokter spesialis Orthopedi. Penanganan terbaik pada saat ini adalah tatalaksana nonoperatif secara bertahap dengan metode Ponseti yang diperkenalkan oleh Profesor Ignacio Ponseti dari Universitas Lowa, Amerika Serikat. Metode ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu :

  1. Pemasangan gips secara berkala yang dilakukan setiap minggu selama kurang lebih 6 minggu. Gips ini untuk mempertahankan hasil koreksi pada kaki pengkor. Penggantian gips umumnya dilakukan diantara interval 7 hari, gips dapat dibuka di rumah dengan mencelupkan ke air hangat. Namun, pada umumnya setelah 5-6x repetisi akan dilakukan evaluasi ulang apakah pasien sudah cukup dengan tatalaksana gips saja ataukah perlu ditambahkan pemanjangan tendon Achilles di tumit dengan cara bedah minimal invasif.
  2. Setelah pemasangan gips dinilai sudah cukup berhasil, maka akan dilanjutkan dengan pemakaian sepatu Dennis-Brown. Sepatu ini adalah sepatu khusus untuk penderita kaki pengkor yang dihubungkan dengan bar selebar bahu. Sepatu ini berguna untuk mempertahankan posisi kaki paska koreksi.
  3. Pemakaian sepatu ini dipakai selama kurang lebih 3 bulan pertama setelah gips terakhir dilepas. Setelah itu anak harus memakai sepatu ini selama 12 jam pada malam hari dan 2-4 jam pada siang hari. Sehingga total pemakaian 14-16 jam dalam sehari sampai anak berusia 3-4 tahun.

<!--[if gte vml 1]> <![endif]-->

Metode Operasi

Terapi operatif bisa dilakukan melalui prosedur Transfer tendon tibialis anterior pada kasus relaps. Transfer dilakukan jika pasien telah berusia lebih dari 30 bulan dan mengalami relaps yang kedua kalinya. Indikasinya adalah posisi kaki yang persisten dan sulit untuk dilakukan koreksi.

Operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan struktural pada kaki. Operasi biasanya dilakukan pada usia 3-6 bulan.

Pencegahan

Tidak ada cara untuk mencegah CTEV secara pasti. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam folat sebelum dan selama kehamilan dapat membantu mengurangi resiko CTEV.

Tips untuk orang tua

Jika Anda memiliki anak dengan CTEV, berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:

1.       Ikuti instruksi dokter dengan cermat.

2.       Lakukan terapi fisik secara teratur.

3.       Berikan dukungan emosional kepada anak Anda.

Dengan perawatan yang tepat, anak Anda dapat memiliki masa depan yang sehat dan produktif.

 

Referensi :

Ebraheim NA, Thomas BJ, Fu FH, Muller B, Vyas D, Niesen M, et al. Orthopedic surgery. Schwartz's principles of surgery. 11th ed. Vol 2. New York: McGrawHill; 2019.

Hosseinzadeh P, Milbrandt TA. Congenital clubfoot. JBJS reviews [Internet]. 2014;2(3). Available from: https://journals.lww.com/jbjsreviews/Citation/2014/02030 Congenital_Clubfoot.3.aspx

Staheli L. Clubfoot: Ponseti management. Global HELP Organization; 2009.

Aroojis A, Pirani S, Banskota B, Banskota AK, Spiegel DA. Clubfoot etiology, pathoanatomy, basic Ponseti technique, and Ponseti in older patients. In: Global

Bowyer G, Uglow M. The ankle and foot. In: Apley and Solomon’s system of orthopaedics and trauma. 10th ed. Boca Raton: CRC Press; 2018. p. 614-7.

Sumber gambar:

https://orthopaedicprinciples.com/wp-content/uploads/2018/07/clubfoot.jpg

https://media.neliti.com/media/publications/399699-diagnosis-dan-tatalaksana-congenital-tal-a560828c

https://cdn.storymd.com/optimized/MANg75UNol/thumbnail.jpg