Apa itu hipertensi?
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg. Menurut Joint National Committee (JNC VII) penggolongan hipertensi dibagi menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Normal apabila sistolik <120>
2. Pre hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolik 80-89 mmHg
3. Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg
4. Hipertensi stadium II apabila sistolik ?160 mmHg dan diastolik ?100 mmHg
Apa saja penyebab hipertensi?
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi 2 kelompok :
1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer
Hipertensi essensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak diketahui dengan pasti penyebabnya. Kelompok penderita ini mencakup 90?ri seluruh populasi penderita hipertensi. Meskipun tidak diketahui dengan pasti penyebabnya, ada beberapa faktor pemicu dari hipertensi ini, seperti riwayat keluarga atau genetik, gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang diakibatkan oleh kondisi medis tertentu. Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder, antara lain:
· Obstructive sleep apnea (OSA)
· Sindrom Conn’s atau produksi hormone aldosterone berlebih
· Sindrom Cushing atau produksi hormone kortisol berlebih
· Tumor kelenjar adrenal
· Cacat bawaan di pembuluh darah
· Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti pil KB, dekongestan, dan lain sebagainya
Apa gejala hipertensi?
Sebagian besar orang yang memiliki tekanan darah tinggi biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu. Hal ini yang menyebabkan penyakit hipertensi ini disebut sebagai the silent killer atau penyakit yang membunuh secara diam-diam. Hal ini karena penderita hipertensi umumnya tidak mengalami gejala apa pun, sampai tekanan darahnya sudah terlalu tinggi dan mengancam nyawa.
Ada kalanya timbul gejala yang berhubungan dengan hipertensi, diantaranya :
· Sakit kepala
· Mimisan
· Masalah penglihatan
· Nyeri dada
· Telinga berdengung
· Sesak napas
· Pusing
Bagaimana cara mengobati hipertensi?
Pengobatan hipertensi yang direkomendasikan dokter pada umumnya meliputi perubahan gaya hidup dan penggunaan obat penurun tekanan darah.
1. Kurangi asupan garam
Salah satu cara pengobatan penyakit hipertensi adalah dengan membatasi asupan makanan yang mengandung garam. WHO merekomendasikan pengurangan konsumsi garam hingga di bawah 5 gram per hari untuk membantu mengurangi risiko hipertensi.
2. Tidak merokok
Merokok tidak hanya bisa meningkatkan faktor risiko hipertensi, melainkan juga menimbulkan berbagai gangguan kesehatan lainnya. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk tidak merokok agar terhindar dari faktor risiko hipertensi dan gangguan kesehatan lainnya.
3. Latihan fisik secara teratur
Pengobatan tekanan darah tinggi sekaligus cara mencegah mencegah hipertensi adalah dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur setidaknya 30 menit per hari sebanyak 4-5 kali per minggu. Jenis aktivitas fisik yang dianjurkan antara lain berjalan, jogging, bersepeda, dan berenang.
4. Hindari stress
Menghindari atau mengelola stress dapat membantu untuk mengendalikan tekanan darah tinggi. Cara yang dapat dilakukan antara lain melakukan meditasi, yoga, hobi yang digemari, dan sebagainya.
5. Menghindari konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan faktor risiko hipertensi. Oleh karena itu, penderita hipertensi harus menghindari mengonsumsi alkohol.
6. Pola makan seimbang
Penderita hipertensi harus mengubah pola makannya agar nutrisi yang masuk ke tubuh menjadi lebih seimbang. Pola makan yang dianjurkan adalah mengonsumsi lebih banyak buah-buahan, sayur-sayuran, ikan, gandum utuh, kacang-kacangan, serta mengurangi makanan berminyak dan berlemak.
7. Jaga berat badan
Berat badan yang berlebih dapat berkontribusi terhadap penyakit hipertensi. Hal ini disebabkan jantung harus bekerja lebih lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, penderita hipertensi harus berupaya menurunkan berart badannya bila berlebihan.
8. Minum obat penurun tekanan darah
Apabila perubahan pola hidup tidak cukup untuk mengobati hipertensi, maka dokter akan meresepkan obat penurun tekanan darah.
Beberapa obat penurun tekanan darah untuk mengobati hipertensi, antara lain:
· Diuretik, seperti hydrochlorothiazide
· Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti lisinopril dan captopril
· Angiotensin II receptor blockers (ARBs), seperti candesartan dan losartan
· Calcium channel blocker atau antagonis kalsium, seperti amlodipine dan diltiazem
· Beta blockers atau penghambat beta, seperti atenolol dan bisoprolol
Bagaimana cara mencegah hipertensi?
Terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah hipertensi, yaitu:
· Mongonsumsi makanan sehat, seperti buah dan sayuran
· Batasi asupan garam (kurang dari 5g setiap hari)
· Kurangi konsumsi kafein yang berlebihan
· Berhenti merokok
· Berolahraga secara teratur
· Menjaga berat badan
· Mengurangu konsumsi minuman beralkohol
· Membatasi asupan makan tinggi lemak jenuh
· Menghilangkan atau mengurangi lemak trans dalam diet
· Istirahat yang cukup
· Kelola stres dengan baik
Referensi :
Joint National Committee (JNC). The seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National Heart Lung and Blood Institute.2004. Available from: https://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/jnc7full.htm/
Heart Foundation. Hypertension Management Guide for Doctors. Heartline.2004
World Heart Organization-International Society of Hypertension. Guideline for the Management of Hypertension. Journal Hypertension. 1999;17(2):151. Available from: https://www.who.int/cardiovascular_diseases/guidelines/hypertension_guidelines.pdf
Sumber gambar: freepik.com