Jumat, 30 September 2022 17:04 WIB

In Toleran Laktosa

Responsive image
17134
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pernahkah Anda mendengar tentang intoleransi laktosa? Intoleransi laktosa merupakan sebuah kondisi kekurangan tingkat enzim pada tubuh yang dikenal dengan nama laktase, sehingga tubuh tidak mampu mencerna laktosa yang dikonsumsi. Gejala ini dimulai dari gejala ringan hingga berat, tergantung pada jumlah laktase yang diproduksi itu sendiri. Intoleransi laktosa sering kali dianggap sebagai alergi susu, tetapi kedua hal tersebut sebenarnya berbeda. Meski hampir mirip, alergi susu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memberikan respon yang tidak normal setelah seseorang mengonsumsi susu atau produk-produk olahan susu. Selain itu, alergi susu tidak hanya menyebabkan gangguan saluran pencernaan dan sesak napas, tetapi juga menimbulkan ruam kemerahan yang terasa gatal.  Sementara itu, intoleransi laktosa adalah masalah yang terjadi di pencernaan setelah mengonsumsi laktosa atau makanan serta minuman yang terbuat dari susu sapi, misalnya susu, es krim, dan keju. Mengenali intoleransi laktosa pun tidak sulit, 30 menit sampai 2 jam setelah makan produk susu sapi, biasanya tubuh akan merasakan beberapa gejala. Misalnya, kram, diare, buang gas yang menyakitkan, bagian tubuh bengkak, dan mual.

Penyebab Intoleransi Laktosa

Penyebab kondisi ini bisa bermacam-macam. Berikut ini adalah berbagai penyebab intoleransi laktosa berdasarkan jenisnya :

1.      Intoleransi Laktosa Primer

Intoleransi laktosa primer disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari orang tua. Kondisi ini terjadi ketika produksi laktase menurun seiring bertambahnya usia. Biasanya, intoleransi laktosa primer mulai terjadi pada usia 2 (dua) tahun, tetapi keluhan baru muncul saat memasuki masa remaja atau dewasa.

2.      Intoleransi Laktosa Sekunder

Intoleransi laktosa sekunder terjadi akibat penurunan produksi laktase yang disebabkan oleh penyakit Celiac, penyakit Crohn, infeksi usus, atau radang usus besar. Penurunan produksi laktase juga bisa terjadi akibat efek kemoterapi atau penggunaan antibiotik dalam jangka panjang.

3.      Intoleransi Laktosa dalam Masa Perkembangan

Intoleransi laktosa jenis ini terjadi akibat belum sempurnanya perkembangan usus bayi saat dilahirkan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada bayi dengan kelahiran prematur. Akan tetapi, intoleransi laktosa jenis ini hanya berlangsung sementara dan membaik seiring bertambahnya usia bayi.

4.      Intoleransi Laktosa Bawaan

Intoleransi laktosa bawaan disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari kedua orang tua. Bayi dengan kondisi ini terlahir dengan sedikit atau tanpa enzim lactase sama sekali. Intoleransi laktosa jenis ini sangat jarang terjadi.

Gejala Intoleransi Laktosa

Gejala intoleransi laktosa biasanya muncul 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung laktosa. Gejala tersebut meliputi :

1.      Sering buang angina.

2.      Perut kembung

3.      Nyeri perut

4.      Diare

5.      Perut berbunyi “krucuk-krucuk” (borborygmi).

6.      Mual dan muntah.

Tiap penderita intoleransi laktosa dapat mengalami gejala yang berbeda-beda. Tingkat keparahan gejalanya juga tergantung pada seberapa banyak laktosa yang dikonsumsi.

Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala di atas setelah mengonsumsi susu atau makanan yang terbuat dari susu. Tujuannya adalah untuk memastikan gejala bukan disebabkan oleh alergi protein susu sapi, sindrom iritasi usus besar (irritable bowel syndrome), radang usus, atau penyakit Celiac.

Jika Anda atau anak Anda didiagnosis menderita intoleransi laktosa, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi mengenai pola diet yang tepat.

Pemeriksaan Intoleransi Laktosa

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa kondisi pasien dan mendeteksi jika ada penyakit lainnya. Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, seperti :

1.      Tes Toleransi Laktosa

Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk mengonsumsi minuman tinggi laktosa (gula). Setelah itu, 2 jam setelahnya, dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar glukosa dalam darah pasien. Jika kadar glukosa dalam darah tidak meningkat, artinya tubuh pasien tidak menyerap laktosa dengan baik.

2.      Tes Toleransi Susu

Tes toleransi susu bertujuan untuk mengukur kadar gula darah pasien. Sebelum tes ini dilakukan, pasien akan diminta untuk mengonsumsi segelas (500 ml) susu. Jika kadar gula darah pasien tidak meningkat setelah mengonsumsi susu, dapat diduga pasien menderita intoleransi laktosa.

3.      Tes Kadar Hidrogen

Dokter akan meminta pasien untuk berpuasa beberapa jam sebelum tes, lalu pasien akan diminta untuk mengonsumsi minuman dengan kadar laktosa tinggi. Setelah itu, dokter akan mengukur kadar hidrogen dalam napas pasien setiap 15 menit selama beberapa jam. Jika kadar hidrogen dalam napas pasien tinggi, ada kemungkinan pasien mengalami intoleransi laktosa. Hal ini terjadi karena laktosa yang tidak tercerna terfermentasi di dalam usus besar dan menghasilkan hidrogen yang melebihi jumlah normal.

4.      Tes Keasaman Feses

Tes ini biasanya digunakan untuk mendiagnosis intoleransi laktosa pada bayi atau anak-anak, karena tes lain akan lebih sulit diterapkan pada mereka.

Tes keasaman feses dilakukan dengan mengukur kadar asam laktat pada sampel tinja pasien. Asam laktat tersebut dapat terbentuk akibat proses fermentasi laktosa yang tidak tercerna. Dengan kata lain, jika terdapat asam laktat di feses, dapat diduga pasien mengalami intoleransi laktosa.

 

Referensi        :

Gede Ardi Saputra. 2019. Intoleransi Laktosa : Variasi Pemeriksaan Penunjang dan Tatalaksana. Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Riau.

Robles, L., & Priefer, R. 2020. Lactose Intolerance : What Your Breath Can Tell You. Diagnostics (Basel, Switzerland), 10(6), pp. 412.

National Health Service UK. 2019. Health A to Z. Lactose Intolerance.

National Institutes of Health. 2018. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Lactose Intolerance.

 Johns Hopkins Medicine. 2022. Conditions and Diseases. Lactose Intolerance.

Cleveland Clinic. 2019. Disease & Conditions. Lactose Intolerance.

 Mayo Clinic. 2022. Diseases & Conditions. Lactose Intolerance.

 Groce, V. Verywell Health. 2022. An Overview of Lactose Intolerance.

Pichardo, G. WebMD. 2021. What Are the Symptoms of Lactose Intolerance?

Shoemaker, S. Healthline. 2021. Lactose Intolerance 101 - Causes, Symptoms, and Treatment.

https://ofi.ffarmasi.unand.ac.id/djarum/ http://103.88.229.78/djarum