Rabu, 31 Agustus 2022 16:35 WIB

Bradikardia

Responsive image
20869
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat dari biasanya. Meski dapat terjadi pada siapa saja, kondisi ini lebih rentan terjadi pada lansia, perokok, pengguna NAPZA, dan penderita stres atau gangguan kecemasan. Melambatnya detak jantung umumnya merupakan hal yang normal. Kondisi tersebut dapat terjadi pada orang yang sedang tidur, remaja, atau atlet. Namun, jika disertai gejala pusing atau sesak napas, detak jantung yang melambat bisa menjadi tanda adanya gangguan pada aktivitas listrik jantung.

Bradikardia yang menimbulkan gejala biasanya sudah tergolong berat. Pada keadaan ini, jantung tidak dapat memompa cukup darah yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini bisa menyebabkan penurunan fungsi organ tubuh akibat tidak mendapatkan oksigen yang cukup, atau bahkan menyebabkan kematian.

Gejala Bradikardia

Detak jantung yang normal dapat berbeda pada setiap orang. Berikut ini adalah detak jantung normal berdasarkan usia :

1.      Dewasa : 60-100 kali per menit.

2.      Anak usia 1-12 tahun : 80-120 kali per menit.

3.      Bayi <1 tahun : 100-170 kali per menit.

Pada penderita bradikardia, detak jantungnya kurang dari batas bawah kisaran di atas.

Ketika pasokan darah ke organ dan jaringan tubuh terganggu, gejala yang akan muncul antara lain :

1.      Pusing dan lemas

2.      Mudah lelah

3.      Kulit pucat

4.      Pingsan

5.      Sesak napas

6.      Nyeri dada

7.      Sakit pada rahang atau lengan

8.      Nyeri perut

9.      Gangguan penglihatan

10.   Sakit kepala

11.   Kebingungan

12.   Sianosis (warna kulit kebiruan)

Penyebab Bradikardia

Jantung berdetak karena adanya kerja node sinus, yaitu sebuah jaringan di serambi jantung yang mengeluarkan sinyal listrik dengan ritme yang teratur. Sinyal listrik dari node sinus akan disebarkan ke serambi jantung, lalu ke bilik jantung dan menyebabkan jantung berdetak. Bradikardia terjadi akibat adanya gangguan aliran listrik pada jantung. Gangguan ini bisa terjadi karena beberapa alasan berikut ini :

1.      Gangguan Node Sinus

Bradikardia dapat disebabkan oleh gangguan pada node sinus. Gangguan dapat terjadi jika aliran listrik yang dihasilkan menjadi lebih sedikit, berhenti sementara, gagal keluar, atau terhambat sebelum berhasil menyebar ke seluruh serambi jantung.

2.      Terhambatnya Aliran Listrik Jantung

Kondisi ini menyebabkan aliran listrik yang dihasilkan oleh node sinus tidak mencapai bilik jantung dengan sempurna atau tidak mencapai bilik jantung sama sekali. Penyebab dari gangguan tersebut dapat berbeda-beda pada setiap orang. Beberapa di antaranya adalah :

a.      Kerusakan jaringan jantung akibat pertambahan usia

b.      Serangan jantung

c.      Penyakit jantung bawaan

d.      Miokarditis

e.      Sarkoidosis

f.       Hipotiroidisme

g.      Ketidakseimbangan elektrolit dalam darah

h.      Stroke

i.       Sleep apnea

j.       Komplikasi akibat operasi jantung

k.      Konsumsi obat-obatan

Kapan Harus ke Dokter

Berkonsultasilah ke dokter jika Anda sering mengalami detak jantung yang lebih lambat dari normal, atau mengalami gejala  di atas. Diagnosis dan penanganan yang tepat harus dilakukan sedini mungkin, agar komplikasi bradikardia dapat dicegah.

Jika Anda sulit bernapas, mengalami nyeri dada selama beberapa menit, atau sempat mengalami pingsan, segera cari pertolongan medis ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat.

Pemeriksaan Bradikardia

Dokter akan bertanya seputar gejala yang muncul, riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan, serta riwayat penyakit pada keluarga. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, dengan mengukur tekanan darah dan detak jantung pasien.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, di antaranya :

1.      Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa aliran listrik jantung. Namun, EKG bisa menunjukkan hasil yang normal jika pada saat pemeriksaan pasien tidak mengalami bradikardia.

2.      Holter Monitoring, untuk mendeteksi bradikardia yang mungkin terjadi di lain waktu. Alat ini dapat merekam aktivitas listrik jantung secara terus-menerus selama 1-2 hari.

3.      Event recorder, untuk melihat aliran listrik jantung pada monitor di alat tersebut. Event recorder akan merekam aktivitas listrik jantung ketika muncul gejala. Alat ini umumnya digunakan selama beberapa minggu hingga 1 bulan.

Pencegahan Bradikardia

Caranya adalah dengan mengubah gaya hidup agar lebih sehat, yaitu dengan melakukan langkah sederhana berikut ini :

1.      Menghindari kebiasaan merokok.

2.      Menghindari penggunaan NAPZA.

3.      Membatasi konsumsi alcohol.

4.      Menghindari stres

5.      Menjaga berat badan ideal.

6.      Berolahraga secara rutin.

7.      Mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan rendah garam.

Selain cara-cara di atas, lakukan pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, dan kadar gula darah secara rutin ke dokter.

 

Referensi :

Jhoni Bayu Fitantra. 2016. Penanganan Kegawatdaruratan Jantung : Bradikardia. Jurnal Medicinesia, Jakarta.

Putranto BH, Kosasih A. 2015. Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut, Bradikardia. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia Jakarta.

Budi Rahmadya, dkk. 2017. Sistem Deteksi Penderita Aritmia Berdasarkan Jumlah Detak Jantung Berbasis Smartphone. Jurnal Sains dan Teknologi, Fakultas Tehnologi Informasi Universitas Andalas Padang.

Amaratunga, E. et al. 2020. Bradycardia in Patients With COVID-19 : a Calm Before the Storm?. Cureus, 12(6), pp. e8599.

Ioannou, P., et al. 2017. An Unexpected Cause of Bradycardia in a Patient with Bacterial Meningitis. Case Reports in Medicine.

American Heart Association. 2016. Health Topics. Bradycardia : Slow Heart Rate.

Johns Hopkins Medicine. 2019. Heart & Vascular Institute. Bradycardia.

Mayo Clinic. 2020. Tests & Procedures. Electrocardiogram (ECG or EKG).

American College of Cardiology. 2018. Cardio Smart. Bradycardia.

Fogoros, R.N. Verywell Health. 2021. Palpitations & Arrhythmias. What Is Bradycardia