Kamis, 21 Juli 2022 15:42 WIB

Myalgia

Responsive image
15299
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Myalgia adalah bahasa medis dari nyeri otot, berasal dari bahasa Yunani, yaitu myo yang berarti otot dan algos yang berarti nyeri. Oleh karena itu, myalgia berarti nyeri pada otot atau dalam bahasa masyarakat disebut dengan pegal-pegal. Seluruh tubuh kita dilingkupi otot, maka nyeri otot juga dapat terjadi dimana saja. Myalgia merupakan keluhan yang sangat sering terjadi dan hampir semua orang pernah mengalami myalgia, walaupun lokasi nyeri ototnya berbeda-beda, tergantung dari aktivitas dan penyebabnya. Meski biasanya ringan dan hanya terjadi di satu otot tertentu, nyeri otot juga bisa terasa di seluruh bagian tubuh dan sangat menyiksa. Sebenarnya, nyeri otot bukanlah suatu penyakit, tetapi gejala dari suatu penyakit atau kondisi. Penyebabnya sangat beragam, mulai dari postur tubuh atau gerakan olahraga yang tidak tepat, cedera otot, infeksi, hingga efek samping obat-obatan. Nyeri otot bisa muncul di bagian tubuh mana pun, misalnya otot punggung, leher, lengan, paha, atau betis.

Gejala Nyeri Otot

Nyeri otot bisa digambarkan dengan rasa kaku, kram, tertarik, berat, atau lemah pada otot. Nyeri otot cenderung muncul selama atau setelah menjalani aktivitas tertentu. Misalnya, nyeri otot tangan akibat mengangkat benda berat, atau nyeri otot leher dan punggung akibat duduk dalam posisi yang salah terlalu lama.

Terkadang nyeri otot dapat melibatkan lebih dari satu otot, bahkan bisa terasa di seluruh tubuh. Pada beberapa kasus, nyeri otot bisa terasa sangat parah dan berlangsung dalam waktu yang lama, bisa berminggu-minggu dan berbulan-bulan.

Pada kasus yang parah, nyeri otot cenderung tidak membaik walaupun seseorang sudah beristirahat, bahkan menyebabkan kesulitan saat melakukan aktivitas. Misalnya, nyeri otot parah di jari tangan membuat penderita susah menjentikkan jari atau membuka tutup botol. Nyeri otot juga bisa disertai gejala lain, seperti bengkak pada area yang nyeri, demam dan menggigil, serta lemas.

Kapan Harus ke Dokter

Nyeri otot biasanya tidak berbahaya dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, periksakan ke dokter bila nyeri otot disertai dengan kondisi atau karakteristik berikut :

·         Demam

·         Muncul bengkak atau kemerahan di area yang nyeri

·         Nyeri muncul tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya

·         Nyeri muncul setelah mengonsumsi obat-obatan

·         Nyeri masih belum hilang setelah beberapa hari

Waspada bila nyeri otot disertai dengan gejala-gejala di bawah ini, karena bisa jadi nyeri otot disebabkan oleh penyakit yang berbahaya. Anda perlu segera ke IGD di rumah sakit terdekat bila mengalami gejala di bawah ini :

·         Buang air kecil

·         Tidak mampu menggerakkan bagian tubuh

·         Kaku di area leher

·         Sulit menelan

·         Sesak napas

Penyebab Munculnya Nyeri Otot

Nyeri otot sering kali disebabkan oleh penggunaan otot secara berlebihan, cedera otot, serta otot yang tegang di satu atau beberapa bagian tubuh. Kondisi-kondisi tersebut bisa terjadi ketika :

·         Terjatuh, terbentur, atau mengalami kecelakaan.

·         Kurang pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan setelahnya.

·         Melakukan gerakan berulang-ulang, baik dalam olahraga atau aktivitas lain.

·         Postur tubuh yang buruk, misalnya posisi duduk yang tidak tegak atau posisi tubuh yang salah ketika mengangkat beban berat.

·         Teknik olahraga yang salah, misalnya terlalu cepat atau terlalu lama dalam melakukan suatu gerakan.

Perlu diketahui, penyebab nyeri otot tidak hanya karena aktivitas fisik yang berlebihan, namun juga bisa terjadi akibat sejumlah penyakit atau kondisi, seperti :

·         Fibromyalgia, yaitu penyakit yang ditandai nyeri di sekujur tubuh.

·         Chronic fatigue syndrome atau sindrom kelelahan kronis.

·         Penyakit autoimun, seperti lupus, dermatomiositis, dan polimiositis.

·         Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme dan hipotiroidisme.

·         Rheumatoid arthritis

·         Dystonia atau kontraksi otot yang tidak terkendali.

·         Rhabdomyolisis atau kerusakan pada otot.

·         Sindrom kompartemen

·         Infeksi virus, seperti polio dan flu.

·         Infeksi bakteri, misalnya penyakit Lyme.

·         Gangguan elektrolit, seperti hipokalemia (kekurangan kalium).

·         Penyumbatan aliran darah ke tungkai akibat penyakit arteri perifer.

·         Efek samping obat-obatan kolesterol golongan statin dan obat darah tinggi golongan ACE inhibitor.

Cara Mengatasi dan Menghilangkan Nyeri Otot

Nyeri otot biasanya tidak memerlukan penanganan medis. Penderita cukup menerapkan beberapa langkah sederhana di rumah untuk meredakan gejala, seperti :

·         Tidur yang cukup.

·         Mengelola stres dengan baik.

·         Mengistirahatkan bagian tubuh yang terasa nyeri.

·         Memijat atau melakukan peregangan di bagian otot yang terasa nyeri.

·         Mengompres otot yang sakit dengan kompres hangat atau dingin.

·         Menghindari mengangkat beban berat, melakukan olahraga berat, atau aktivitas yang membutuhkan banyak kerja otot sampai otot benar-benar pulih.

·         Melakukan yoga atau meditasi untuk membantu meredakan ketegangan otot-otot yang bermasalah.

·         Mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol.

Selain langkah-langkah di atas, penderita juga bisa melakukan olahraga ringan, seperti berjalan, bersepeda, dan berenang.

Pencegahan Nyeri Otot

Nyeri otot yang disebabkan oleh aktivitas fisik berlebihan dapat dicegah dengan melakukan sejumlah langkah di bawah ini :

·         Berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan otot.

·         Lakukan pemanasan dan pendinginan sebelum serta setelah berolahraga.

·         Lakukan peregangan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik.

·         Minum banyak air untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, terutama bila sering melakukan aktivitas fisik yang menguras tenaga.

 

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Referensi               :

1.      Atharik Eka Putri, dkk. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Myalgia pada Nelayan di Batukaras Pangandaran Jawa Barat. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2.      Rimas Billihantomo. 2013. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Pasien Myalgia Subscapularis Dektra di BBRSBD Surakarta. Jurnal Kesehatan Program Studi D3 Fisioterapi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

3.      Sumardiyono, et al. 2017. Kejadian Myalgia Pada Lansia Pasien Rawat Jalan. Jurnal Riset Sains dan Teknologi, 1(2), Pp. 59-63. 

4.      Mogole, et al. 2017. The Management Of Muscle Pain. South African Pharmaceutical Journal, 84(1), Pp. 15-23. 

5.      Cleveland Clinic. 2016. Sports Health & Fitness. Is Your Exercise Causing Good or Bad Pain? How to Tell.

6.      Mayo Clinic. 2019. Healthy Lifestyle. Overuse Injury : How to Prevent Training Injuries. 

7.      O’Connell, K. Healthline. 2019. What You Need to Know About Muscle Aches and Pains.