Penyakit Systemic Lupus Erythematosus (SLE) adalah kondisi yang dapat mempengaruhi seluruh organ tubuh, dari ujung kaki hingga ujung rambut, yang disebabkan oleh penurunan sistem kekebalan tubuh, dan lebih sering disebut sebagai penyakit autoimun. Pengobatan yang efektif untuk penyakit ini belum ditemukan. SLE tidak bersifat menular, namun mayoritas penderitanya adalah perempuan. Gejala yang umum ditemui terbagi menjadi gejala kulit, gejala sistemik, dan gejala laboratorium. Penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE) umumnya sangat peka terhadap paparan sinar matahari pagi yang mengandung sinar ultraviolet atau penggunaan lampu ultraviolet. Pada area tubuh yang terpapar sinar matahari, dapat muncul ruam kulit berbentuk lingkaran dan berwarna merah. Selain itu, penderita sering mengalami sariawan berulang atau kambuhan, yang terkadang dianggap remeh. Gejala sistemik biasanya akan muncul jika penderita tidak segera mendapatkan pengobatan yang tepat dan berlangsung dalam waktu lama. Gejala sistemik pertama yang terlihat umumnya berupa radang sendi yang berulang dan parah, yang sering kali salah diidentifikasi sebagai penyakit asam urat atau rematik. Penyakit ini dapat digambarkan sebagai gangguan autoimun yang bersifat sistemik dan kronik. Penyakit ini ditandai oleh pembentukan berbagai jenis antibodi yang membentuk kompleks imun, yang kemudian menyebabkan reaksi peradangan di seluruh tubuh. Dalam konteks autoimun, tubuh penderita lupus menghasilkan antibodi yang seharusnya melawan infeksi, tetapi justru menyerang organ tubuh sendiri, seperti ginjal, hati, sendi, sel darah, dan lainnya. Padahal, antibodi seharusnya ditujukan untuk melawan patogen eksternal.
Penyebab Penyakit Systemic Lupus Erithematosus (SLE)
Lupus, yang termasuk dalam kategori penyakit autoimun, terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh yang sehat. Namun, hingga saat ini, para ahli masih belum mengetahui dengan jelas apa yang menjadi penyebab pasti dari lupus.
1. Paparan cahaya matahari dapat menyebabkan luka pada kulit akibat lupus atau memicu reaksi internal pada individu yang rentan.
2. Infeksi dapat memicu munculnya lupus atau menyebabkan kekambuhan pada sebagian orang.
3. Beberapa jenis obat dapat memicu lupus, termasuk obat-obatan untuk tekanan darah tinggi, obat anti kejang, dan antibiotik.
Faktor Risiko Penyakit Systemic Lupus Erithematosus (SLE)
1. Faktor Hormonal dan Jenis Kelamin
Lupus dapat menyerang siapa saja, namun rentang usia 15 hingga 40 tahun adalah yang paling sering didiagnosis mengidap penyakit ini.
2. Jenis Kelamin
Wanita lebih sering menderita lupus dibandingkan pria.
3. Faktor Genetik
Gangguan ini cenderung lebih sering terjadi pada individu dengan kulit berwarna, terutama pada ras Asia, Afrika, dan Hispanik. Selain itu, faktor riwayat keluarga juga berperan, mereka yang memiliki anggota keluarga dekat, seperti orang tua atau saudara, yang menderita lupus, berisiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit ini.
4. Faktor Lingkungan
Paparan sinar matahari yang berlebihan pada tubuh dapat meningkatkan kemungkinan risiko terjadinya lupus. Selain itu, penggunaan obat-obatan tertentu, seperti hydralazine dan procainamide, juga diketahui dapat memicu timbulnya lupus.
Pengobatan Penyakit Systemic Lupus Erithematosus (SLE)
1. Penggunaan Obat
Hydroxychloroquine adalah obat yang digunakan untuk mengobati malaria serta mengatasi ruam dan gejala radang sendi pada lupus. Obat ini juga termasuk dalam kategori kortikosteroid dan imunosupresan, yang dirancang untuk menargetkan bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh guna mengontrol peradangan.
2. Perubahan Gaya Hidup
Sebagai kondisi jangka panjang dengan gejala yang bisa datang dan pergi, dokter juga akan menyarankan penderitanya untuk menerapkan pola hidup sehat demi menunjang keberhasilan pengobatan. Hindari atau berhenti merokok karena merokok dapat merusak berbagai organ tubuh dan memperburuk kondisi lupus. Batasi konsumsi alkohol, karena alkohol dapat mengurangi efektivitas obat-obatan tertentu dan memengaruhi kesehatan hati. Lakukan olahraga secara teratur, terutama olahraga ringan, untuk mendukung kesehatan jantung, paru-paru, tulang, dan persendian. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sangat penting, terutama bagi penderita lupus yang sering mengalami infeksi. Pada penderita lupus, sistem imun tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang tubuhnya sendiri, khususnya protein yang ada di dalam inti sel. Selain itu, SLE juga dapat dipicu oleh faktor lingkungan yang belum diketahui (mungkin termasuk virus) pada individu yang memiliki kombinasi gen tertentu dalam sistem imun mereka.
Referensi :
Christopher-Stine, L. 2016. Systemic Lupus Erythematosus. A.D.A.M. Medical Encyclopedia. Departement of Medicine, John Hopkins University, Baltimore.
Disease Education Sites. 2016. If You Suffer From Lupus Science Has Uncovered Real Hope so You Can Reclaim Your Health Now. Disease Education Article.
Rahman, Anisur and David A. Isenberg. 2018. Systemic Lupus Erythematosus. Review Article : Mechanism of Disease. The New England Journal of Medicine.
Matt. 2023. Systemic Lupus Erythematosus. A Patien’s Giude to Systemic Lupus Erythematosus.