Tuberkulosis (TB/TBC) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk batang, Mycobacterium tuberculosis (M.TB) penyakit TB sebagian besar mengenai parenkim paru (TB paru) namun bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk menginfeksi organ lain (TB ekstra paru) seperti pleura, kelenjar limfe, tulang, selaput otak dan organ ekstra paru lainnya.
Tahun 2022, terdeteksi 694.808 kasus TBC, keberhasilan pengobatan TBC 85?ri target 90 % pengobatan TBC harus berhasil.
Gejala TBC yaitu :
Penularan TBC :
Bakteri TB dapat menular melalui udara ketika percikan dahak orang dengan TB paru keluar saat batuk, bersin dan berbicara. Percikan-pericakan dahak tersebut yang mengandung bakteri dan dapat melayang-layang di udara sehingga terhirup orang lain.
Penderita TB Paru dengan hasil pemeriksaan BTA Positif, dapat menularkan kepada 10-15 orang per tahun di sekitarnya. Namun, jika orang yang terinfeksi mempunyai daya tahan tubuh yang baik, ia tidak akan langsung sakit TB. Sebanyak 5-10% orang yang tertular dapat menjadi sakit TB.
Faktor resiko terkena TBC : anak – anak, orang lanjut usia, penderita HIV / AIDS, perokok, konsumsi alkohol tinggi, penderita diabetes melitus, kontak erat dengan pasien TB dan petugas kesehatan.
Pencegahan penularan TBC dilakukan dengan cara :
Referensi :
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran TataLaksana Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2021). Apa Tujuan Memonitor Efek Samping Obat TBC?
Peraturan Kementerian Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis
https://pkmbangunjaya.tulungagung.go.id/berita_webdisplay.php?id=7
https://tbindonesia.or.id/pustaka_tbc/informasi-dasar-seputar-tbc/
Sumber gambar :
Freepik (Free vector human lungs with tuberculosis) https://www.freepik.com/free-vector/human-lungs-with-tuberculosis_20423896.htm#page=2&query=Tuberkulosis&position=0&from_view=search&track=sph&uuid=eb04d7bf-76e4-4530-bad0-b3c6d8ae4d32