Rabu, 03 Agustus 2022 14:19 WIB

HIV AIDS pada Bayi dan Anak

Responsive image
8959
DR.Dr. Novie Homenta Rampengan, SpA(K), DTM&H, MCT - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Infeksi HIV (Human immunodefisiency virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) pertama kali dilaporkan tahun 1981 pada orang dewasa dan anak tahun 1983.  Bila orang tanpa gejala di sebut terinfeksi HIV sedangkan bila sudah ada gejala di sebut AIDS. Manifestasi klinis pasien HIV berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan dengan faringitis, limfadenopati generalisata dan eritema sedangkan manifestasi klinis pasien AIDS berupa infeksi opportunistik yaitu Pneumocystis carinii, cryptosporidium, jamur candida, Cryptococcus, bakteri toxoplasma, mycobacterium, virus cytomegalovirus, tumor limfoma, sarcoma Kaposi, ensefalopati, karsinoma servikal dan wasting syndrome.

Cara penularan HIV yang paling penting pada anak adalah dari ibu kandung yang sudah mengidap HIV baik saat sebelum dan sesudah kehamilan. Penularan lain yang juga penting adalah dari transfuse produk darah yang tercemar HIV, kontak seksual dini pada perlakuan salah seksual atau perkosaan anak oleh penderita HIV, prostitusi anak. Masa inkubasi pada orang dewasa berkisar 3 bulan sampai terbentuknya antibody anti HIV. Manifestasi klinis infeksi HIV dapat singkat maupun bertahun-tahun kemudian. Khusus pada bayi di bawah usia 1 tahun, diketahui bahwa viermia sudah dapat dideteksi pada bulan-bulan awal kehidupan dan tetap terdeteksi hingga usia 1 tahun. Manifestasi klinis infeksi oportunistik sudah dapat dilihat ketika usia 2 bulan.

Tatalaksana pada penderita HIV atau yang terpapar HIV harus lengkap meliputi pemantauan tumbuh kembang, nutrisi, imunisasi, tatalaksana medikamentosa, tatalaksana psikologis dan penanganan sisi social yang akan berperan dalam keparahan program pemantauan dan terapi. Panduan imunisasi WHO berkenaan dengan anak pengidap HIV adalah selama asimptomatik, semua jenis vaksin dapat diberikan, termasuk vaksin hidup. Tetapi bila simptomatik, maka pemberian vaksin polio oral dan BCG sebaiknya dihindari.

 

Referensi:

Matondang CS, Kurniati N. HIV AIDS pada bayi dan anak. Editor: Akib AAP, Munazir Z, Kurniati N. Buku Ajar Alergi imunologi Anak Edisi kedua. IDAI; Jakarta 2010;378-414.

Sumber gambar: orami.co.id