Rabu, 03 Agustus 2022 12:06 WIB

Gangguan Ereksi pada Penyandang Kencing Manis

Responsive image
698
Dr.I Made Siswadi Semadi, M.Biomed, Sp.PD - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Gangguan atau disfungsi ereksi merupakan ketidakmampuan untuk mencapai dan atau mempertahankan ereksi yang cukup pada pria untuk mendapatkan kepuasan dalam hubungan seksual. Gangguan ereksi seringkali dialami oleh penyandang diabetes atau kencing manis yang sudah lama. Penyandang kencing manis memiliki risiko tiga kali lipat lebih besar dan akan mengalami gangguan ereksi 10-15 tahun lebih awal bila dibandingkan orang yang bukan penyandang kencing manis.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kejadian gangguan ereksi ini dialami oleh sekitar 20-85% penyandang kencing manis. Ini tentu angka yang cukup besar. Salah satu penelitian di Semarang menunjukkan bahwa kejadian gangguan ereksi dialami oleh 84,4% pria penyandang kencing manis. Sebagian besar dari mereka berusia lebih dari 46 tahun, mengalami stres akibat pekerjaan, memiliki aktivitas fisik yang rendah, mengalami kegemukan, merokok, menderita kencing manis lebih dari 5 tahun, dan menderita tekanan darah tinggi.

Namun sayangnya, tidak semua penyandang kencing manis yang mengalami gangguan ereksi memiliki keberanian untuk menyampaikan hal tersebut kepada dokter, sehingga seringkali permasalahan seksual ini tidak terdeteksi atau tidak diketahui oleh dokter dan akhirnya tidak mendapat perhatian dan penatalaksanaan yang memadai. Padahal bagi sebagian orang, gangguan ereksi akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup, kebahagiaan dan mempengaruhi keharmonisan dalam kehidupan berumah tangga. Penderita gangguan ereksi seringkali merasa cemas, putus asa, dan kurang harga diri.

Gangguan ereksi pada penyandang kencing manis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kerusakan saraf, gangguan pembuluh darah dan faktor psikologis. Semakin tinggi gula darah dan semakin buruk kendali gula darah maka akan semakin tinggi juga kemungkinan untuk seseorang menderita gangguan ereksi. Disamping itu, tekanan darah tinggi, kegemukan, dan gangguan kolesterol yang seringkali juga diderita oleh penyandang kencing manis akan memperburuk gangguan ereksi.

Gangguan ereksi pada penyandang kencing manis dapat didiagnosis dengan menilai 5 faktor, yaitu: fungsi ereksi, fungsi orgasme, nafsu seksual, kepuasan hubungan seksual, dan kepuasan umum. Faktor-faktor ini dinilai dengan menggunakan kuesioner International Index of Erectile Dysfunction 5 (IIEF-5). Biasanya dokter akan membantu untuk menegakkan diagnosis gangguan ereksi ini melalui beberapa pertanyaan atau pemeriksaan yang lebih teliti.

Penanggulangan gangguan ereksi pada penyandang kencing manis yang paling utama adalah pengendalian gula darah yang baik, yaitu meliputi pengaturan pola makan, olah raga secara teratur, penggunaan obat-obat antidiabetes sesuai anjuran dokter dan juga pemantauan gula darah secara rutin. Disamping itu, bila penderita gangguan ereksi memiliki kelebihan berat badan atau kegemukan, maka mereka harus menurunkan berat badannya hingga mencapai berat badan ideal. Bagi mereka yang merokok, maka menghentikan kebiasaan merokok adalah suatu keharusan, karena zat-zat yang terkandung dalam asap rokok juga dapat merusak pembuluh darah di kemaluan yang akan menyebabkan aliran darah ke kemaluan menjadi terganggu sehingga memperparah gangguan ereksi.

Beberapa obat juga bisa membantu menanggulangi gangguan ereksi pada penyandang kencing manis, antara lain obat golongan penghambat phosphodiesterase 5 atau beberapa obat yang disuntikan langsung ke kemaluan atau saluran kencing misalnya penghambat prostaglandin E1, papaverine dan phentolamine. Disamping itu terapi sulih hormon testosterone juga bisa digunakan pada penyandang diabetes yang mengalami penurunan kadar hormon testosterone di dalam tubuhnya. Namun tentu keseluruhan pengobatan gangguan ereksi pada penyandang kending manis harus di bawah pengawasan dokter yang berkompeten di bidangnya sehingga upaya menanggulangi masalah gangguan ereksi tersebut menjadi optimal.

 

 

 

Daftar Pustaka

Tridiantari DK, Saraswati LD, Udiyono A. Epidemiology of erectile dysfunction in men with diabetes mellitus: a study in a primary health care center in Indonesia. Med J Indones [Internet]. 2020Mar.26 [cited 2022Jan.31];29(1):82-7. Available from: https://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/view/2070

Maiorino MI, Bellastella G, Esposito K. Diabetes and sexual dysfunction: current perspectives. Diabetes Metab Syndr Obes. 2014;7:95-105. Published 2014 Mar 6. doi:10.2147/DMSO.S36455

Anwar Z, Sinha V, Mitra S, et al. Erectile Dysfunction: An Underestimated Presentation in Patients with Diabetes Mellitus. Indian J Psychol Med. 2017;39(5):600-604. doi:10.4103/0253-7176.217015