Selasa, 02 Agustus 2022 10:56 WIB

Pulse Oximetry dan Kegunaannya

Responsive image
34701
Dr. Cynthia Dewi Sinardja, Sp.An, MARS, FIC / dr. - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah

Apa itu pulse oximetry?

Pulse oximetry adalah alat untuk mengukur kadar oksigen (saturasi oksigen) di dalam darah. Alat ini dapat menggambarkan seberapa baik oksigen dikirim ke bagian tubuh yang terjauh dari jantung seseorang. Oksigen dibawa ke seluruh tubuh menempel pada hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah. Oksigen dibutuhkan untuk menghasilkan energi dari hasil metabolisme di tingkat sel dan berfungsi mempertahankan fungsi normal tubuh.

 

Apa kegunaan pulse oximetry?

Pulse oximetry telah menjadi alat penting dalam praktik gawat darurat saat ini. Deteksi hipoksia dengan indikator klinis saja tidak dapat diandalkan, sedangkan dengan pulse oximetry dapat menilai saturasi oksigen secara real-time dari waktu ke waktu dan mengevaluasi intervensi serta perkembangan proses penyakit. Alat ini bersifat non-invasif, tersedia secara luas, dan mudah digunakan. Penggunaannya saat ini adalah sebagai monitor standar untuk semua kasus anestesi, digunakan di unit gawat darurat, bangsal rumah sakit, dan ambulans untuk menilai oksigenasi darah pada pasien dengan kesulitan pernapasan. Informasi ini membantu penyedia layanan kesehatan untuk memutuskan apakah seseorang membutuhkan tambahan oksigen atau tidak.

Saturasi oksigen normal antara 95-100%. Nilai saturasi oksigen ini penting untuk dipantau karena dapat memberikan gambaran proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh. Nilai saturasi oksigen dibawah 85% menandakan jaringan tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, sedangkan saturasi oksigen kurang dari 70% dapat membahayakan jiwa pasien dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan intervensi sesuai dengan kebutuhan pasien.

`

Bagaimana cara kerja pulse oximetry?

Dalam pengukurannya, pulse oximetry menggunakan perangkat seperti klip yang disebut probe ditempatkan pada bagian tubuh, seperti jari atau cuping telinga. Pengukuran saturasi oksigen dilakukan dengan menyorotkan cahaya merah dan inframerah (near infrared) pada panjang gelombang tertentu (masing-masing 660 nm dan 940 nm) melalui jaringan (paling sering di dasar kuku). Kedua panjang gelombang ini menembus jaringan dengan baik sedangkan cahaya biru, hijau, kuning, dan inframerah jauh diserap secara signifikan oleh jaringan non vaskular dan air. Prinsip kerja pulse oximetry didasarkan pada adanya perbedaan penyerapan panjang gelombang cahaya oleh hemoglobin (terdeoksigenasi dan teroksigenasi) sebagai pembawa oksigen. Kemudian, perbedaan ini akan diproses melalui algoritme di dalam alat untuk menampilkan nilai saturasi oksigen seseorang. Kemampuan pulse oximetry untuk mendeteksi saturasi oksigen berdasarkan pada aliran darah arteri. Hal ini karena jumlah cahaya merah dan near-infrared yang diserap berfluktuasi sesuai dengan siklus jantung.

 

Hal apa saja yang mempengaruhi hasil pembacaan pulse oximetry?

Pulse oximetry dikalibrasi dengan rentang saturasi dari 70% hingga 100% dan akurasi 2%-4%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pembacaan yang lebih rendah dari 70%, mungkin tidak akurat dibandingkan dengan standar baku emas, yaitu pengukuran invasif melalui gas darah.

Hasil pembacaan dari pulse oximetry bergantung pada penyerapan cahaya melalui jaringan dengan darah yang berdenyut. Oleh karena itu faktor-faktor yang mengganggu parameter tersebut dapat mengganggu hasil pembacaan. Salah satu contoh umum dari faktor pengganggu adalah cat kuku.

Pembuluh darah yang berdenyut adalah prasyarat lain untuk pembacaan yang akurat. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang terbaik, aliran darah ke tangan dan jari pasien yang memakai probe harus baik. Oleh karena itu, bacaan terbaik dicapai ketika tangan pasien berada dalam kondisi hangat, santai, dan posisinya lebih rendah dari jantung.

 

 

 

Sumber:

American Thoracic Society. (2011). Pulse Oximetry. [Internet]. Cited: July 25th 2021. Available from: https://www.thoracic.org/patients/patient-resources/resources/pulse-oximetry.pdf

Chan, E. D., Chan, M. M., & Chan, M. M. (2013). Pulse oximetry: understanding its basic principles facilitates appreciation of its limitations. Respiratory medicine107(6), 789-799.

Sinex, J. E. (1999). Pulse oximetry: principles and limitations. The American journal of emergency medicine17(1), 59-66.

StatPearls. Pulse Oximetry. (2021). [Internet]. Cited: July 25th 2021. Available from: https://www.statpearls.com/ArticleLibrary/viewarticle/28070