Kamis, 23 Juni 2022 15:22 WIB

Mengenal Takikardi

Responsive image
26314
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tim Promkes RSST - Takikardia atau takikardi merupakan kondisi denyut jantung di atas normal. Pada manusia normal, jantung berdenyut dengan teratur sebanyak 60-100 kali per menit. Takikardi terjadi bila jantung berdenyut lebih dari 100 kali per menit, baik itu denyut secara teratur atau tidak teratur. Bila denyut jantung terlalu cepat, jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Selain itu, otot jantung juga akan bekerja lebih keras sehingga membutuhkan lebih banyak oksigen. Oleh karena itu, sering timbul keluhan mengancam nyawa bila denyut jantung terlalu tinggi. Takikardia terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu takikardia sinus dan aritmia. Takikardia sinus dapat terjadi ketika seseorang sedang berolahraga. Kondisi ini juga bisa terjadi sebagai respons tubuh terhadap stres, trauma, atau penyakit. Sedangkan aritmia terjadi akibat gangguan pada serambi atau bilik jantung sehingga detak jantung menjadi lebih cepat. Takikardia umumnya tidak menimbulkan gejala atau komplikasi. Namun, kondisi ini dapat mengganggu fungsi jantung jika dibiarkan tanpa penanganan. Akibatnya, penderita bisa mengalami gagal jantung, stroke, serangan jantung mendadak, bahkan kematian.

Gejala Takikardia

Detak jantung yang terlalu cepat dapat menyebabkan aliran darah yang masuk ke jantung berkurang. Kondisi ini membuat jantung tidak memiliki cukup darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, organ dan jaringan yang tidak dialiri darah kekurangan oksigen.

Beberapa gejala takikardia adalah :

·         Jantung berdebar

·         Nyeri dada (angina)

·         Lelah atau lemah

·         Cemas

·         Keringat dingin

·         Sesak napas

·         Pusing

·         Pingsan

Pada beberapa kasus, takikardia juga dapat terjadi tanpa disertai gejala.

Penyebab Takikardia

Detak jantung manusia diatur oleh nodus sinoatrial, yaitu pacu jantung alami yang terletak di serambi kanan jantung. Nodus tersebut menghasilkan sinyal elektrik yang memicu detak jantung. Takikardia terjadi ketika sinyal elektrik yang mengatur detak jantung tersebut terganggu. Berdasarkan penyebab dan bagian jantung yang mengalami gangguan, takikardia terbagi dalam 2 (dua) jenis. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing jenis beserta penyebabnya :

Takikardia Sinus                                    

Takikardia sinus terjadi ketika nodus sinoatrial menghasilkan terlalu banyak sinyal elektrik, hingga lebih dari 100 kali per menit. Akibatnya, jantung berdetak lebih cepat, tetapi tetap beraturan. Takikardia sinus dapat disebabkan oleh beragam kondisi berikut ini :

·         Olahraga berat

·         Efek konsumsi kafein yang berlebihan

·         Nyeri

·         Infeksi

·         Cemas atau takut

·         Stres

·         Dehidrasi

·         Hipoglikemia

·         Efek samping obat-obatan

·         Demam

·         Anemia

·         Hipoksia

·         Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme

·         Emboli paru

·         Perdarahan berat

Faktor Risiko Takikardia

Walau dapat dialami oleh siapa saja, takikardia lebih berisiko terjadi pada orang yang anggota keluarganya menderita aritmia. Selain itu, takikardia atau aritmia lebih sering terjadi pada orang dengan faktor berikut :

·         Berusia lanjut

·         Memiliki penyakit endokrin, seperti diabetes atau penyakit tiroid, yang tidak terkontrol

·         Memiliki hipertensi yang tidak terkontrol

·         Mengalami infeksi bakteri atau virus yang berat

·         Mengalami atau memiliki riwayat hipertensi pulmonal

·         Mengonsumsi alkohol secara berlebihan

·         Menggunakan NAPZA

·         Tidak cukup mengonsumsi kalsium, magnesium, atau kalium

Takikardia supraventrikuler lebih sering dialami oleh wanita dan anak-anak, serta orang yang memiliki kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan.

Pencegahan Takikardia

Pada dasarnya, takikardia dapat dicegah dengan menjaga kesehatan jantung dan menghindari risiko terjadinya penyakit jantung. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

·         Berhenti merokok

·         Menghindari konsumsi minuman beralkohol atau berkafein secara berlebihan

·         Mempertahankan berat badan ideal

·         Menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol agar tetap normal

·         Berolahraga secara rutin

·         Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang

·         Menghindari penyalahgunaan NAPZA

·         Berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obat bebas dan pastikan untuk selalu mematuhi petunjuk pemakaian

·         Menghindari stres

·         Beristirahat yang cukup

·         Melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter secara berkala

 

 

Referensi               :

1.      Muhammad Asbir, dkk. 2016. Pengetahuan Perawat tentang Aritmia dan Tackykardi pada Pasien Infark Miokard Akut di Ruang ICU/ICCU RSUD Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmu Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya.

2.      Kotadia, I., Williams, S., & O'Neill, M. 2020. Supraventricular Tachycardia : An Overview of Diagnosis and Management. Clinical Medicine (London, England), 20(1), pp. 43-47.

3.      Ruzieh, M. et al. 2018. Challenges in Treatment of Inappropriate Sinus Tachycardia. Current Cardiology Reviews, 14(1), pp. 42-44.

4.      American Heart Association. 2016. Tachycardia : Fast Heart Rate.

5.      Mayo Clinic. 2021. Diseases & Conditions. Tachycardia.

6.      Compton, S. Medscape. 2017. Ventricular Tachycardia.

7.      Fogoros, R. Verywell Health. 2021. Overview of Tachycardias and Fast Heart Rhythms.

WebMD. 2019. Tachycardia: Causes, Types, and Symptoms.