Rabu, 22 Juni 2022 23:34 WIB

Pengukuran nyeri anak usia Toddler

Responsive image
17398
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Nyeri adalah fenomena multidimensional sehingga sulit untuk didefinisikan, pengalaman personal dan subjektif, dan tidak ada dua individu yang merasakan nyeri dalam pola yang sama. Nyeri merupakan suatu perasaan atau pengalaman yang tidak nyaman baik secara sensori maupun emosional yang dapat ditandai dengan kerusakan jaringan ataupun tidak (Association for the study of pain). Sumber nyeri saat hospitalisasi meliputi prosedur tindakan medis, tindakan keperawatan, dan prosedur diagnostic. Prosedur medik yang berulang akan menimbulkan nyeri yang berulang pada anak. Selama memberikan pelayanan medis sehari-hari di rumah sakit, tenaga kesehatan tidak terlepas dengan keharusan untuk melakukan tindakan invasive.

Potter dan Perry (2005) menyebutkan bahwa nyeri seringkali merupakan tanda yang menyatakan ada sesuatu yang secara fisiologis terganggu yang menyebabkan seseorang meminta pertolongan, dan usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pengalaman nyeri sehingga juga dapat mempengaruhi anak dalam bereaksi terhadap nyeri. Secara kognitif, anak-anak tidak mampu mengasosiasikan nyeri sebagai pengalaman yang dapat terjadi di berbagai situasi. Aktivitas perilaku anak selama prosedur tindakan pemasangan infus menunjukkan bahwa anak mengalami nyeri terutama untuk kelompok usia 1-5 tahun (anak usia toddler dan prasekolah). Hal ini dikarenakan anak usia toddler dan prasekolah belum mampu mentolerir rasa nyeri yang dirasakannya.

Bayi tidak dapat berkomunikasi melalui verbal secara menyeluruh, walaupun tingkah laku mereka menampilkan ekspresi wajah nyeri seperti menangis, wajah meringis, mata menyipit, dagu bergetar. Sedangkan pada anak todller dan pra sekolah kurang dalam kemampuan kognitif untuk menggunakan alat skor nyeri standar orang dewasa.Pengkajian nyeri pada anak perlu dilakukan untuk menilai tingkat nyeri anak untuk penentuan intervensi/tindakan yang akan dilakukan.

Respon anak usia toddler dan prasekolah terhadap nyeri adalah menangis, peningkatan tekanan darah; pernapasan; nadi (respon fisiologis), dan anak cenderung melindungi bagian yang terasa nyeri. Anak usia toddler terus bereaksi dengan kemarahan emosional yang kuat dan resistensi fisik terhadap pengalaman nyeri baik yang actual maupun yang dirasakan. Anak usia toddler dapat bereaksi terhadap prosedur yang tidak menimbulkan nyeri sama kerasnya dengan prosedur yang menyakitkan. Anak usia toddler cenderung lebih gelisah dan sangat aktif pada saat nyeri. Respon ini sering tidak diketahui sebagai akibat dari nyeri.

Face, Legs, Activity, Cry and Consolability (FLACC) scala adalah intrumen pengkajian nyeri yang baik digunakan pada anak usia 2-7 tahun. Skala ini terdiri dari 5 penilaian dengan skor total 0 (tidak nyeri) dan 10 (nyeri hebat). Hsil skor perilakunya adalah 0 (rileks dan nyaman), 1-3 (nyeri ringan/ketidaknyamanan ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-10 nyeri hebat/ketidaknyamanan berat.

FLACC Pain Assesment Tool:

No

Kategori

Skor 0

Skor 1

Skor 2

Total Skor

1

Face (Wajah)

Tidak ada ekspresi khusus, senyum

Terkadang meringis/menarik diri

Sering menggertakan dagu dan mengatupkan rahang

2

Legs (Kaki)

Normal, rileks

Gelisah, tegang

Menendang, kaki tertekuk, melengkungkan punggung

3

Activity (Aktivitas)

Berbaring tenang, posisi normal, mudah bergerak

Menggeliat, tidak bisa diam, kaku mengerang

Kaku atau menghentak

4

Cry (Menangis)

Tidak menangis

Merintih, merengek, kadang-kadang mengeluh

Terus menangis, berteriak, sering mengeluh

5

Consolability (Konsolabilitas)

Rileks

Dapat ditenangkan dengan sentuhan, pelukan, bujukan, dapat dialihkan

Sulit dibujuk

 

Penilaian Skor Perilaku Skala Nyeri FLACC

0      = Santai dan nyaman
1-3   = Ketidaknyamanan ringan
4-6   = Nyeri sedang
7-10 = Ketidaknyamanan/nyeri parah

 

Referensi:

·         Potter, A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, dan praktik (edisi 4). Jakarta: EGC

·         Azari, M., Safri, & Woferst, R. (2015). Gambaran skala nyeri pada anak dengan menggunakan skala nyeri FLACC scale saat tindakan invasif. JOM, 2(2), 1–31.

·         Mertajaya,  i made. (2018). Analisis intervensi teknik distraksi menonton kartun edukasi terhadapa skala nyeri pada anak usia toddler saat pengambilan darah intravena di ruang cempaka anak rumah sakit PELNI Jakarta. Jurnal JKFT:Universitas Muhammadiyah Tangerang, 3, 46–58.

·         Sembiring, S. U., Novayelinda, R., & Nauli, F. A. (2015). Perbandingan respon nyeri ana usia toddler dan prasekolah yang dilaukan prosedur invasif. JOM, 2(2).