Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri pada neonatusdidefisinikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan atau potensial akan menyebabkan kerusakan jaringan. Manajemen nyeri merupakan salah satu komponen dari asuhan perkembangan pada bayi.
Salah satu upaya untuk meminimalkan rasa nyeri pada bayi yang dapat dilakukan oleh perawat adalah dengan manajemen nyeri non farmakologi yaitu dengan:
· pemberian sukrose,
· penghisapan non nutrisi dengan menggunakan pacifier (empeng),
· menyusui,
· skin to skin contact dan
· stimulasi multisensori dengan pelukan atau pengaturan posisi.
Terapi non-farmakologis lainnya untuk neonatus adalah pemberian bedung. Suatu studi menyebutkan bahwa membedong bayi dengan selimut maupun kain dapat memberikan kenyamanan dan mengurangi nyeri pada neonatus. Penelitian lainnya juga mengungkapkan hal yang sama yaitu bedung juga dapat memberikan efek penghilang rasa sakit pada neonatus.
Nyeri pada neonatus masih menjadi masalah karena neonatus tidak dapat memberitahukan rasa nyeri yang dirasakannya kepada perawat, selain itu juga karena perawat kesulitan mengenali tangisan dan mimik wajah bayi yang sedang merasakan nyeri. Paparan nyeri merupakan suatu stimulus yang dapat merusak perkembangan otak bayi dan berkontribusi terhadap gangguan belajar dan perilaku di masa anak-anak. Pengkajian dan penatalaksanaan nyeri pada neonatus yang dirawat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup neonatus dimasa yang akan datang.
Beberapa skala nyeri untuk neonatus yang dapat digunakan adalah :
· NIPS (neonatal infant pain scale),
· PIPP (premature infant pain profile),
· CRIES (crying, requires increased oxygen administration, increased vital signs, expression; sleeplessness),
· N-PASS (neonatal pain, agitation and sedation scale).
Pengkajian nyeri pada neonatus harus dilakukan guna pelaksanaan intervensi yang dapat meringankan atau menghilangkan nyeri neonatus. Salah satu pengkajian nyeri pada pasien neonatus yang digunakan di rumah sakit adalah metode NIPS (Neonatal-Infant Pain Scale).
Pengkajian Nyeri Pasien Neonatus dengan Neonatal Infant Pain Scale
Parameter NIPS
Skor 0
Skor 1
Skor 2
Ekspresi wajah
Wajah tenang, ekspresi netral
Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang tegang (ekspresi wajah negatif-hidung, mulut dan alis)
-
Menangis
Tenang tidak menangis
Merengek ringan, kadang-kadang
Berteriak kencang, menarik, melengking terus-terusan. (Catatan: menangis lirih mungkin dinilai jika bayi diintubasi yang dibuktikan melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas).
Pola pernapasan
Pola pernapasan bayi normal
Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, tersedak, napas tertahan.
-
Lengan
Tidak ada kekuatan otot, gerakan tangan acak sekali-sekali
Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstensi, cepat ekstensi, fleksi
-
Kaki
Tidak ada kekuatan otot, gerakan kaki acak sekali-sekali
Tegang, kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi, ekstensi cepat, fleksi
-
Kesadaran
Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga
Terjaga, gelisah, dan meronta-ronta
-
Keterangan skala nyeri dan intervensi:
Referensi:
Neonatus, P., Rumah, D., Umum, S., Zainoel, D., Abidin, R. Z., & Aceh, B. (2021). Efektivitas terapi non-farmakologis terhadap nyeri tindakan invasif pada neonatus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin. Journal of Medical Science, 2(1), 44–53.
Trihastutik, T., Berliana, I., Krisnana, I., Kurnia, I. D., & Arifin, H. (2019). Perilaku perawat dalam manajemen nyeri non farmakologi pada neonatus pendekatan theory of planned behavior (TPB). PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL, 5(1). Retrieved from https://e-journal.unair.ac.id/PMNJ/ Original