Rabu, 22 Juni 2022 23:24 WIB

Sindroma Down dan Penyakit Jantung

Responsive image
4408
dr. Irvan Rahmt Amanu - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Tanggal 21 Maret diperingati sebagai hari Sindrom Down Seduna, Karena tanggal tersebut merepresentasikan trisomi yang ada pada kromosom ke 21 dalam tubuh seorang anak dengan Sindrom Down. Sindrom Down adalah kondisi genetik yang unik dimana bayi terlahir dengan extra kromosom sehingga memiliki proses intelektual yang berbeda.(1)

Sindrom ini dialami 12 dari 10.000 orang di Indonesia dan sejumlah besar pasien menghadapi berbagai masalah kesehatan tambahan, termasuk kelainan jantung bawaan yang dapat mengganggu kesehatan dan tumbuh kembang(2)

Beberapa ciri fisik umum dari sindrom Down meliputi: Wajah datar, terutama batang hidung, Mata berbentuk almond yang miring ke atas, Leher pendek, Telinga kecil, Lidah yang cenderung menjulur keluar dari mulut, Bintik-bintik putih kecil di mulut.

Penyakit jantung bawaan atau kelainan anatomi jantung dapat dimiliki oleh sindroma down. Penyakit Jantung Bawaan yang data dimiliki pasien sindrom down, dapat bervariasi mulai dari Penyakit Jantung Bawaan Biru seperti defek septum atrioventrikular/Atrioventricullar Septal Defect (AVSD) (juga disebut defek kanal atrioventrikular), diikuti oleh defek septum atrium/Atrial Septal Defect (ASD), defek septum ventrikel/Ventricullar Setal Defect (VSD), hingga Penyakit Jantung Bawaan Biru seperti Tetralogy of Fallot (TOF). Walaupun penderita sindrom down lahir tanpa Penyakit Jantung Bawaan,mereka tetap dapat mengalami kelainan anatomi jantung. Apabila kelainan-kelainan tersebut tidak di tatalaksana dengan adekuat,maka dapat menimbulkan komplikasi kardiovaskular seperti hipertensi pulmonal dan gangguan irama jantung(3,4) penapisan dan deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

 

Daftar Pustaka

1.        Kazemi M, Salehi M, Kheirollahi M. Down syndrome: Current status, challenges and future perspectives. Int J Mol Cell Med. 2016;5(3):125–33.

2.        RI KK. Situasi Penyandang Diss ediit. Bul Situasi Penyandang Disabil. 2012;19–24.

3.        Fitzpatrick V, Rivelli A, Bria K, Chicoine B. Heart Disease in Adults with down Syndrome between 1996 and 2016. J Am Board Fam Med. 2020;33(6):923–31.

4.        Versacci P, Di Carlo D, Digilio MC, Marino B. Cardiovascular disease in Down syndrome. Curr Opin Pediatr. 2018;30(5):616–22.