Kesehatan gigi dan mulut bukanlah sesuatu yang bisa kita sepelekan dengan mudah. Terlebih, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan tahun 2018, sekitar 57.6% penduduk Indonesia mengakui memiliki masalah gigi dan mulut. Padahal, perawatan kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk kesehatan tubuh kita, termasuk salah satunya untuk organ jantung. Berbagai studi menunjukan bahwa kesehatan gigi dan mulut yang buruk meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
Dasar utama hubungan keduanya bisa ditemukan berdasarkan penyebabnya. Saat seseorang mengalami gigi berlubang, hal ini perlahan dapat menyebabkan infeksi dan/atau peradangan pada area gusi sekitarnya, dimana menjadi tempat tumbuhnya bakteri-bakteri jahat. Jika tidak segera ditangani, proses infeksi ini akan menyebabkan kerusakan terus-menerus, bahkan bakteri bisa masuk ke dalam aliran darah. Pembuluh darah gusi mampu mengalirkan bakteri ke anggota tubuh lainnya, termasuk jantung. Di sisi lain, komponen-komponen peradangan lokal juga dapat terbawa aliran darah tubuh serta memicu reaksi penyempitan pembuluh darah hingga pengumpalan. Hal ini berisiko menimbulkan sumbatan seperti stroke ataupun serangan jantung bagi mereka yang berisiko.
Risiko ini dilaporkan meningkat, terutama bagi mereka penderita jantung yang memiliki salah satu kelainan berikut, yaitu:
Oleh sebab itu, menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah hal yang penting bagi kita semua. Rajin menggosok gigi serta memeriksakan kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi secara rutin dan teratur adalah rekomendasi utama untuk kesehatan gigi dan mulut yang baik. Disamping itu, untuk mengurangi risiko penyakit jantung, penting untuk diperhatikan juga agar menjalani gaya hidup sehat dengan rutin berolahraga, menjaga berat badan, menghindari rokok, serta rutin memeriksakan diri ke dokter.
Jika Anda memiliki kondisi-kondisi yang berisiko, baik itu masalah gigi dan mulut ataupun penyakit jantung seperti daftar di atas, jangan ragu untuk mengonsultasikan hal-hal tersebut dengan dokter Anda.
Referensi:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan. Hasil Utama RISKESDAS 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2018.