Nyeri… Apakah nyeri itu?
Nyeri adalah sensasi tidak menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami cedera atau kerusakan pada tubuh kita. Nyeri dapat terasa sakit, panas, gemetar, kesemutan seperti terbakar, tertusuk, atau ditikam. Definisi Nyeri adalah suatu kondisi dimana seseorang merasakan perasaan yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan yang telah rusak atau yang berpotensi untuk rusak. Sedangkan definisi saraf adalah serat serat yang menghubungkan organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
Nyeri berhubungan dengan banyak penyakit. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan rasa nyeri di persarafan, seperti infeksi HIV, herpes, cedera, kanker, diabetes, penyakit autoimun,penekanan akar saraf di tulang belakang, diabetes, kekurangan vitamin B6, B12, dsb.
Metode teknik pengurangan nyeri pada dasarnya dikategorikan menjadi dua yaitu farmakologi dan nonfarmakologi. Farmakologi termasuk program terapi obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri, sedangkan nonfarmakologi meliputi bimbingan atisipasi, relaksasi, distraksi, biofeedback, hypnosis diri, menguransi persepsi nyeri, stimulasi kutaneus. Sekarang telah banyak dikembangkan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi intensitas nyeri seperti teknik relaksasi. Teknik relaksasi bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan rileks pada pasien, dapat mengurangi intensitas nyeri, serta dapat dan meningkatkan ventilasi paru serta meningkatkan oksigen darah.
Terapi non farmakologi yang sering digunakan yaitu hipnotis, distraksi dan teknik relaksasi nafas dalam. Terapi relaksasi merupakan suatu teknik yang berkaitan dengan tingkah laku manusia dan efektif dalam mengatasi nyeri akut terutama rasa nyeri akibat prosedur diagnostik dan pembedahan. Biasanya membutuhkan waktu 5-10 menit pelatihan sebelum pasien dapt meminimalkan nyeri secara efektif. Dimana tujuan pokok dari relaksasi adalah membantu pasien menjadi rileks dan memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Periode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri dan yang meningkatkan nyeri. Manajemen nyeri non farmakologi yang sering digunakan yaitu teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi nafas dalam merupakan teknik untuk mengurangi ketegangan nyeri dengan merelaksasikan otot.
Langkah-langkah teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :
1. Atur posisi yang nyaman dan lingkungan yang tenang,
2. Usahakan rileks dan tenang, menarik nafas dalam memalui hidung dengan hitungan 1,2,3 kemudian tahan sekitar 5-10 detik,
3. Hembuskan nafas melalui mulut secara perlahan-lahan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut. sedangkan latihan nafas dalam adalah bernafas dengan perlahan dan menggunakan diafragma, sehingga memungkinkan abdomen terangkat perlahan dan dada mengembang penuh.
Berdasarkan penelitian Widieati tahun 2015 teknik relaksasi nafas dalam sangat efektif untuk menurunkan intensitas nyeri. Penurunan intensitas nyeri pada responden dikarenanakn peningkatan fokus terhadap nyeri yang beralih pada relaksasi nafas, sehingga suplai oksigen dalam jaringan akan meningkat dan otak bisa berelaksasi. Otak yang berelaksasi akan merangsang tubuh untuk menghasilkan hormon endorpin yang menghambat transmisi inpuls nyeri ke otak yang dapat menurunkan sensasi nyeri sehingga menyebabkan intensitas nyeri yang dialami responden berkurang.
Pengaruh teknik relaksasi napas dalam yang di tambahkan dengan penambahan unsur keyakinan dalam bentuk kata-kata terhadap skala nyeri pada pasien post operasi apendiksitis di RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou dan RS Tk. III R.W. Mongonsidi Teling Manado yang hasilnya didapatkan teknik relaksasi ini dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi appendiks.
Berdasarkan studi tentang teknik relaksasi napas dalam dapat disimpulkan teknik ini dapat digunakan untuk pasien anak dengan gangguan nyeri. Hasilnya akan lebih baik bila di tambahkan dengan memberikan kata-kata yang menyakinkan atau memberikan sugesti positif kepada anak.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
DAFTAR REFERENSI
Hastomo, M. T., & Suryadi, B. (2018). Teknik relaksasi nafas dalam terhadap skala nyeri pada saat pemasangan infus di instalasi gawat darurat. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 8(2), 436–442.
Rasubala, G. F., & Kumaat, L. T. (2017). Pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap skala nyeri pada pasien post operasi di RSUP Prof. DR. R.D. Kandou dan RS TK.III R.W. Monginsidi Teling Manado. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 5(1), 1–10.
Smeltzer, C. S., & Bare, B. G. (2010).Buku Ajar Keperawatan Medikal BedahBrunner & Suddart. Jakarta: EGC
Utami, S. (2016). Efektifitas relaksasi napas dalam dan distraksi dengan latihan 5 jari terhadap nyeri post laparatomi. Jurnal Keperawatan Jiwa, 4(1), 61–73.
Widieati, W. (2015). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu postseksio sesarea di rumah sakit unipdu medika Jombang. Jurnal Edu Health, 2
DOC, PROMKES, RSMH