Rabu, 22 Juni 2022 11:38 WIB

Berbahayakah Placebo Effect bagi Pasien?

Responsive image
21335
Lili Safitri, S.Kep.,Ners, - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pernahkah mendengar istilah Placebo? Pengertian placebo dalam bahasa latin adalah menyenangkan. Placebo adalah istilah medis yang digunakan untuk terapi dan perawatan dalam bentuk obat-obatan atau prosedur tindakan medis yang tidak memiliki efek samping atau bukti kegunaan bagi kesembuhan pasien. Placebo sering disebut sebagai obat kosong. Obat ini tidak mengandung bahan aktif yang bisa berpengaruh pada kesehatan. Placebo bisa dalam bentuk tablet, kapsul atau cairan injeksi. Akan tetapi kandungannya hanya berupa tepung gula atau larutan garam, bahkan hanya berisi air putih.

            Placebo terbukti memiliki efek pada berbagai macam penyakit diantaranya alergi, asma, diabetes, ulkus, insomnia dan lain-lain. Efek placebo paling banyak diteliti  pada kasus-kasus yang berhubungan dengan nyeri (Jane Ogden, 2012). Sekitar 21-40 % peserta penelitian klinis obat-obatan juga mengalami efek placebo. Efek ini digambarkan dengan adanya perubahan detak jantung, tekanan darah, kondisi psikologis, intensitas nyeri, bahkan aktivitas otak.

Faktor-faktor yang berperan pada efek placebo diantaranya, adalah:

1.      Reaksi hormon

Ketika mengkonsumsi obat placebo, otak menganggap obat tersebut bekerja mengatasi keluhan. Inilah yang menyebabkan adanya perubahan pada rasa sakit atau nyeri dan merasa tenang. Placebo dapat merangsang otak untuk memproduksi endorphin, dopamine, oksitosin dan serotonin yang dapat memberikan efek untuk mengurangi nyeri dan perasaan tenang.

2.      Keluhan yang sembuh

Rasa sakit yang muncul dan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Efek tersebut bisa muncul saat bersamaan ketika diberikan placebo sehingga menganggap placebo yang diberikan dapat menyembuhkan gejala yang muncul.

 

 

 

3.      Kepercayaan

Agar placebo memiliki efek. Pasien harus percaya bahwa intervensi yang diberikan efektif. Kepercayaan pada tenaga kesehatan yang memakai baju putih akan menyembuhkan penyakit atau jika  di Rumah Sakit mereka merasa lebih baik.

4.      Jenis placebo

Umumnya, pasien yang menerima placebo dalam bentuk suntik, akan mengalami placebo effect yang lebih kuat daripada orang yang minum pil atau kapsul placebo. Ini kemungkinan berkaitan dengan persepsi seseorang yang menganggap bahwa obat suntikan dapat bekerja lebih baik dan cepat dibandingkan obat minum.

5.      Hubungan tenaga medis dan pasien

Nada suara, pemilihan kata, bahasa tubuh, dan kontak mata dengan dokter dapat membuat seseorang percaya dan yakin akan khasiat obat placebo yang dikonsumsinya. Pada kasus tertentu, placebo juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bentuk terapi untuk meringankan gejala yang dikeluhkan pasien.

6.      Pengenalan penyakit

Agar placebo memiliki efek, pasien juga harus percaya pada penyebab penyakit mereka. Misalnya, percaya bahwa penyakit mereka memiliki penyebab medis (ex. Diabetes melitus) maka placebo bentuk tablet/pil lebih efektif. Akan tetapi jika percaya bahwa penyakit mereka disebabkan karena gaya hidup maka placebo dalam bentuk tablet/pil mungkin tidak efektif.

7.      Perilaku yang berhubungan dengan kesehatan

Jika pasien sudah percaya dan sadar akan kesehatan maka akan lebih mungkin bagi mereka untuk mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Seperti tidak merokok, tidak minum alkohol dan berolahraga. Termasuk dengan minum obat yang dipercaya juga sebagai salah satu perilaku yang berhubungan dengan kesehatan.

8.      Kontrol stress

Placebo juga memiliki keterlibatan dengan respon stress. Baik secara langsung (perubahan fisik) ataupun tidak langsung (perubahan psikologis). Placebo dapat berfungsi dengan mengurangi stress karena penyakit yang dirasakan. Dengan cara percaya bahwa mereka memiliki kontrol atas penyakit mereka.

 

Beberapa riset menunjukkan bahwa efek placebo bahkan bisa hampir sama dengan efek obat asli dalam meredakan nyeri, mengurangi rasa cemas, meringankan depresi, serta mengatasi gejala gangguan psikosomatis. Placebo memang bisa membuat merasa sehat, akan tetapi placebo bukanlah obat sehingga perlu pemeriksaan atau terapi lebih lanjut jika diperlukan.

 

Sumber

Ben Colagiuri, et al (2017). The placebo effect: from concepts to genes. NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5367890/ diakses pada 28 Oktober 2021

Colloca, L. (2018). The Fascinating Mechanisms and Implications of the Placebo Effect. International Review of Neurobiology, doi: 10.1016/S0074-7742(18)30027-8. Diakses pada 28 oktober 2021

Jane Ogden. 2012. Health Psychology. Fifth Edition.

 

Doc, PROMKES, RSMH