Senin, 25 Juli 2022 12:46 WIB

Menopause

Responsive image
28732
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Masalah kesehatan reproduksi tidak hanya menyangkut kehamilan dan persalinan, namun lebih luas lagi yaitu menarche sampai menopause. Sebagian besar wanita merasa gelisah saat menghadapi masa-masa menopause, sehingga banyak masalah yang sederhana menjadi hal yang begitu besar dan bahkan bisa membuat putus asa seorang wanita saat menghadapi menopause. Menopause merupakan suatu istilah yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat, berasal dari bahasa yunani yang berarti berhenti haid (apause in the menses). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami, yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Seorang wanita dikatakan sudah menopause bila tidak mengalami menstruasi lagi, minimal 12 bulan.

Tidak hanya berhenti menstruasi, banyak perubahan lain terjadi dalam tubuh wanita yang menopause, mulai dari penampilan fisik, kondisi psikologis, hasrat seksual, hingga kesuburan. Wanita yang sudah menopause tidak bisa hamil lagi. Perubahan ini bisa terjadi secara bertahap atau tiba-tiba, dan disebut sebagai gejala menopause. Masa terjadinya perubahan tersebut dinamakan masa perimenopause, yang dapat berlangsung selama beberapa tahun sebelum menopause, dan umumnya dimulai saat usia 40 tahun atau bisa juga lebih awal.

Gejala Menopause

Gejala menopause terjadi dalam masa perimenopause, yaitu beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Durasi dan tingkat keparahan gejala yang timbul berbeda-beda pada tiap orang.

Gejala atau tanda-tanda menopause dapat berupa :

1.      Perubahan Siklus Menstruasi

·           Menstruasi menjadi tidak teratur, kadang terlambat atau lebih awal dari biasanya (Oligomenorea).

·           Darah yang keluar saat menstruasi dapat lebih sedikit atau justru lebih banyak.

2.      Perubahan Penampilan Fisik

·           Rambut rontok

·           Kulit kering

·           Payudara kendur

·           Berat badan bertambah

3.      Perubahan Psikologis

·           Suasana hati berubah-ubah atau moody

·           Sulit tidur

·           Depresi

4.      Perubahan Seksual

·           Vagina menjadi kering

·           Penurunan libido (gairah seksual)

5.      Perubahan Fisik

·           Merasa panas atau gerah, sehingga mudah berkeringat. Kondisi ini disebut hot flashes.

·           Berkeringat di malam hari

·           Pusing

·           Jantung berdebar

·           Infeksi berulang pada saluran kemih.

Selain mengalami berbagai perubahan di atas, wanita yang telah menopause menjadi lebih berisiko mengalami penyakit jantung dan osteoporosis.

Penyebab Menopause

Menopause merupakan proses alami yang terjadi saat seorang wanita bertambah tua. Namun, menopause juga dapat terjadi lebih dini, yaitu sebelum usia 40 tahun yang dapat terjadi akibat :

·         Primary Ovarian Insufficiency

Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik atau penyakit autoimun, yang membuat indung telur berhenti berfungsi.

·         Operasi Pengangkatan Rahim (Histerektomi)

Setelah histerektomi, seorang wanita memang tidak akan langsung mengalami menopause, namun cenderung akan mengalami menopause lebih awal. Menopause dapat langsung terjadi setelah histerektomi bila indung telur ikut diangkat.

·         Pengobatan Kanker

Kemoterapi atau radioterapi untuk mengatasi kanker rahim dapat merusak indung telur, sehingga memicu menopause dini.

Pemeriksaan Menopause

Seorang wanita dikatakan mengalami menopause bila menstruasi telah berhenti selama 12 bulan. Untuk lebih memastikannya, atau bila dokter mencurigai adanya penyebab lain dari menopause, dapat dilakukan :

·         Pemeriksaan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan hormon estrogen. Menopause ditunjukkan saat kadar FSH meningkat, sedangkan kadar estrogen rendah.

·         Pemeriksaan TSH (Thyroid Stimulating Hormone) dan hormon tiroid
Pemeriksaan kadar hormon ini untuk memastikan penderita tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid, yang dapat menimbulkan gejala serupa dengan menopause.

Penanganan Menopause Secara Mandiri

Menopause tidak membutuhkan penanganan khusus.

Penanganan yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala, yaitu dengan :

1.      Menghindari Makanan / Minuman Tertentu

Makanan pedas dan minuman panas, berkafein, atau beralkohol dapat membuat gejala menopause, seperti hot flashes dan jantung berdebar, menjadi lebih parah.

2.      Mengenakan pakaian tipis berbahan katun

Cara ini dapat mengurangi hot flashes yang dirasakan selama masa perimenopause.

3.      Menerapkan teknik relaksasi

Teknik relaksasi yang dimaksud antara lain adalah meditasi, pengaturan napas, yoga, serta taichi. Teknik-teknik ini dapat membantu mengurangi tingkat stres serta mencegah depresi.

4.      Menggunakan pelumas vagina berbahan dasar air

Tujuannya adalah untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat vagina yang kering atau atrofi vagina. Jangan menggunakan produk pelumas vagina yang mengandung gliserin, karena berisiko menimbulkan iritasi.

 

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

 

Referensi :

1.      Agus Eka Nurma Yunita, dkk. 2020. Penyuluhan Kesehatan tentang Persiapan Menapose. Jurnal Kesehatan Jurusan Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2.      Sitti Hubaya Matjino. 2019. Pengaruh Penyuluhan tentang Menopose Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Menopose di Toboleu Ternate Utara. Jurnal Kesehatan Program Studi D3 Kebidanan Poltekes Kemenkes Ternate.

3.      Dalal, P. Agarwal, M. 2015. Postmenopausal Syndrome. Indian J Santoro, et al. 2015. Menopausal Symptoms and Their Management. Endrocrinology and Metabolism Clinics of North Amerika. 44 (3). Pp. 497-515.

4.      Baker, et al. 2015. Insomnia In Women Approaching Menopause : Beyond Perception. Psychoneuroendocrinology. 60. Pp. 96-104.

5.      The America College of Obstetrician and Gynecologists. 2018. The Menopause Years