Senin, 20 Juni 2022 10:48 WIB

Bagaimanakah Cara Perawatan Mulut yang Benar?

Responsive image
7702
Novita Agustina, Ns, M.Kep, Sp.Kep. A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Perawatan mulut merupakan suatu proses menjaga rongga mulut tetap bersih sehingga terhindar dari kuman-kuman penyakit. Pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya makanan dan minuman tetapi fungsi mulut lebih dari itu dan tidak banyak orang menyadari besarnya peranan mulut bagi kesehatan dan kesejahteraan seseorang. Oleh karena itu kesehatan gigi dan mulut sangat berperan dalam menunjang kesehatan seseorang.

Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Tindakan pencegahan terhadap penyakit gigi dan mulut perlu dilakukan agar tidak terjadi gangguan fungsi, aktivitas (belajar dan bekerja), dan penurunan produktivitas kerja yang tentunya akan mempengaruhi kualitas hidup.

Kenapa Kita harus Menjaga Kebersihan Mulut?

Kebersihan muulut harus dijaga Karena sisa makanan yang terdapat di gigi sehingga dapat menimbulkan pertumbuhan kuman yang menyebabkan: gigi berlubang, sariawan dan bau mulut. Perawatan mulut yang kurang baik aan menyebabkan salah satunya adalah penyait karies gigi. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling sering memengaruhi individu pada segala usia. Karies gigi merupakan masalah oral yang utama pada anak-anak dan remaja.

Upaya menurunkan insidensi karies pada masa kanak-kanak sangat penting di lakukan, bahkan sebab akibat juga sangat perluh untuk diatasi dengan baik, karena jika tidak ditangani akan menyebabkan kerusakan total pada gigi yang mengalami kerusakan karena karies. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya.

Kebersihan gigi dan mulut yang buruk disebabkan oleh adanya debris dan plak yang dapat menyebabkan demineralisasi struktur gigi sehingga terjadi karies. Bila dibiarkan, karies akan terus berkembang hingga mengakibatkan kematian pulpa dan penyebaran infeksi ke jaringan periapikal yang memicu rasa nyeri yang mengganggu aktivitas. Seringkali rasa nyeri ini juga disertai dengan pembengkakan, kehilangan nafsu makan, badan lemas, dan peningkatan suhu tubuh/demam. Kebersihan gigi dan mulut yang buruk juga bisa menyebabkan adanya plak dan kalkulus. Plak dan kalkulus berkontribusi terhadap terjadinya radang gusi yang dapat berkembang menjadi penyakit periodontal yang ditandai dengan gusi bengkak, berdarah, bernanah, bau mulut, gigi goyang bahkan hingga lepas sendiri.

Perawatan mulut rutin yaitu dengan cara menyikat gigi dan berkumur.

Sikat gigi:

1. Membersihkan gigi dan gusi dengan sikat gigi yang lembut 2-3 kali setiap hari selama 2-3 menit

2. Jika sikat terlalu keras rendam dengan air panas setiap 15-30 menit untuk melembutkan bulu sikat

3. Keringkan sikat gigi jika tidak digunakan (jangan lembab)

4. Pemilihan pasta gigi (rasa tidak terlalu kuat, jika pasta gigi mengiritasi mulut kumur dengan air 240 ml yang diberikan 1 sendok teh garam, gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride

Kumur:

•  Kumur mulut 3-4 kali setiap kali menyikat gigi

•  Hindari berkumur dengan bahan-bahan yang mengandung alkohol

•  Obat kumur anti bakteri dapat digunakan2-4 kali setiap hari untuk mengatasi masalah pada gusi.

Perawatan mulut pada pasien kanker yang menderita mukositis dipertimbangkan sebagai dasar untuk tercapainya kesehatan, integritas, dan fungsi mukosa oral yang optimal. Perawatan mulut dapat mengurangi kolonisasi mikroorganisme rongga mulut, mengurangi nyeri, serta mencegah infeksi jaringan lunak rongga mulut yang berisiko menjadi infeksi sistemik. Komponen dasar perawatan mulut meliputi evaluasi kondisi rongga mulut, edukasi pasien dan/atau keluarga, penyikatan gigi, flossing, dan berkumur. Studi di Hongkong melaporkan bahwa dengan perawatan mulut, insidens mukositis oral berkurang sebesar 38%. Derajat nyeri dan keparahan mukositis oral juga berkurang secara signifikan.

Maka dari itu lakukan perawatan mulut dengan teratur supaya kesehatan mulut terjaga dan terhindar dari penyakit yang masuk melalui mulut.

 

Referensi:

       Barahama, F., Masie, G., & Hutauruk, M. (2018). Hubungan perawatan kebersihan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi pada anak di Sd Gmist Smirna Kawio Kecamatan Kepulauan Marore Kabupaten Sangihe. E-Journal Keperawatan (e-Kp)Jurnal Keperawatan, 6(2).

        Hasibuan, C., Lubis, B., Rosdiana, N., Nafianti, S., & Siregar, O. R. (2019). Perawatan mulut untuk pencegahan mukositis oral pada penderita kanker anak yang mendapat kemoterapi. CDK Journal, 46(6), 433–435. Retrieved from http://www.cdkjournal.com/index.php/CDK/article/download/467/255

      Louisa, M., Budiman, J. A., Suwandi, T., Pancasari, S., & Arifin, A. (2021). Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di masa pandemi Covid-19 pada orang tua anak berkebutuhan khusus, 02(01), 1–10. Retrieved from https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/kearifan/article/download/9030/6348

     Ratih, I. A. D. K., & Yudita, W. H. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan ketersediaan alat menyikat gigi pada narapidana kelas IIB Rutan Gianyar tahun 2018. Jurnal Kesehatan Gigi, 6(2), hal 23-26.