Senin, 20 Juni 2022 10:20 WIB

Paraestesia

Responsive image
6538
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Paraestesia atau kesemutan adalah perasaan aneh yang digambarkan seperti tertusuk benda tajam atau jarum atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Parestesia  bisa terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi paling sering terjadi di tangan, kaki, dan kepala. Parestesia  dapat bersifat sementara atau terjadi secara berkepanjangan. Parestesia  yang sementara terjadi akibat tekanan pada saraf tertentu, misalnya saat tidur dengan menindih lengan atau duduk bersila. Kesemutan yang bersifat sementara ini akan hilang ketika sudah tidak ada tekanan pada saraf. Terkadang, kesemutan atau parestesia  juga bisa muncul setelah berolahraga.

Sedangkan parestesia  yang terjadi berkepanjangan bisa menjadi gejala suatu penyakit, misalnya diabetes. Pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan jika parestesia  terjadi secara berulang dan terus-menerus tanpa sebab yang jelas.

Gejala Parestesia  (Kesemutan)

Kesemutan atau parestesia  dapat terjadi di bagian tubuh mana pun, tetapi sering kali dirasakan di tangan, kaki, serta kepala. Ketika mengalami parestesia , area yang terdampak akan merasakan :

·        Mati rasa

·        Lemah

·        Seperti tertusuk jarum

·        Seperti terbakar atau dingin

Keluhan tersebut dapat terjadi sementara maupun berkepanjangan. Bila berkepanjangan, bagian tubuh yang kesemutan bisa menjadi kaku, atau bila terjadi di kaki, dapat mengakibatkan penderitanya sulit berjalan.

Penyebab Parestesia  (Kesemutan)

Penyebab parestesia  tidak selalu bisa dipastikan. Kesemutan yang terjadi sementara disebabkan oleh tekanan pada saraf atau terhambatnya sirkulasi darah. Sedangkan kesemutan yang terjadi secara berkepanjangan dapat menjadi tanda adanya suatu penyakit, seperti :

· Kekurangan vitamin B12.

· Penyakit infeksi, seperti : HIV/AIDS, herpes zoster, hepatitis B, hepatitis C, dan penyakit Lyme.

· Penyakit sistem kekebalan tubuh, seperti : lupus, sindrom Sjögrensindrom Guillain-Barré, penyakit celiac, dan rheumatoid arthritis.

· Efek samping obat-obatan kemoterapiobat anti kejang, dan obat untuk HIV/AIDS.

Parestesia  di Tangan dan Kaki

Parestesia  di tangan dan kaki paling sering disebabkan oleh neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf akibat penyakit diabetes. Kondisi lain yang bisa memicu kesemutan di tangan dan kaki antara lain :

·        Kehamilan

·        Gagal ginjal

·        Kista ganglion

·        Spondylolisthesis

·        Carpal tunnel syndrome

·        Saraf kejepit (hernia nukleus pulposus)

·        Kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme)

·        Paparan zat kimia, seperti arsenik atau merkuri

Parestesia  di Kepala

Parestesia  di kepala sering kali tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi pada beberapa kasus, parestesia  yang di kepala bisa menjadi tanda dari kondisi berikut :

·        Sinusitis

·        Stres

·        Gangguan kecemasan

·        Gangguan elektrolit

·        Migrain

·        Cedera kepala

·        Hipertensi

·        Konsumsi minuman beralkohol

·        Penyalahgunaan NAPZA

·        Epilepsi

·        Multiple sclerosis

·        Tumor otak

Pemeriksaan Parestesia  (Kesemutan)

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan saraf. Untuk mencari penyebabnya, dokter dapat menjalankan pemeriksaan di bawah ini :

· Tes darah, untuk memeriksa kadar elektrolit, vitamin, hormon, dan zat kimia dalam darah.

· Pemeriksaan fungsi saraf, meliputi tes aktivitas listrik otot (elektromiografi) dan tes kecepatan hantar saraf (nerve velocity test).

· Pencitraan, seperti : foto Rontgen, CT scan, atau MRI.

· Pemeriksaan lumbal pungsi (spinal tap), yang dilakukan dengan mengambil sampel cairan saraf tulang belakang.

· Biopsi, yang dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kulit atau saraf untuk diperiksa di laboratorium.

Penanganan Parestesia  (Kesemutan)

Pengobatan parestesia  tergantung pada penyebabnya. Jika parestesia  yang dialami pasien merupakan gejala dari suatu penyakit, maka dokter akan mengobati penyakit tersebut, misalnya dengan :

·        Mengendalikan kadar gula darah, bila penyebabnya adalah diabetes.

·        Memberikan suplemen vitamin B12, bila penyebabnya adalah kekurangan vitamin B12.

·        Menurunkan tekanan darah, bila penyebabnya adalah hipertensi.

Selain beberapa langkah di atas, dokter akan meresepkan obat guna meredakan gejala.

Pencegahan Parestesia  (Kesemutan)

Kesemutan tidak selalu bisa dicegah, namun frekuensi kemunculannya dapat dikurangi dengan melakukan sejumlah langkah berikut ini :

·        Hindari melakukan gerakan berulang yang dapat menekan saraf.

·        Istirahat secara berkala jika sering melakukan gerakan secara berulang.

·        Bangun atau berjalan dulu selama beberapa saat setelah duduk dalam waktu yang lama.

 

Referensi :

1. Latifah Dwi S. 2013. Kesemutan, Tanda Sebuah Penyakit Kronis. Jurnal Kesehatan, RSIA Mutiara Putri Lampung.

2. Ni Putu Winda Pradnyawati. 2017. Neurofisiologi. Jurnal Kesehatan Bagian Anaestesi dan Terapi Intensive Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar.

3. Simbolon, et al. 2017. Carpal Tunnel Syndrome Pada Kehamilan. Medula, 7(5), Pp. 19-24.

4. Razmaria, A. 2015. Diabetic Neuropathy. JAMA, 314(20): 2202. 

5. National Institute of Health. 2019. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Paresthesia Information Page

6. Schulman, J. Healthline. 2019. 25 Causes of Tingling In Hands and Feet

7. Vandergriendt, C. Healthline. 2018. Tingling In Head : Causes, Treatment, and Related Conditions. 

8. Dix, M. Healthline. 2017. What’s Causing Tingling In My Feet? 

9. Pietrangelo, A. Healthline. 2016. What Is Paresthesia?