Kamis, 19 Desember 2024 08:38 WIB

Klarifikasi terhadap Mitos yang Salah Seputar IUD

Responsive image
42
Resti Mulyati, S.SiT - RSUP Fatmawati Jakarta

Keluarga berencana merupakan program pemerintah dalam mengatasi kependudukan dan mendorong keluarga untuk membuat perencanaan terhadap jumlah anak yang diinginkan dan jarak kelahiran, sehingga dengan perencanaan yang tepat dapat mengatasi masalah shunting dan tumbuh kembang anak dapat di prioritaskan. Metode kontrasepsi yang digunakan dapat menjadi salah satu alternatif yang digunakan dalam mengatur jarak kelahiran, seperti penggunaan  IUD  (Intra Uteri Device).

Adanya mitos – mitos yang salah seputar pemasangan IUD di tengah tengah masyarakat, dapat menjadi penghambat dalam pengembangan metode kontrasepsi. Untuk itu masyarakat perlu di edukasi dengan maksimal , dan perlu dibantah atau diluruskan mitos yang salah, sehingga masyarakat terutama pasangan usia subur untuk tidak perlu khawatir dengan pemasangan IUD.

Adapun mitos yang salah yang perlu diluruskan terhadap pemasangan IUD adalah sebagai berikut :

  1. IUD berpengaruh pada suami  
    “Suami saya bisa merasakan IUD ketika sedang berhubungan suami istri”. 
    Penjelasan : Apabila pemasangan IUD benar, maka IUD tidak akan terasa saat berhubungan. Namun, terkadang benang IUD yang keluar dari serviks digunting sehingga benang terasa tajam saat sedang berhubungan suami istri. Sebaiknya benang IUD yang terlalu panjang cukup dililitkan. 
  2. IUD dapat berpindah di badan : 
    “Saya mendengar cerita tentang IUD dapat berpindah-pindah atau bergerak  sampai ke jantung dan menusuknya”. 
    Penjelasan : IUD dipasang di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagina. Untuk suatu benda dapat beredar ke seluruh tubuh, benda tersebut memerlukan perantara aliran darah. IUD tidak mungkin berpindah-pindah ke luar rongga rahim. Apabila IUD berpindah, IUD hanya bisa keluar melalui vagina atau bergeser di sekitar rongga rahim.
  3. IUD menyebabkan perdarahan :
    “IUD menyebabkan perdarahan yang hebat, tetanggaku mengalaminya”. 
    Penjelasan : Apabila terjadi perdarahan setelah pemakaian IUD, hal yang perlu diperhatikan adalah apakah perdarahan tersebut sudah terjadi sebelum atau setelah pemasangan IUD. Pemasangan IUD oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman tidak akan menyebabkan perdarahan. 
  4. Tidak bisa bekerja berat : 
    “IUD bisa keluar sendiri dari badan jika bekerja yang berat-berat” 
    Penjelasan : Hal tersebut tidak benar. IUD dipasang dengan benar oleh tenaga kesehatan yang berpengalaman bisa bertahan hingga 5 – 10 tahun.
  5. Pemasangan IUD itu sakit : 
    “Takut pasang IUD karena masukinnya pakai alat, pasti sakit”. 
    Penjelasan : Faktanya, soal sakit itu relatif. Tapi sebenarnya hal ini lebih ke soal kenyamanan saja. Jadi pilihlah dokter/bidan yang membuat Bunda nyaman berkomunikasi dengannya. Perlu diketahui, kalau IUD memiliki ukuran kecil, hanya sekitar 3 cm. Waktu pemasangannya juga sangat singkat.

Asalkan anda nggak tegang dan takut. Anda harus berada dalam posisi rileks sehingga otot-otot vagina dan rahim menjadi kaku. Sebaiknya pemasangan IUD dilakukan selama masa haid atau setelah masa nifas, karena pada saat ini otot-otot rahim cenderung lebih lunak dan kondisi rahim sedikit lebih terbuka.

 

Referensi  artikel :

Sumber gambar :

Halodoc (https://www.halodoc.com/artikel/sebelum-pasang-kenali-dulu-apa-saja-plus-minus-kb-iud)

 

https://dev-sinergi.bappebti.go.id/ https://hsji.kemkes.go.id/hsji/