Senin, 30 Desember 2024 08:42 WIB

Picky Eater pada Anak: Kapan Terapi Wicara Dibutuhkan?

Responsive image
103
Fitriyan Nugraha, A.Md.TW - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuh kembang anak adalah terpenuhinya gizi yang didapat dari proses makan anak. Namun dalam prakteknya masih banyak ditemui berbagai macam permasalahan dalam proses makan anak, salah satunya picky eater. Picky eater adalah suatu kondisi dimana anak menolak untuk mencoba makanan baru atau lebih memilih makan makanan tertentu saja. Pilih-pilih makan atau picky eater ini dapat menyebabkan anak cenderung kekurangan zat gizi kerena kurang bervariasinya makanan yang dikonsumsi, terutama magnesium (Mg), zat besi (Fe), dan zat gizi mikro lainnya. Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi anak menjadi picky eater 2 diantaranya yaitu faktor eksternal (perilaku orang tua) faktor internal (perilaku anak)

Faktor eksternal:

1. Ibu bekerja: Ibu yang bekerja cenderung memiliki lebih sedikit waktu untuk menyiapkan makanan dan berinteraksi dengan kebiasaan makan anak, yang bisa memicu perilaku picky eater.

2. Pola asuh orang tua: Gaya parenting yang otoriter, tidak terstruktur, atau uninvolved dapat meningkatkan kemungkinan anak menjadi picky eater.

3. Kebiasaan makan orang tua: Anak-anak cenderung meniru kebiasaan makan orang tuanya. Jika orang tua memiliki kebiasaan makan yang kurang bervariasi, anak mungkin hanya menerima jenis makanan yang sama, sehingga meningkatkan risiko picky eater.

4. Keterlambatan dalam memperkenalkan makanan : Terlambat mengenalkan makanan padat (setelah 9 bulan) berhubungan dengan peningkatan risiko picky eater. Sebaliknya, mengenalkan makanan yang bervariasi sejak dini bersifat protektif terhadap picky eating.

Faktor internal:

1. Kebiasaan bermain gadget: Anak yang menghabiskan waktu lebih dari 2 jam per hari dengan gadget dan kurang aktivitas fisik cenderung menjadi picky eater.

2. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Anak dengan ADHD cenderung memiliki preferensi makanan dengan kadar lemak atau gula yang tinggi karena rendahnya tingkat dopamin di otak. Mereka juga sensitif terhadap bau, rasa, dan tekstur makanan baru.

3. Sensitivitas sensorik : Kepekaan anak terhadap rasa, penciuman, dan sentuhan dapat memengaruhi pilih-pilih makanan. Anak dengan sensitivitas sensorik lebih cenderung menolak makanan baru atau makanan dengan tekstur berbeda.

Pentingnya peran terapi wicara dalam menangani picky eater yang disebabkan oleh keterlambatan pengenalan makanan atau sensitivitas sensorik. Pengenalan makanan yang bervariasi sejak dini dan stimulasi sensoris yang tepat dapat mencegah masalah picky eating dan memastikan perkembangan oral motor anak berjalan optimal.Dari beberapa faktor penyebab picky eater diatas keterlambatan pengenalan tekstur dan adanya permasalahan disensitivitas sensorik anak terutama di bagian oral motor menjadi bidang garap terapi wicara. Keterlambatan pengenalan tekstur dapat menyebabkan keterlambatan kematangan organ wicara dan juga memperparah kondisi hypersensitive/hyposensitive oral. Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi selain anak menjadi picky eater juga dapat menjadi masalah lain seperti anak tidak bisa mengunyah makanan keras atau kemampuan artikulasinya tidak adekuat karena organ wicaranya belum matang. Maka dari itu pengenalan berbagai macam tekstur sesuai milestone, suhu dan rasa sangat penting untuk kematangan sensoris oral anak guna mencegah anak menjadi picky eater.

 

Referensi:

Astuti, Y., Magdalena, A., & Aisyaroh, N. (2023). Narrative Review: Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Picky Eater Pada Anak Usia Prasekolah. Jurnal Pendidikan Sejarah Dan Riset Sosial Humaniora, 3(3), 207-214.

Laine Chilman, et all. 2021. Picky Eating in Children: A Scoping Review to Examine Its Intrinsic and Extrinsic Features and How They Relate to Identification. International Journal of Environtmental Reseach and Public Health. https://doi.org/10.3390/ijerph18179067

Caroline M. Tailor dan Pauline M. Emmett. Picky Eating in Children: Causes and Consequences. National Library of Medicine. PMID: 30392488 PMCID: PMC6398579 DOI: 10.1017/S0029665118002586

https://dev-sinergi.bappebti.go.id/ https://hsji.kemkes.go.id/hsji/