Rabu, 30 Oktober 2024 15:19 WIB

Kehamilan dapat Menyebabkan Gagal Jantung?

Responsive image
301
dr. Ruth S. Ayuningtyas - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Peripartum cardiomyopathy (PPCM) adalah kondisi serius yang menyebabkan gagal jantung pada wanita selama bulan terakhir kehamilan atau dalam beberapa bulan setelah melahirkan. Meskipun jarang terjadi, PPCM dapat mengancam nyawa dan memerlukan perhatian medis segera. Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya PPCM.

1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin

Pemeriksaan kehamilan yang rutin dan teratur sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin. Selama pemeriksaan, dokter dapat memantau tanda-tanda awal yang mungkin menunjukkan risiko PPCM dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan.

2. Kendalikan Tekanan Darah

Tekanan darah tinggi atau hipertensi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko PPCM. Untuk mengurangi risiko ini selalu cek tekanan darah anda selama kunjungan prenatal, konsumsi makanan rendah garam dan kaya nutrisi, lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki atau yoga prenatal setelah mendapatkan persetujuan dokter.

3. Kelola Stres

Stres yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Beberapa cara untuk mengelola stres termasuk dengan teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga. Dukungan sosial juga merupakan factor penting dalam pengelolaan stress: berbicara dengan teman, keluarga, atau bergabung dengan kelompok dukungan untuk ibu hamil, dapat membantu calon ibu unuk lebih rileks.

4. Hindari Kebiasaan Tidak Sehat

Kebiasaan buruk seperti merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan risiko berbagai komplikasi kehamilan, termasuk PPCM. Jika Anda merokok atau minum alkohol, sangat penting untuk berhenti selama kehamilan.

5. Gizi yang Baik

Pola makan yang seimbang dan sehat dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko PPCM. Pastikan untuk makan makanan kaya nutrisi, yaitu diet yang terfokus pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Minum air yang cukup untuk memastikan tubuh terhidrasi dengan baik.

6. Mengenali Gejala PPCM

Mengetahui tanda-tanda awal PPCM dapat membantu mendapatkan perawatan medis lebih cepat. Gejala-gejala tersebut meliputi:

- Sesak Napas: Baik saat beraktivitas maupun beristirahat.

- Bengkak pada Kaki dan Pergelangan Kaki: Akibat penumpukan cairan.

- Kelelahan Ekstrem: Merasa sangat lelah tanpa alasan yang jelas.

- Palpitasi Jantung: Detak jantung yang tidak teratur atau berdebar-debar.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, segera hubungi dokter.

7. Riwayat Kesehatan

Diskusikan riwayat kesehatan Anda dengan dokter. Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau kardiomiopati, dokter mungkin akan melakukan pemantauan lebih ketat selama kehamilan Anda.

8. Ikuti Saran Medis

Patuh terhadap semua saran dan rekomendasi medis dari dokter sangat penting untuk mencegah PPCM. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau menyampaikan kekhawatiran Anda kepada dokter.

Lalu apa yang harus diperhatikan berikutnya bila anda terdiagnosis dengan PCM?

Penanganan PPCM memerlukan pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai spesialis. Berikut adalah beberapa pendekatan utama dalam penanganan PPCM:

Medikamentosa:

Diuretik: Merupakan obat untuk mengurangi penumpukan cairan melalui urin, hal ini diharapkan dapat mengurangi rasa sesak, bengkak-bengkak, serta menurunkan beban kerja jantung.

Obat Tekanan Darah: Untuk mengurangi tekanan darah dan melindungi jantung, sesuai dengan kondisi anda secara umum anda akan diberikan obat penurun tekanan darah seperti ACE Inhibitor/ARB dan/atau Beta-blocker.

Obat pengencer darah/ Antikoagulan: Untuk mencegah pembekuan darah pada pasien dengan fungsi jantung yang sangat rendah.

Non-Medikamentosa:

Mendukung Gaya Hidup Sehat: Termasuk diet sehat, latihan fisik yang diawasi, dan berhenti merokok.

Pemantauan Ketat: Pemantauan tanda-tanda vital dan kondisi jantung secara teratur.

Intervensi Bedah:

Dalam kasus yang sangat parah, transplantasi jantung atau penggunaan perangkat bantuan jantung mungkin diperlukan.

Prognosis untuk pasien dengan PPCM bervariasi. Beberapa wanita mungkin mengalami pemulihan penuh fungsi jantung dalam beberapa bulan hingga satu tahun setelah diagnosis, sementara yang lain mungkin mengalami penurunan fungsi jantung yang berkelanjutan dan memerlukan pengobatan seumur hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis meliputi:

Fungsi Jantung Awal: Semakin rendah fraksi ejeksi awal, semakin buruk prognosisnya.

Respon Terhadap Pengobatan: Pasien yang merespon baik terhadap pengobatan biasanya memiliki prognosis yang lebih baik.

Komorbiditas: Kehadiran kondisi medis lain seperti diabetes atau hipertensi dapat memperburuk prognosis.

Pencegahan PPCM melibatkan kombinasi dari perawatan prenatal yang baik, gaya hidup sehat, dan kewaspadaan terhadap gejala yang mencurigakan. Dengan langkah-langkah ini, risiko terjadinya PPCM dapat diminimalkan, sehingga ibu hamil dapat menikmati kehamilan yang sehat dan aman.

 

Referensi:

Mayo Clinic. (2020). Peripartum Cardiomyopathy.

American Heart Association. (2016). Pregnancy and Heart Conditions.

Sliwa, K., Hilfiker-Kleiner, D., Petrie, M. C., Mebazaa, A., Pieske, B., Buchmann, E., & Seferovic, P. (2010). Current state of knowledge on aetiology, diagnosis, management, and therapy of peripartum cardiomyopathy: a position statement from the Heart Failure Association of the European Society of Cardiology Working Group on peripartum cardiomyopathy. European Journal of Heart Failure, 12(8), 767-778.

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/pregnant-woman-with-bouquet_1993959.htm#fromView=search&page=1&position=7&uuid=8c8bcecb-be0f-4286-9ea2-0e78616e9161