Kamis, 24 Oktober 2024 11:27 WIB

Pertolongan Pertama pada Fraktur atau Patah Tulang

Responsive image
21
Arum Setyaningsih, S.Kep., Ns - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang terjadi karena adanya tekanan yang berlebihan pada tulang dan tulang tidak mampu untuk menahannya. Kondisi tersebut terjadi tiba-tiba akibat trauma, kecelakaan, terjatuh ataupun cedera olahraga. Kejadian tersebut bisa saja terjadi dimana saja dan kapan saja. Untuk mencegah terjadinya perburukan akibat patah tulang atau fraktur, terdapat metode pertolongan pertama pada patah tulang yang perlu dilakukan sampai mendapatkan pertolongan medis.

Mengenali ciri-ciri patah tulang 

Seseorang perlu dengan cepat mengenali bagaimana tanda dan gejala dari fraktur atau patah tulang sebelum melakukan penanganan pertama, yaitu:

1.    Nyeri, adanya rasa nyeri yang terus bertambah dan tidak tertahankan pada lokasi patah tulang

2.    Bengkak, kebiruan atau memar pada area terdampak.

3.    Perubahan bentuk atau deformitas karena adanya pergeseran tulang yang patah

4.    Adanya robekan kulit pada beberapa kasus patah tulang terbuka

5.    Adanya keterbatasan gerak.

Langkah pertolongan pertama pada patah tulang

Bila menemukan gejala seperti diatas, sesegera mungkin meminta pertolongan medis untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sambil menunggu pertolongan medis kita dapat melakukan pertolongan pertama untuk mencegah komplikasi, dengan cara:

1. Mengamati kondisi tubuh korban 

Dengan mengamati kondisi korban secara menyeluruh  terlebih dahulu, memastikan ada kegawatdaruratan lain atau tidak.  Penolong perlu mengamati apakah pasien masih dalam kondisi sadar penuh atau tidak, dengan melakukan cek respon pasien terhadap suara dan sentuhan. Apabila korban tidak sadar dan tidak ada respon segera lakukan pengecekan nadi dan melakukan pertolongan resusitasi jantung paru.

2. Menghentikan pendarahan

Setelah dilakukan pengamatan pada korban dan dinilai korban lanjutkan dengan mengamati apakah ada perdarahan atau tidak. Gejala ini akan ditemukan pada korban dengan patah tulang terbuka. Apabila menemukan perdarahan, segera hentikan perdarahan dengan cara melakukan penekanan atau penutupan pada area perdarahan dengan perban atau kain bersih di sekitar anda. 

3. Membatasi gerak dan aktifitas

Langkah selanjutnya adalah membatasi gerak korban. Bila ditemukan cedera pada kepala, tulang leher atau tulang belakang hindari memindahkan tubuh korban dengan berlebihan. Segera minta bantuan dan lakukan pembatasan gerak dengan hati-hati bila ditemukan cedera pada anggota tersebut, guna mencegah perburukan kondisi.

Apabila area tulang leher, kepala dan tulang belakang di rasa aman namun ditemukan patah tulang pada tangan maupun kaki segera laukan pemasangan bidai dengan menggunakan papan kayu atau sesuatu yang mampu menopang area tersebut. Untuk membatasi gerak pada area yang patah sehingga mencegah perburukan kondisi. Langkah memasang bidai pada pertolongan pertama:

·         Letakkan papan kayu, tongkat yang bersih pada tubuh korban yang di curigai patah tulang.

·         Gunakan tali, perban, maupun kain untuk memfiksasi papan kayu. Pada saat melakukan fiksasi bidai tidak terlalu ketat dn tidak terlalu longgar. 

4. Cegah pembengkakan

Pada kondisi patah tulang tertutup, sering dijumpai kondisi pembengkakan pada lokasi yang terdampak, lakukan  kompres dingin menggunakan es batu yang dibungkus dengan kain atau handuk untuk mencegah bengkak yang lebih parah. Selain itu, kompres dingin juga membantu mengurangi rasa nyeri.

Hindari melakukan pemijatan pada area yang dicurigai mengalami patah tulang. Bagi orang awam, hal tersebut dianggap mampu mengurangi nyeri, namun hal tersebut justru akan memperburuk pembengkakan dan dapat memicu perdarahan

5. Segera datang ke Rumah Sakit  terdekat

Setelah melakukan pertolongan pertama patah tulang di lokasi kejadian, segera kunjungi rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan selanjutnya. Untuk nantinya dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Memastikan tingkat keparahan r cedera patah tulang korban. Dokter di rumah sakit akan melakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut, anamnesis, dan pemeriksaan penunjang foto X-RAY, dan CT Scan maupun MRI bila diperlukan.

Meski patah tulang bukan kondisi yang mengancam nyawa, tapi kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat agar dapat membantu penyembuhan dengan baik dan tidak mencegah kecacatan lebih lanjut. Sehingga tidak mengganggu mobilitas tubuh di kemudian hari. Dan tindakan pertolongan pertama pada patah tulang adalah satu tindakan pencegahan terjadinya keparahan.

 

Referensi : 

dr. Dwi Purnomo Setyo Budi, SpOT (K). pertolongan pertama pada patah tulang yang perlu dipahami. https://www.siloamhospitals.com/en/informasi-siloam/artikel/pertolongan-pertama-patah-tulangSiloamhospital.com

Mustafa, Pinton Setya. 2022. Buku Ajar Pertolongan Pertama dan Pencegahan Perawatan Cedera Olahraga. Insight Mediatama: Mojokerto

https://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/4479/1/SKRIPSI CHRISTINE PANJAITAN-2-dikonversi - Christine Panjaitan.pdf

Sumber gambar:

https://png.pngtree.com/png-clipart/20230814/original/pngtree-a-boy-with-a-fractured-leg-wooden-break-bandaging-vector-picture-image_10616626.png

https://png.pngtree.com/png-clipart/20230823/original/pngtree-little-girl-with-broken-leg-pupil-accident-student-vector-png-image_10637975.png

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxi7lvh4ZJyfz32nPNtF_MjFjwHXk6Z9gk45gAhgi0IPrR1NhqI5kcxECAFlj3DnmHx2EIcNbGFJv9fOfVcm79uF3GOyb_ADOKXAfCRNxUQjN_FKB5NsGVXXR5NyIZJVOi3fobWYUYHbv4/s320/Luka+3.jpg