Meskipun kehamilan merupakan suatu keadaan yang fisiologis, kehamilan memiliki resiko yang patut diperhitungkan bagi ibu maupun janin. Kehamilan resiko tinggi terjadi pada sebagian kecil ibu hamil, namun penting sekali setiap ibu hamil diwapadai terjadinya komplikasi. Kehamilan resiko tinggi dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi.
Keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Kehamilan yang cenderung berpotensi mengganggu kesehatan dan membahayakan keselamatan ibu hamil, janin, ataupun keduanya. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang memiliki risiko lebih tinggi dari biasanya baik bagi ibu maupun bayinya. Risiko ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyulit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan.
Faktor resiko kehamilan resiko tinggi, diantaranya adalah :
Menurut Kemenkes, penyebab tidak langsung kehamilan resiko tinggi dengan istilah 4T, yaitu:
Terlalu muda : Melahirkan dibawah usia 20 tahun (5,2%).
Terlalu tua : Melahirkan diatas usia 35 tahun (4,9%)
Terlalu dekat : Jarak melahirkan terlalu dekat (6,1%)
Terlalu banyak: Sering melahirkan (10,3%)
Faktor resiko semakin tinggi jika disertai 3 terlambat, yaitu :
Terlambat Mengambil Keputusan sehingga Terlambat untuk mendapatkan penanganan
Terlambat sampai ke Fasilitas Kesehatan, terkendala transportasi
Terlambat mendapat penanganan, terbatasnya sarana dan sumber daya manusia
Apa saja bahaya kehamilan resiko tinggi, yaitu :
Pre Eklampsia
Eklampsia
Pendarahan hebat saat hamil dan post partum terjadinya anemia.
Perkembangan janin terlambat (PJT).
Cacat lahir pada bayi.
Janin IUFD.
Keguguran
Lahir prematur
Bayi lahir dengan bayi berat lahir rendah (BBLR)
Apa yang harus dilakukan jika kita mengalami kehamilan reiko tinggi, dengan cara:
Konsultasi dengan dokter spesialis kandungan secara rutin guna memantau perkembangan kondisi ibu hamil dan janin secara berkala guna meminimalkan dan mengantisipasi risiko gangguan kesehatan.
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, termasuk meningkatkan asupan asam folat sebelum dan selama kehamilan.
Mengelola stres sebaik mungkin.
Aktif bergerak dengan rutin melakukan olahraga ringan.
Menghindari pola hidup tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, dan mengonsumsi kafein secara berlebihan.
Melakukan tes kromosom guna mengetahui risiko kelainan kongenital pada bayi.
Cara mencegah kehamilan resiko tinggi :
Mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang untuk ibu hamil
Mengkonsumsi asam folat sesuai anjuran dokter
Melengkapi imunisasi
Rutin Olahraga
Tidak merokok dan menghindari paparan asap rokok
Tidak mengkonsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan
Konsumsi obat- obatan sesuai anjuran dokter
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin
Kehamilan resiko tinggi terjadi pada sebagian kecil ibu hamil, namun penting sekali setiap ibu hamil diwaspadai terjadinya komplikasi. Salah Satu Bentuk upaya Pemeliharaan Kesehatan Ibu hamil adalah Pemeriksaan ditenaga Kesehatan. Pemeriksaaan yang dilakukan secara Rutin akan Menolong ibu hamil untuk dapat mengetahui Kondisi Kesehatan Ibu dan Janinnya.
Referensi :
Restuti, Windi dkk. 2021. Journal of Midwifery Information (JoMI) Volume 2 No 1 Bulan September Tahun 2021.
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/mengenal-kehamilan-risiko-tinggi
Kemenkes RI, (2019). Profil Kesehatan Indonesia 2019. Katalog Dalam Terbitan Ke-mentrian Kesehatan RI Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. 2019
Manuaba, (2013). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. EGC. Jakarta
Sumber gambar :
Freepik (Pregnant woman at home not feeling very well) https://www.freepik.com/free-photo/pregnant-woman-home-feeling-very-well_11260908.htm#fromView=search&page=1&position=1&uuid=b987561d-16c0-4143-87b8-3b846ea2676c