Jumat, 11 Oktober 2024 15:09 WIB

Penanganan Nyeri Dengan Pendekatan Farmakologi

Responsive image
32
Apt. Dra. Setianti Haryani, M.Farm - RSUP Fatmawati Jakarta

Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan  adanya atau potensi terjadinya kerusakan jaringan atau tergambarkan seperti ada kerusakan. Nyeri melibatkan aspek persepsi subyektif  (dilaporkan oleh pasien).

Klasifikas Nyeri dibagi 3 yaitu :

  1. Nyeri akut : Proses fisiologis yang berfungsi sebagai tanda potensi penyakit/situasi yang membahayakan. Dimulai dengan rangsangan pada reseptor nyeri. Berlangsung singkat (<30>2).
  2. Nyeri Kronis >> Nyeri berlangsung selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Umumnya berlanjut hingga melewati masa penyembuhan cedera atau berhubungan dengan penyakit kronis. Seringkali tidak ada penyebab yang dapat diidentifikasi dengan jelas.
  3. Nyeri Kanker >> Nyeri yang terjadi pada pasien dengan keganasan / neoplastik. Nyeri ini dapat disebabkan oleh penyakit itu sendiri (misalnya: invasi tumor, obstruksi organ), dan pengobatan (misalnya: antikanker, radiasi, dan sayatan bedah),  serta prosedur diagnostik (misalnya, biopsi).

Terapi farmakologi penanganan nyeri dengan cara : 

1). Terapi Non Opioid : Terapi non-Opioid digunakan sebagai terapi lini pertama dalam pengobatan nyeri ringan  hingga sedang. 

Contoh obat :
a). NSAID (Non Steroidal Anti Inflmatory Drugs). Obat-obatan ini diberikan dengan tujuan mengurangi nyeri inflamasi sehingga mempercepat. Digunakan untuk mengobati nyeri muskuloskeletal dan masalah nyeri inflamasi, sakit gigi, dan nyeri kanker ringan sampai moderat. Efek samping : Penggunaan NSAID yang non selektif meningkatkan resiko iritasi lambung dan pendarahan
b). Asam Mafenamat (Nyeri rendah sampai sedang). Dosis: 500 mg, setiap 8 jam (max 7 hari) setelah makan  Kontraindikasi: Hipersensitifitas. Efek Samping: Pendarahan GI, gagal ginjal (penggunaan jangka panjang). Penyimpanan: simpan pada suhu dibawah 30 °C.
c). Natrium Diklofenak (Nyeri ringan sampai sedang). Dosis : 50-75mg, setiap 8-12 jam. Kontraindikasi : Hipersensitifitas. Efek Samping : ganguuan GI, pendarahan GI, nyeri ulu hati dan mual. Penyimpanan : simpan pada suhu 20-25 °C.
d). Ibuprofen  (Nyeri ringan sampai sedang). Dosis : IV ? 400-800mg, setiap 6 jam. PO ? 200-400 mg, setiap 4-6 jam sekali, setelah makan. Kontraindikasi : Hipersensitifitas. Efek Samping: ganguuan GI, nyeri ulu hati dan mual.
e). Ketoprofen (Nyeri ringan sampai sedang). Dosis: 25-50 mg, setiap 6-8 jam sekali . Kontraindikasi: Hipersensitifitas . Efek Samping: pendarahan GI, nyeri ulu hati dan mual. Penyimpanan: simpan pada suhu dibawah 30 °C.
f). Ketorolac (Nyeri sedang sampai berat). Dosis: IV,IM ? 10-30mg, setiap 4-6 jam sekali (Max 5 Hari). PO ? dosis awal 20 mg, diikuti dengan 10mg, setiap 4-6 jam sekali (Max 5 Hari). Kontraindikasi : Hipersensitifitas. Efek Samping : pendarahan GI, sakit perut dan mual. Penyimpanan: simpan pada suhu dibawah 30 °C
g). Aspirin/ Asetil Salisilat (Nyeri ringan sampai sedang). Dosis: 325-650 mg, setiap 6 jam sekali. Kontraindikasi: Hipersensitifitas. Efek Samping : Ganguan GI, nyeri ulu hati dan mual. Penyimpanan: simpan pada suhu dibawah 30 °C
h). Celecoxib / Celebrex (Nyeri ringan sampai sedang), contohnya : Cox-2 inhibitor . Dosis: PO ? dosis awal 400 mg, diikuti dengan 200mg, setiap 12 jam sekali per hari----------(Max 7 hari). Kontraindikasi : Hipersensitifitas

2). Asetaminophen >> Memiliki kemampuan sebagai analgetik dan antipiretik, tapi tidak sebagi anti-inflamasi dan antiplatelet sehingga tidak menyebabkan efek samping ulserasi lambung. Digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang. Contohnya Parasetamol >> Intravena ( 300 – 1000 mg, setiap 4 – 6 jam ) dan pemberian oral ( 500 – 1000 mg setiap 4 – 6 jam sekali setelah makan. Kontraindikasi : hipersensitifitas dan penyakit hepar. Efek samping : sakit kepala, nyeri perut, urine gelap, penyakit kuning dan kegagalan hati. Penyimpanan : simpan pada suhu 20-25 °C.

 

Referensi: 

DiPiro, J. T. et al. (2023) Pharmacoterapy: A Phatophysiologic Approach. 12th ed. McGraw Hill.

Kemenkes, R. I. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK

MMIMS  Indonesia. Online. 2024

LEXICOMP.  Online. 2024

Referensi gambar :

Freepik (Hand drawn flat world arthritis day background) https://www.freepik.com/free-vector/hand-drawn-flat-world-arthritis-day-background_18333276.htm#fromView=search&page=1&position=18&uuid=536cb40d-6eba-46d8-9d29-79fed50268ba