Jumat, 11 Oktober 2024 10:43 WIB

Mengenal Koping Spiritual

Responsive image
49
Ns.Chairina Ayu Widowati,S.Kep - RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang

Menurut Wong dan Gorsuch, spiritual coping (koping spiritual) merupakan cara individu menggunakan keyakinannya dalam mengelola stres dan masalah-masalah dalam kehidupan (Utami, 2012). Hal ini merupakan salah satu strategi untuk meminimalisir atau mengatasi stres yang muncul akibat situasi atau keadaan yang menekan melalui ibadah, lebih mendekatkan diri pada Tuhan dan cara keagamaan lainnya (Anggraini, 2014).

Spiritual coping (koping spiritual) merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dialami individu akibat stres melalui pendekatan keagamaan.

JENIS-JENIS KOPING SPIRITUAL

Pargament membagi spiritual coping menjadi dua pola, yakni positive spiritual coping dan negative spiritual coping. Kedua pola tersebut merupakan pola strategi individu dalam mengelola dirinya pada situasi tertentu melalui spiritual coping (koping spiritual). (Anggraini, 2014)

a) Positive Spiritual Coping

Positive spiritual coping merupakan sebuah ekspresi spiritualitas, hubungan yang aman dengan Tuhan, keyakinan bahwa ada makna yang dapat ditemukan dalam hidup, dan adanya hubungan spiritualitas dengan orang lain. Bentuk positive spiritual coping ini diasosiasikan dengan tingkat depresi yang rendah dan kualitas hidup yang lebih baik.

b) Negative Spiritual Coping

Negative spiritual coping merupakan sebuah ekspresi dari hubungan yang kurang aman dengan Tuhan, penilaian negatif terhadap agamnya, dan sikap pasif pada individu ketika menghadapi suatu masalah yakni hanya menunggu solusi dari Tuhan tanpa aktif bertindak.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOPING SPIRITUAL

a)  Pendidikan

Pendidikan sangat mempengaruhi penggunaan spiritual coping (koping spiritual) dalam hidup seseorang, terlebih pendidikan dari keluarga. Fungsi dan peran orang tua dalam keluarga adalah membentuk keyakinan anak-anak mereka. Setiap bayi yang terlahir sudah memiliki potensi beragama, namun bentuk keyakinan agama yang akan dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingan dan pengaruh kedua orang tua mereka. Apabila orang tua tidak memberikan contoh sikap dan/atau pendidikan agama pada anak sehingga anak tidak memeiliki pengalaman spiritual maka ketika dewasa ia cenderung bersikap negatif terhadap agama. Lain halnya jika orang tua telah memperkenalkan konsepkeimanan kepada Tuhan dan membiasakan anak pada ritual agama sejak kecil, maka sikap spiritualnya pun akan menjadi positif. (Anggraini E, 2015)

b) Pengalaman

Pengalaman seorang individu atau pengalaman orang lain juga turut mempengaruhi penggunaan spiritual coping (koping spiritual) pada seorang individu. Misalnya pengalaman seorang individu yang rutin melaksanakan ibadah sholat tahajud dan mendapatkan manfaat dari ibadahnya tersebut menjadi salah satu faktor penggunaan spiritual coping (koping spiritual) bagi dirinya sendiri dan orang lain.

c) Kebudayaan setempat

Kebudayaan yang dianut oleh suatu kelompok atau masyarakat dapat mempengaruhi penggunaan spiritual coping (koping spiritual) pada individu karena percaya dengan melakukan hal spiritual tersebut maka persoalan yang dihadapi akan teratasi. Misalnya tiap musim panas di desa Panjaitan melaksanakan sholatistisqa untuk memohon kepada Tuhan agar diturunkan hujan karena di tiapmusim panas sumber mata air yang keluar sangat sedikit sehingga sawahdi desa tersebut kering kerontang, padahal bertani adalah mata pencaharian utama masyarakat desa Panjaitan.

d) Usia

Usia memiliki pengaruh dalam menggunakan spiritual coping (koping spiritual) untuk menyelesaikan masalah. Hal ini berkaitan dengan pengalaman seseorang, semakin dewasa usia seseorang maka semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan dan semakin bijak dalam memilih cara untuk menyelesaikan masalah.

STRATEGI KOPING

Menurut Lazarus dan Folkman ada dua cara dalam melakukan strategi koping, yaitu : (Nasir, 2011)

·Problem focused coping

Problem focused coping adalah usaha untuk mengatasi stres dengan cara mengatur atau mengubah masalah dan lingkungan yang menyebabkan terjadinya tekanan, yang bertujuan untuk mengurangi stresor atau meningkatkan sumber daya dalam menghadapi stres. Strategi koping yang digunakan dalam problem focused coping adalah :

Ø Confrontative coping

Confrontative coping adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara agresif, tingkat kemarahan yang tinggi, dan pengambilan resiko. 

Ø Seeking social support

Seeking social support adalah usaha untuk mendapatkan kenyamanan emosional dan bantuan informasi dari orang lain.

Ø Planful problem solving

Planful problem solving adalah usaha untuk mengubah keadaan yang dianggap menekan dengan cara yang hati-hati, bertahap, dan analitis.

·Emotion focused coping

Emotion focused coping merupakan usaha mengatasi stres dengan cara mengatur respons emosional untuk menyesuaikan diri dengan dampak yang ditimbulkan oleh kondisi atau situasi yang penuh dengan tekanan. Tujuan emotion focused coping adalah untuk mengontrol respons emosional terhadap situasi stres dengan cara mengubah perilaku dan kognitif. Strategi koping yang digunakan dalam emotion focused coping adalah :

Ø Self control

Self control merupakan usaha untuk mengontrol perasaan ketika menghadapi situasi yang menekan.

Ø Distancing

Distancing merupakan usaha untuk tidak terlibat dalam permasalahan seperti menghindar dari permasalahan atau menciptakan pandangan-pandangan positif.

Ø Positif reappraisal

Positif reappraisal merupakan usaha mencari makna positif dari permasalahan yang dihadapi dengan pengembangan diri yang melibatkan hal-hal yang bersifat religius

Ø Accepting responsibility

Accepting responsibility merupakan usaha untuk menyadari tanggungjawab diri sendiri dalam permasalahan yang dihadapi dan menerima untuk membuat semuanya menjadi lebih baik.

Ø Escape / avoidance

Escape / avoidance merupakan usaha untuk menghindari masalah dengan beralih pada hal lain seperti makan, minum, merokok, atau menggunakan obat-obatan.

 

Referensi:

Anggraini, BDS. (2014). Religious Coping dengan Stres pada Mahasiswa. J Psikol.[Internet].[cited2022June08];2(1).Availablefrom:http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/view/1846

Utami, M.S. (2012). Religiusitas, Koping Religius, dan Kesejahteraan Subjektif. J Psikol [Internet]. 39(1):46–66. Diakses di jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/6966/542

Sumber Foto:

https://www.freepik.com/free-photo/full-shot-woman-meditating-with-laptop_13130785.htm#fromView=search&page=1&position=33&uuid=ccdd3c7b-a359-4353-9885-6f9214c20e67