Kamis, 10 Oktober 2024 14:09 WIB

Perawatan Kulit Bayi Prematur: Tips dan Intervensi untuk Mencegah Infeksi

Responsive image
20
Hanafianti Nugrahani, S.Kep., Ns - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu (Aredes, Santos, Fonseca, 2017). Bayi yang lahir lebih awal memiliki organ-organ tubuh, termasuk kulit yang belum berkembang sempurna dan cenderung lebih tipis, sensitif, serta mudah rusak. Kulit bayi prematur yang belum matang perkembangannya sangat rentan terhadap cedera. Cedera akibat tekanan menjadi perhatian khusus pada bayi prematur karena adanya tekanan minimal pada kulit yang belum matang dapat mengakibatkan gangguan integritas kulit.

Pada bayi prematur, cedera tekanan dapat terjadi dimanapun alat atau perlengkapan medis bersentuhan dengan pasien, termasuk pada ekstremitas (probe oksimeter, IV perifer), dada (probe elektroda), leher (trakeostomi), hidung (masker CPAP), dan kulit kepala (tabung, permukaan penyangga). Demikian pula, cedera kimia dapat terjadi dimanapun agen topikal dioleskan, termasuk klorheksidin dan betadine saat pemasangan kateter sentral yang dimasukkan secara perifer, IV perifer, kateter sentral, dan kateter umbilikalis (Delmore, Deppisch, Sylvia, Luna-Anderson, Nie, 2019).

Asuhan keperawatan yang diberikan pada bayi baru lahir prematur khususnya perawatan kulit sangat penting untuk mencegah infeksi nosokomial. Perawatan untuk menjaga integritas dan kualitas kulit bayi baru lahir prematur dimulai segera setelah lahir baik di ruang bersalin maupun Neonatal Intensive Care Unit (NICU) untuk mempertahankan suhu tubuh yang berkontribusi pada adaptasi bayi baru lahir terhadap lingkungan luar (Aredes, Santos, Fonseca, 2017).

Berdasarkan Johnson & Samra (2016), beberapa intervensi yang dapat dilakukan yaitu:

  1. Mandi dengan menggunakan air hangat steril, bisa dilakukan 2 kali seminggu atau setiap 4 hari sekali. Boleh menggunakan pembersih dengan pH netral yang ringan setelah bayi berusia 2 minggu.
  2. Boleh menggunakan pelembab/emolien bebas pewangi.
  3. Membersihkan perineum untuk bayi berusia kurang dari 2 minggu menggunakan tisu steril dan air hangat, jika berusia lebih dari 2 minggu menggunakan kapas sekali pakai dan air keran hangat biasa.
  4. Perawatan perineum bayi bisa dengan dimetikon 6% (perlindungan sangat ringan).
  5. Jika bayi menggunakan alat medis yang bersentuhan langsung dengan kulit, gunakan silikon sebagai lapisan kontak atau sebagai bantalan sebelum  alat medis tersebut digunakan.
  6. Untuk bayi yang lahir <26>alcohol isopropyl 70%, jangan biarkan sediaan terkumpul di lipatan kulit.

 

Referensi:

Aredes NDA, Santos RCA, Fonseca LMM. Skin care of premature newborns: integrative review. Rev. Eletr. Enf. [Internet]. 2017 [cited 9/9/2024];19:59. Available from: http://doi.org/10.5216/ree.v19.43331.

Delmore, B., Deppisch, M., Sylvia, C., Luna-Anderson, C., & Nie, A. M. (2019). Pressure Injuries in the Pediatric Population: A National Pressure Ulcer Advisory Panel White Paper. Advances in skin & wound care, 32(9), 394–408. https://doi.org/10.1097/01.ASW.0000577124.58253.66

Johnson, D. E., & Samra, H. A. (2016). Extremely Preterm Infant Skin Care: A Transformation of Practice Aimed to Prevent Harm. Advances in Neonatal Care, 16(5), S26–S32. https://doi.org/10.1097/ANC.0000000000000335