Oral thrush atau kandidiasis oral adalah suatu infeksi jamur yang umum terjadi pada bayi. Biasanya oral thrush diakibatkan oleh jamur candida albicans. Oral thrush ditandai dengan adanya bercak putih yang menempel pada lidah, langit-langit mulut, dan pipi bagian dalam dan sulit dihilangkan. Menurut Ristek-Brin tahun 2019, prevalensi kandidiasis di Indonesia sekitar 20-25%. Angka ini pun diperkirakan jauh di bawah angka sebenarnya, karena penyakit ini sering kurang terdiagnosis (under-diagnosed) (Swari, 2022). Pada studi Prastyo (2022) didapatkan 12 dari 40 bayi pernah mengalami oral thrush, dan 7 dari 10 ibu belum memahami cara/penatalaksanaan oral hygiene untuk mencegah penyakit oral thrush.
Bayi rentan mengalami oral thrush karena sistem imun tubuh yang masih dalam tahap perkembangan sehingga mudah mengalami infeksi. Infeksi ini bisa didapat dari infeksi vaginal yang dialami Ibu ketika bayi lahir secara normal dan kulit puting payudara Ibu saat bayi sedang menyusu. Tidak optimalnya pembersihan mulut bayi pasca menyusui juga berperan meningkatkan risiko terjadinya oral thrush. Untuk membedakan oral thrush dengan bercak susu yakni dengan cara mengorek lidah secara lembut. Jika mudah dilepas maka merupakan bercak susu, sedangkan oral thrush sukar dilepas.
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu supaya tidak terjadi oral thrush pada bayi adalah dengan menjaga kebersihan, di antaranya sebagai berikut:
Apabila bayi telah terinfeksi jamur atau oral thrush, maka peningkatan oral hygiene merupakan langkah utama yang tepat dilakukan oleh ibu. Selain itu, ibu dapat berkonsultasi dengan dokter mengenai pengobatan oral thrush pada bayi. Biasanya, dokter akan memberikan obat antijamur. Namun, perlu ditekankan bahwa pemberian obat tanpa ditunjang dengan peningkatan oral hygiene dapat menyebabkan infeksi menetap dan pengobatan menjadi kurang optimal.
Salah satu tantangan dalam pemberian obat pada bayi adalah bayi akan rewel atau menangis. Namun, ibu tidak perlu khawatir karena tidak ada efek berbahaya yang ditimbulkan oleh obat dengan resep dokter. Selama memberikan obat pada bayi, ibu dapat memegangi bagian kepala bayi untuk meminimalisir pergerakan bayi. Obat dapat dibubuhkan pada kasa yang dililitkan di jari untuk diseka ke area luka atau bercak. Pemberian obat tidak perlu banyak tetapi harus merata.
Apabila tidak segera ditangani oral thrush dapat menyebabkan bayi susah menghisap puting sehingga akan berakibat dehidrasi, kekurangan nutrisi, dan terjadi penurunan berat badan. Oral thrush juga dapat menyebabkan tersebarnya infeksi sampai ke kerongkongan atau bagian tubuh lainnya sehingga penting untuk segera memeriksakan ke pelayanan terdekat apabila timbul tanda - tanda oral thrust pada bayi.
Segera pergi ke dokter apabila menemukan
Referensi:
Fatikasari, C. (2021). Penatalaksanaan Oral Thrush pada Bayi Usia 1-2 Bulan di PMB Djujuk Winarni, S.ST Lantek Timur Kec.Galis Kab.Bangkalan. Diploma thesis, Stikes Ngudia Husada Madura.
Hidayatullah, T., Suci, L. N. (2022). Oral Thrush pada Bayi: Gambaran Klinis dan Tatalaksana. Cakradonya Dental Journal, 14(2): 95-99.
Meihartati, T. (2018). 1000 Hari Pertama Kehidupan. Yogyakarta: CV. Budi Utami.
Swari, N.M.D.P. (2022). Daya Hambat dan Daya Bunuh Ekstrak Kulit Anggur Bali (Vitis Vinifera L. VAR. Alphonosolavavlle) Terhadap Candida Albicans Pada Kandidasis Oral Anak. Other thesis, Universitas Mahasaraswati Denpasar. Diakses pada https://eprints.unmas.ac.id/id/eprint/948/
Prastyo, Y. (2022). Perilaku Dan Persepsi Ibu Tentang Oral Hygiene Terhadap Kejadian Oral Thrush Pada Bayi. Journal of Borneo Holistic Health, 5(1):73–8.
Quindos, G., Gil-Alonso, S., Marcos-Arias, C., Sevillano, E., Mateo, E., Jauregizar, N., Eraso, E. (2019). Therapeutic Tools for Oral Candidiasis: Current and New Antifungal Drugs. Med Oral Patol Oral Cir Bucal, 24(2): 177-80.