Kamis, 10 Oktober 2024 09:35 WIB

Manfaat Kepatuhan Minum Obat TBC

Responsive image
128
Intan Perolla, Amd. Kep - RSUP Fatmawati Jakarta

Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk  menggambarkan prilaku pasien dalam minum obat  secara benar tentang dosis, frekuensi dan waktu. Agar patuh, pasien dan keluarga sebagai support system  harus dilibatkan dalam memutuskan apakah minum obat  atau tidak. Keberhasilan proses perawatan di rumah  sangat di tunjang oleh peran serta dari keluarga.

Kepatuhan minum obat TBC sangat penting karena :
1). Bila obat tidak mencapai konsentrasi optimal dalam  darah maka akan memungkinkan berkembangnya  resisten. 
2). Minum dosis obat tepat waktu dan minum secara benar  adalah penting untuk mencegah resistensi. 
3). Derajat kepatuhan minum obat sangat berhubungan  dengan keberhasilan dalam mempertahankan  penekanan virus.

Pasien TBC ada yang tidak teratur minum obat karena :
1). Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya minum  obat TBC secara teratur. 
2). Merasa bosan dengan pengobatan karena  membutuhkan waktu yang lama. 
3). Adanya efek samping dari OAT. 
4). Lupa minum obat. 
5). Tidak mendapat dukungan dari keluarga. 
6). Sikap negatif terhadap pengobatan (melakukan  pengobatan alternative).

Ketidakpatuhan minum obat dapat  menyebabkan resisten obat dan  memburuknya kondisi pasien .

Pasien harus memahami  tujuan pemberian OAT ( obat anti Tb ) karena :
1). Obat anti Tb dapat menyembuhkan penderita TB. 
2). Selama pengobatan TB kuman masih dapat  ditularkan sehingga harus mematuhi cara  membuang dahak dan pemakaian masker.
3). Pengobatan dilakukan 6-8 bulan dan minum obat  terus menerus. 
4). Kepatuhan pengobatan.

Jangan memulai minum OAT jika dalam kondisi :
1). Pasien tidak batuk lebih dari 2 minggu. 
2). Tidak memeriksa dahak. 
3). Tidak melakukan rontgen Thorak. 
4). Tidak memeriksa darah ke Laboratorium.

Efek samping OAT pada penderita : 

1). Efek minor : a). Anoreksia, mual dan sakit perut (obat Rifampicyn) >> penanganan : teruskan obat, kontrol ke dr. spesialis paru. b). Nyeri sendi (obat Pirazinamide) >> penanganan : minum Aspirin.  c). Panas di kaki (obat INH) >> penanganan dengan obat Piridoksin 100 mg/hari . d). Urin kemerahan (obat Rifampicyn) >> perlu dijelaskan pada pasien.

2). Efek mayor : a). Ketulian (obat Streptomicyn) >> penanganan : hentikan pemberian Streptomicyn. b). Pusing , vertigo, nystagmus (obat Streptomicyn) >> penanganan : hentikan pemberian Streptomicyn.  c). Ikterus tanpa sebab lain, gangguan penglihatan (obat Ethambutol) >> penanganan : hentikan Ethambutol.  d). Syok, purpura, gagal ginjal akut (obat Rifampicyn) >> penanganan : hentikan Rifampicyn.

Yang harus dilakukan jika mengalami efek samping obat :
1). Jika efek samping minor, maka pengobatan  dapat diteruskan dengan dosis biasa atau  kadang2 dosis perlu di turunkan. Dapat diberikan  pengobatan simptomatik. 
2). Jika timbul efek samping mayor harus di tangani  sesegera mungkin.

Kiat untuk mengingat minum obat TB, yaitu :
1). Minumlah obat pada waktu yang sama tiap hari. 
2). obat harus dibawa kemanapun  penderita pergi seperti bekerja atau sekolah atau pulang kampung.
3). Pergunakan alarm atau pengingat minum obat.

Efek samping obat masih menjadi hambatan bermakna  dalam terapi tuberkulosis. Penanganan efek samping yang  tepat diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien  dan dengan demikian meningkatkan keberhasilan terapi.

Secara umum, efek samping yang timbul pada penanganan  tuberkulosis bersifat ringan. Efek samping minor dapat  ditangani secara suportif tanpa memerlukan penghentian  terapi.

Pada pasien dengan efek samping mayor, terapi  harus dihentikan dan dilakukan evaluasi dan  pemantauan. Rujukan ke spesialis dapat  dipertimbangkan. Obat OAT dapat dimulai  kembali secara bertahap dan dapat dilakukan  drug challenge untuk mengidentifikasi obat mana  yang tidak dapat ditoleransi.

 

Referensi :

Kemenkes RI. 2020. Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Di Indonesia 2020-  2024. Pertemuan Konsolidasi Nasional Penyusunan STRANAS TB: 135.

Situmorang, Farida P, Rispan Kendek, and Willi F Putra. 2017. Solusi Mengatasi Ketidakpatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis. Jurnal penyegaran 3(1): 35–45.

Ramanda, dr Reren. 2022. Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis

Sumber gambar :

Freepik (Woman taking medication side view) https://www.freepik.com/free-photo/woman-taking-medication-side-view_28694092.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=a69a85c8-996a-4a0b-b5a4-c36e9fb2ea7f