Selasa, 08 Oktober 2024 12:54 WIB

Pengaruh Pareting pada Kesehatan Mental Anak

Responsive image
70
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Masa kanak-kanak merupakan periode penting dalam kehidupan manusia, di mana perkembangan emosional dan mental anak mulai terbentuk. Dalam situasi yang semakin marak dengan kasus kekerasan dan pelecehan, anak-anak rentan mengalami gangguan mental. Oleh karena itu, orang tua sebagai pendidik perlu memperhatikan pola asuh yang mereka terapkan. Pola asuh ini berfungsi seperti kuas yang melukis masa depan anak, terutama dalam aspek kesehatan mental. Penerapan pola asuh yang salah dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak, sedangkan pola asuh yang tepat dapat memberikan efek positif. Keluarga memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak di lingkungan keluarga. Kesehatan jiwa atau mental merujuk pada kondisi di mana seseorang dapat menghadapi berbagai masalah, baik dari segi psikologis maupun fisik, serta dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat atau lingkungan di sekitarnya. Pengasuhan orang tua umumnya berfokus pada metode dan tujuan dalam memperlakukan anak dengan cara yang bervariasi. Melalui komunikasi, perilaku, dan pendekatan disiplin, pengasuhan menjadi dasar bagi orang tua untuk menilai kesehatan mental anak. Namun, beberapa metode pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua saat ini malah dapat berdampak negatif pada kesehatan mental anak.

Jenis-jenis Pola Asuh

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter adalah metode pengasuhan yang mengedepankan kepemimpinan yang ketat. Ciri-cirinya meliputi tekanan pada anak untuk mengikuti semua instruksi dan permintaan orang tua, pengawasan yang ketat terhadap perilaku anak, kurangnya kepercayaan orang tua terhadap tindakan anak, kurangnya apresiasi terhadap prestasi anak, serta seringnya anak menerima hukuman. Pola asuh otoriter ditandai oleh sikap orang tua yang memaksakan kehendak dan cenderung mengatur tanpa mempertimbangkan situasi di sekitarnya. Akibatnya, anak bisa mengalami dampak negatif pada psikologisnya dan menjadi penakut. Pola asuh ini juga dapat membuat anak mudah marah saat berinteraksi dengan orang lain, kesulitan dalam mengontrol diri, dan kurang percaya diri.

2. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah pendekatan yang kurang memperhatikan anak. Dalam pola asuh ini, anak diberikan kebebasan tanpa adanya pengawasan atau hukuman saat mereka berbuat salah. Situasi ini sering dialami oleh orang tua yang terlalu fokus pada pekerjaan, sehingga mereka hanya memenuhi kebutuhan dasar anak tanpa memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup.

3. Pola Asuh Demokratis

Pendapat anak cenderung lebih diperhatikan dan dihargai oleh orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis. Sikap ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Dalam pola asuh ini, orang tua diharapkan bersikap tegas, sehingga baik orang tua maupun anak dapat memahami batasan-batasan dalam peraturan. Selain itu, pola asuh ini mengajarkan orang tua untuk mengenali kebutuhan anak, yang pada gilirannya mendorong anak untuk berperilaku baik dan menghormati orang yang lebih tua.

Dampak Positif dan Negatif Pola Asuh

Berbagai pola asuh yang telah disebutkan dapat memberikan efek baik maupun buruk terhadap aspek kepribadian, emosi, sosial, dan perilaku anak, yang semuanya berkaitan dengan kesehatan mental. Berikut adalah dampak-dampak tersebut :

1. Pola asuh otoriter membuat anak kesulitan dalam berinteraksi sosial. Hal ini disebabkan oleh kesulitan anak dalam mengontrol emosi, kurangnya kemandirian, dan tantangan dalam mengambil keputusan.

2. Pola asuh permisif dalam psikologi memiliki berbagai dampak, seperti anak yang cenderung berteriak saat berbicara, suka berdebat dengan orang tua, sulit menerima nasihat, kurang toleran terhadap lingkungan, malas dalam belajar dan beribadah, tidak sabar, selalu ingin dituruti, egois, dan sering berusaha mengendalikan orang tua mereka.

3. Pola Asuh Demokratis. Penelitian mengenai pola asuh orang tua zaman sekarang yang melibatkan 6 (enam) narasumber menunjukkan bahwa orang tua yang mengadopsi pola asuh demokratis dan permisif secara seimbang cenderung memberikan dampak positif pada anak. Hal ini membuat anak lebih mampu menghargai pendapat orang lain, serta lebih terbuka dalam mengungkapkan pendapat dan menjelaskan hal-hal terkait lingkungan dan proses belajarnya.

 

Referensi :

Adriana, N. G., & Zirmansyah, Z. 2021. Pengaruh Pengetahuan Parenting Terhadap Keterlibatan Orangtua di Lembaga PAUD.

Azizah Muthi’Nuryatmawati, Pujiyanti Fauziah, & Annida Ramdhani Fitri. 2020. Pengaruh Pola Asuh Permisif terhadap Kemandirian Anak Usia Dini.

Budiman, A., & Suva, P. R. 2018. Urgensi Pembentukan Karakter Anak di Era Globalisasi Melalui Penguatan Keluarga.

Farida Rohayani, Wahyuni Murniati, Tirta Sari, & Annida Ramdhani Fitri. 2023. Pola Asuh Permisif dan Dampaknya Kepada Anak Usia Dini (Teori dan Problematika).