Alergi merupakan sebuah respon sistem kekebalan terhadap zat asing yang biasanya, tidak berbahaya bagi tubuh kebanyakan orang. Bahan-bahan pencetus alergi disebut dengan allergen, seperti : udang, telur, susu, serbuk sari, tungau, debu, kacang – kacangan, bulu binatang dan obat – obatan.
Alergi obat merupakan respons abnormal yang timbul terhadap bahan obat atau metabolitnya melalui reaksi imunologis berupa hipersensitivitas yang terjadi selama atau setelah pemakaian obat.
Penyebab alergi obat karena sistem imun bekerja secara berlebihan terhadap bahan yang umumnya tidak menimbulkan reaksi pada orang normal. Reaksi dari alergi dapat bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Gejala yang muncul tergantung dari bagian tubuh yang terpapar alergen. Pada kulit menimbulkan ruam-ruam dan bentol-bentol merah, pada pernafasan menimbulkan batuk, bersin dan sesak nafas, jika menyerang pencernaan bisa menimbulkan rasa mual, muntah dan nyeri di perut.
Anafilaksis adalah reaksi alergi berat dan berpotensi mengancam nyawa yang diakibatkan oleh pelepasan tiba-tiba mediator dari sel mast dan basofil. Obat-obatan merupakan salah satu pemicu anafilaksis paling umum pada orang dewasa, menyumbang hingga 10?ri penyebab anafilaksis pada pasien rawat jalan dan 27- 60% pada pasien gawat darurat Obat golongan analgesik dan antibiotik adalah pemicu paling umum.
Sebaiknya pergi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut Dimana jika pemeriksaan Skin Prick Test, memberikan hasil pemeriksaan positif maka dilakukan tatalaksana pengobatan, yaitu:
1). Lini terapi pertama : Epinefrin, dewasa : 0,01 mg/Kg, maksimal 0,2 – 0,5 mg dan anak anak : 0,01 mg /Kg, maksimal 0,3 mg.
2). Lini terapi kedua : Oksigen 8-10 L/min , Antihistamine seperti diphenhydramine dengan dosis Dewasa: 25-50 mg dan Anak-anak: 1 mg/kg. Kortikosteroid oral, mis Deksametason dengan dosis awal 1 mg/ kgBB , selanjutnya 0,2-0,5 mg/kgBB tiap 6 jam selama 3 hari.
Pencegahan alergi obat dilakukan dengan cara :
1). Beritahu Dokter, Apoteker, atau petugas kesehatan lain mengenai alergi yang pernah dialami.
2). Identifikasi obat yang menyebabkan reaksi alergi melalui tes alergi.
3). Hindari penggunaan obat yang memicu alergi dan mencari alternatif obat lainnya yang aman.
4). Memahami tentang potensi risiko alergi obat yang akan dikonsumsi dan tanda-tanda awal reaksi alergi.
5). Mengelola kondisi komorbid, seperti asma dan penyakit kardiovaskular yang dapat meningkatkan risiko anafilaksis.
Reaksi alergi berupa penyakit kulit darurat dapat mempengaruhi tampilan kulit sebagai reaksi- reaksi penyakit kulit, dapat terjadi karena obat secara akut atau penggunaan jangka lama yaitu : Sindrom Stevens Johnson dimana terlihat kelainan kulit, mukosa dan mata. Sedangkan, Nekrolisis Epidermal Toksika (NET) dengan gejala :
1). Gejala Prodormal dimana kulit terasa panas, demam dan nyeri kepala, diare, mual dan muntah, dll
2). Gejala kulit dimana terdapat gelembung lebar dinding tipis mudah pecah, kulit mengelupas mudah lecet dan berdarah serta lesi.
Pengobatan penyakit kulit darurat oleh karena obat :
1). Pemberhentian obat yang diduga memicu reaksi tersebut.
2). Pemberian cairan dan pemantauan cairan yang keluar.
3). Pemberian antiradang sistemik seperti kortikosteroid metil prednisolon.
4). Mencegah infeksi sekunder dengan pemberian antibiotik.
5). Diet rendah garam dan tinggi protein untuk mencegah efek samping kortikosteroid.
Referensi :
Harlim, Ago. 2016. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin: Alergi Kulit. Jakarta: FK UKI.
Montañez, M. I., Mayorga, C., Bogas, G., Barrionuevo, E., Fernandez-Santamaria, R., Martin-Serrano, A., ... & Doña, I. (2017). Epidemiology, mechanisms, and diagnosis of drug-induced anaphylaxis. Frontiers in Immunology, 8, 614.
Bruhns, P., & Chollet-Martin, S. (2021). Mechanisms of human drug-induced anaphylaxis. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 147(4), 1133-1142.
Referensi Gambar :
Freepik (Senior woman with medical problems) https://www.freepik.com/free-photo/senior-woman-with-medical-problems_7794980.htm#fromView=search&page=1&position=20&uuid=2c6a7732-0ee2-43f9-bb1f-0224cbe9b337