Senin, 26 Agustus 2024 23:02 WIB

Latihan Fisik terhadap Perbaikan Resistensi Insulin

Responsive image
9
Promosi Kesehatan, Tim Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Resistensi insulin pertama kali dijelaskan untuk menggambarkan gangguan metabolik yang disebabkan oleh berkurangnya respons seluler terhadap sinyal insulin, terutama pada jaringan yang bergantung pada insulin. Secara lebih spesifik, resistensi insulin merupakan ketidakmampuan insulin untuk menghasilkan respons biologis normal pada konsentrasi yang efektif pada individu normal. Resistensi ini bisa terjadi pada beberapa tingkat seluler, termasuk pre-reseptor, reseptor, dan post-reseptor. Gangguan pre-reseptor dapat timbul karena adanya autoantibodi anti-reseptor atau molekul abnormal lain yang mengganggu pengikatan insulin dengan reseptor. Selain itu, mutasi pada gen yang mengkode reseptor insulin juga dapat mengurangi jumlah reseptor insulin yang tersedia. Gangguan pada tingkat reseptor dapat terjadi karena penurunan afinitas dan sensitivitas reseptor terhadap insulin. Penyebab umum dari resistensi insulin adalah kerusakan pada jalur post-reseptor, khususnya gangguan pada jalur sinyal insulin (insulin signaling pathways). Kerusakan ini menghambat translokasi GLUT-4 yang diperlukan untuk mengambil glukosa oleh sel, sehingga menurunkan kemampuan sel untuk mengambil glukosa dari darah. Resistensi terhadap insulin adalah penyebab utama penyakit kronis seperti diabetes melitus, yang memiliki tingkat keparahan dan angka kematian yang tinggi. Ini adalah kondisi patologis di mana respons sel terhadap hormon insulin terganggu karena masalah dalam jalur sinyal insulin. Ketika insulin tidak dapat mengikat reseptornya dengan benar, fosforilasi tirosin tidak terjadi, yang menghalangi aktivasi insulin receptor substrate-1 (IRS-1). Kegagalan dalam aktivasi ini mengurangi ekspresi Glucose transporter-4 (GLUT-4) pada membran sel otot rangka, yang mengakibatkan penurunan penyerapan glukosa oleh sel dan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Latihan fisik yang teratur, dilakukan secara konsisten, dan sesuai dengan intensitas yang tepat dapat mengaktifkan adenosin 5’-monophosphate-activated protein kinase (AMPK). Ini memungkinkan translokasi vesikel yang mengandung GLUT-4 ke permukaan sel tanpa memerlukan ikatan insulin pada reseptornya. Dengan demikian, ekspresi GLUT-4

Resistensi Insulin

Secara normal, insulin adalah hormon anabolik yang merangsang peningkatan cadangan energi di berbagai jaringan sasaran, termasuk sel otot rangka. Di dalam sel otot rangka, insulin mempromosikan masuknya glukosa ke dalam sel, yang meningkatkan metabolisme glukosa, pembentukan glikogen, dan juga meningkatkan penyerapan asam amino untuk mendukung sintesis protein.

Latihan Fisik

1. Latihan fisik adalah kegiatan yang direncanakan dengan baik, terstruktur, diulang secara berkala, dan bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga kesehatan. Berbeda dengan aktivitas fisik sesaat, latihan fisik adalah bagian dari aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur, berkelanjutan, dan bertahap. Volume latihan terkait dengan intensitas, durasi, dan frekuensi yang spesifik, disesuaikan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan dari latihan fisik meliputi peningkatan atau pemeliharaan kebugaran, performa, dan prestasi, serta sebagai cara untuk bersantai atau mengembangkan hobi. Semua ini menjadi dasar untuk merumuskan dosis latihan yang tepat. Frekuensi latihan merujuk pada seberapa sering latihan dilakukan dalam seminggu. Melakukan latihan tiga kali seminggu sudah cukup untuk meningkatkan kebugaran, kekuatan, dan kelenturan tubuh.

2. Durasi latihan mencakup berapa lama program latihan berlangsung (dalam bulan atau minggu) serta durasi tiap sesi latihan (dalam menit). Intensitas, frekuensi, dan durasi latihan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Latihan dengan intensitas berat biasanya dilakukan selama 15-20 menit, sedangkan latihan dengan intensitas rendah dapat memerlukan durasi lebih lama. Latihan yang konsisten dilakukan selama 6-8 minggu telah terbukti memberikan hasil yang signifikan.

3. Latihan interval (interval training) melibatkan pergantian antara fase kerja dan fase istirahat, dengan fase istirahat terbagi menjadi istirahat aktif dan istirahat pasif.

4. Terdapat berbagai jenis latihan yang dibedakan berdasarkan metabolisme otot dan penggunaan oksigen sebagai sumber energi, seperti latihan aerobik dan anaerobik, serta berdasarkan beban tubuh seperti latihan bearing berat (weight bearing) dan non-bearing berat (non-weight bearing). Jenis latihan lainnya termasuk latihan resistensi, isometrik, dan isotonic.

 

Referensi :

Bafirman dan Asep Sujana Wahyuri. 2019. Pembentukan Kondisi Fisik. Ed. 1, Cet. 1. Depok: Rajawali Pers.

Baynes J. W. dan Marek H. D. 2014. Medical biochemistry 4th ed. Pennsylvania : Elsevier Saunders.

Bermundez, V., Juan S., Maria SM. 2016. Prevalence and Associated Factors of Insulin Resistance in Adults from Maracaibo City, Venezuela. Advances in Preventive Medicine. 2016 : 9405105.

Deborah Riebe, Jonathan K Ehrman, Gary Liguori, Meir Magal. 2018. Chapter 6 General Principles of Exercise Prescription. In : ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription. 10th Ed. Philadelphia : Wolters Kluwer / Lippincott Williams & Wilkins.