Kamis, 22 Agustus 2024 16:10 WIB

Abses Sinus Preaurikuler Sinistra

Responsive image
85
Promosi Kesehatan, Tim Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Abses adalah kumpulan nanah yang menyakitkan dan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri. Abses preaurikular terjadi di area depan daun telinga dan merupakan komplikasi dari kelainan bawaan yang disebut sinus preaurikular. Sinus preaurikular adalah lubang yang muncul di bagian depan daun telinga.  Sinus preaurikular, yang sering disebut sebagai fistula preaurikular, adalah kelainan bawaan jinak pada jaringan lunak di area depan telinga, tepatnya pada margin anterior heliks. Kondisi ini biasanya muncul di satu sisi (unilateral), namun jika terjadi di kedua sisi (bilateral), biasanya disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan secara autosom dominan yang tidak lengkap. Kelainan ini terjadi akibat kegagalan dalam proses penggabungan tuberkel pertama dan kedua dari arkus brankial. Sebagian besar sinus preaurikular tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan pengobatan, namun apabila terjadi infeksi, penanganan yang tepat harus segera diberikan. Karena kelainan ini seringkali tidak menimbulkan gejala, pasien mungkin tidak menyadari kondisinya hingga mengalami obstruksi dan infeksi. Infeksi yang tidak diobati dengan cepat dan tepat dapat menyebabkan abses atau keluarnya nanah, yang jika dibiarkan dapat berkembang menjadi infeksi kronis atau sepsis. 

Penyebab Abses Sinus Preaurikuler Sinistra

Daun telinga mulai terbentuk pada minggu ke-6 kehamilan. Faktor genetik dapat menyebabkan perkembangan telinga luar menjadi tidak sempurna, mengakibatkan munculnya lubang atau celah di depan daun telinga yang dikenal sebagai sinus preaurikular. Biasanya, sinus preaurikular tidak menimbulkan gejala kecuali terinfeksi. Sinus preaurikular dilapisi oleh sel epitel yang bisa membentuk kista. Kista ini rentan terhadap infeksi, yang dapat menyebabkan abses preaurikular. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus, diikuti oleh spesies Streptococcus, Proteus, dan Peptococcus. Infeksi ini dapat menimbulkan iritasi, pembentukan cairan, pembengkakan, dan nyeri pada area preaurikular. Pada akhirnya, celah tersebut bisa tersumbat, mengakibatkan penumpukan nanah dan pembentukan abses. Selain itu, alat pendengaran dan saraf di dalam telinga berkembang bersamaan dengan telinga luar selama masa kehamilan. Karena itu, kelainan pada telinga luar dapat disertai dengan kelainan pada telinga dalam, seperti ketulian.

Faktor Risiko Abses Sinus Preaurikuler Sinistra

1. Riwayat keluarga dengan sinus preaurikular dapat mencakup berbagai kelainan bentuk tengkorak dan wajah. Contoh-contoh kelainan ini meliputi sindrom brankiootorenal, sindrom Beckwith-Wiedemann, disostosis mandibulofasial, displasia okuloaurikulovertebra, serta kelainan kromosom lainnya.

2. Selama kehamilan, konsumsi obat propiltiourasil (PTU), yang digunakan untuk mengatasi hipertiroidisme, dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan bawaan pada sistem saluran kemih pada janin, seperti kista ginjal atau pembesaran ginjal, menurut beberapa studi.

3. Tidak ada perbedaan signifikan antara pria dan wanita dalam hal frekuensi sinus preaurikular. Namun, wanita lebih cenderung mengalami abses preaurikular, yang mungkin terkait dengan penggunaan makeup dan kosmetik yang dapat meningkatkan risiko infeksi.

Gejala-gejala :

Gejala yang biasanya ditemukan meliputi :

1. Pembengkakan di area depan telinga

2. Nyeri telinga yang datang kembali

3. Pengeluaran cairan dari lubang depan telinga yang berulang

4. Gatal di telinga

5. Kemerahan pada telinga

6. Nyeri kepala

7. Demam

Setelah terinfeksi, sinus preaurikular cenderung lebih mudah mengalami infeksi ulang yang sering. Hal ini disebabkan oleh keberadaan sisa bakteri di lubang tersebut, ditambah dengan fakta bahwa adanya lubang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi. Abses sering terjadi pada telinga sebelah kanan, karena sebagian besar populasi dunia lebih dominan menggunakan tangan kanan.

Diagnosis

Absces preaurikular umumnya dapat didiagnosis hanya dengan memeriksa gejala dan tanda-tanda yang tampak. Pemeriksaan laboratorium seperti kultur bakteri dan uji sensitivitas antibiotik biasanya dilakukan pada kasus-kasus yang berulang. Pemeriksaan radiologi umumnya tidak diperlukan secara rutin, kecuali jika ada sinus atau abses di lokasi yang tidak biasa atau dicurigai adanya kelainan lain. Sinus preaurikular juga dapat disertai dengan kelainan bawaan lainnya, seperti gangguan pendengaran atau masalah ginjal. Oleh karena itu, individu dengan abses atau sinus preaurikular harus menjalani pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi kemungkinan kelainan bawaan. Absces preaurikular seringkali terdiagnosis salah sebagai jerawat, infeksi folikel rambut, infeksi lain seperti tuberkulosis, atau kondisi bawaan lain seperti kista dermoid atau kista sebasea.

Pencegahan

Pembentukan sinus preaurikular adalah kelainan bawaan yang tidak dapat dicegah. Namun, infeksi yang dapat menyebabkan abses preaurikular dapat dihindari dengan menjaga kebersihan area tersebut. Beberapa studi menyarankan bahwa pengangkatan sinus preaurikular yang tidak menunjukkan gejala dapat dilakukan untuk mencegah infeksi dan abses di masa depan. Prosedur ini dilakukan oleh dokter bedah THT atau dokter bedah kepala dan leher yang berpengalaman, dan memerlukan pembiusan umum.

 

Referensi :

Aliyu, D. J., & Mohammed, A. 2019. Clinical Perculiarities of Preauricular Sinus Abscess : a Tertiary Health Centre Experience. International Journal of Otorhinolaryngology and Head and Neck Surgery.

Chowdary K.V.K., Chandra N. S., Madesh R. K. 2012. Preauricular Sinus : a Novel Approach. Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery : Official Publication of the Association of Otolaryngologists of India.

Dunham, B., Guttenberg, M., Morrison, W., & Tom, L. 2009. The Histologic Relationship of Preauricular Sinuses to Auricular Cartilage. Archives of Otolaryngology-Head & Neck Surger.

Munilson, J., Huryati, E., & Pulungan, M. R. 2013. Penatalaksanaan Sinus Preaurikuler Tipe Varian Dengan Pit pada Heliks Desenden Postero - Inferior.