Kamis, 22 Agustus 2024 16:05 WIB

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Kesehatan

Responsive image
1319
Promosi Kesehatan, Tim Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pencemaran udara tetap menjadi masalah kesehatan yang belum teratasi hingga saat ini, meskipun terjadi setiap tahun. Masalah ini muncul akibat kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia untuk memenuhi kebutuhan di era modern. Penggunaan teknologi yang semakin canggih serta bertambahnya jumlah industri memproduksi zat-zat berbahaya yang mencemari udara. Akibatnya, udara yang seharusnya bersih untuk bernapas menjadi tercemar, yang dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Selain itu, pencemaran udara juga dapat merusak ekosistem alami di sekitar area yang terkena dampak. Pertumbuhan jumlah penduduk di suatu wilayah sering kali disertai dengan perkembangan sektor-sektor lain seperti meningkatnya jumlah industri dan alat transportasi. Hal ini dapat memberikan dampak positif pada perekonomian, namun juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya dalam bentuk pencemaran udara akibat peningkatan emisi dari mesin dan kendaraan bermotor. Pencemaran udara ini dapat disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti limbah dari pabrik, kendaraan bermotor, pembakaran sampah, serta sisa-sisa pertanian, serta oleh peristiwa alam seperti kebakaran hutan dan letusan gunung berapi yang melepaskan debu, gas, dan awan panas. Udara ambien adalah udara yang terdapat di permukaan bumi dalam lapisan troposfer yang berada dalam wilayah Republik Indonesia, dan memiliki peran penting dalam mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup lainnya, serta unsur-unsur lingkungan hidup yang ada. Dampak dari gas CO2 terhadap kesehatan dapat mengakibatkan kematian mendadak akibat kekurangan oksigen dalam tubuh. Gas SO2, di sisi lain, dapat menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan seperti selaput lendir hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan di paru-paru; dampak ini dapat lebih parah pada penderita asma. Beberapa studi menunjukkan bahwa paparan partikel pencemar (PM10) dapat memperburuk gejala gangguan pernapasan, seperti iritasi, penurunan fungsi paru-paru, memperparah asma, menyebabkan bronkitis kronis, serta meningkatkan risiko serangan jantung ringan dan kematian dini pada penderita penyakit jantung dan paru-paru. Selain itu, NOx dapat menyebabkan masalah pernapasan, radang paru-paru (pneumonia), dan bahkan kematian. Timbal adalah salah satu polutan udara yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat terakumulasi dalam tubuh dan berdampak negatif seumur hidup.

Dampak Polusi Udara

1. Pencemaran udara oleh partikel debu dapat berdampak negatif pada masyarakat sekitar. Umumnya, udara yang mengandung partikel debu dapat menyebabkan berbagai penyakit pada saluran pernapasan. Partikel debu terdiri dari zat cair dan padat yang sangat kecil dan tersebar di udara, dan dapat terhirup serta masuk ke dalam paru-paru. Lokasi partikel debu di dalam paru-paru bergantung pada ukuran partikel tersebut. Partikel debu dengan ukuran 8 hingga 25 mikron biasanya akan tertahan di saluran napas bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan. Sementara itu, partikel debu yang berukuran 2 hingga 8 mikron akan tertahan di saluran pernapasan bagian tengah, yaitu di saluran bronkial. Partikel debu yang berukuran 0,5 hingga 2 mikron akan mencapai kantung udara paru-paru dan menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil dari 0,5 mikron dapat dengan mudah masuk dan keluar melalui proses pernapasan.

2. Pencemaran udara dapat menyebabkan gangguan pernapasan, terutama karena partikel PM 2,5 dan PM 10 yang berdampak negatif terhadap kesehatan. Ukuran partikel debu ini memungkinkan mereka masuk ke dalam saluran pernapasan manusia. Pengunjung, terutama anak-anak yang berada dalam area tercemar selama 3-4 jam, mungkin mengalami gejala awal seperti mual, muntah, dan sakit kepala. Paparan lebih lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan, termasuk batuk dan kesulitan bernapas.

3. NO2 adalah senyawa kimia yang memiliki warna cokelat kemerahan, bau tajam, dan sangat beracun bagi saluran pernapasan. Paparan gas ini dapat menyebabkan pembengkakan paru-paru, yang mengakibatkan sesak napas, kejang, dan bahkan kematian. Semakin lama dan sering seseorang terpapar gas polutan udara ini, semakin besar kemungkinan mereka mengalami keluhan pernapasan. Kondisi fisik yang dialami oleh responden dalam penelitian ini diukur dengan cara menanyakan frekuensi dan tingkat keparahan gejala pernapasan yang dirasakan, tanpa menanyakan jumlah hari spesifik, karena sering kali orang tidak dapat mengingat jumlah keluhan dengan tepat. Gejala pernapasan yang dimaksud meliputi batuk, sesak napas, tenggorokan gatal atau kering, batuk disertai sesak napas, dan hidung berair.

 

Referensi :

Alfiah, T., & Yuliawati, E. 2018. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Udara Ambien Terhadap Pengguna Jalan dan Masyarakat Sekitar pada Ruas Jalan Ir. Sukarno Surabaya. Infomatek, 20(1), 27.

Aprilia, D. N., Nurjazuli, & Joko, T. 2017. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Gas Karbon Monoksida (Co) pada Petugas Pengumpul Tol di Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(3), 367-375.

Hidayat, A., Inaku, R., & Novianus, C. 2020. Pengaruh Pencemaran Udara PM 2 , 5 dan PM 10 Terhadap Keluhan Pernapasan Anak di Ruang Terbuka Anak di DKI Jakarta The Effect of PM 2. 5 and PM 10 Air pollution on Complaints of Children ’ s Respiration in Children ’ s Open Space in DKI Jakarta.

Lawalata, J., Riogilang, H., Rondonuwu, S., & Belakang, A. L. 2021. Analisis Pencemaran Udara Gas CO Akibat Pembuangan Gas Emisi Kendaraan Bermotor di Depan Bahu Mall pada Ruas Jalan Wolter Monginsidi Kota Manado.