Selasa, 20 Agustus 2024 13:08 WIB

Pola Makan pada Penderita Asam Urat

Responsive image
1286
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Pola makan dan komposisi bahan makanan sangat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah. Pola makan di Indonesia berbeda dari pola makan orang asing; di Indonesia, sebagian masyarakat cenderung mengonsumsi makanan rendah purin seperti ubi, nasi, susu, dan telur, sedangkan makanan dengan kadar purin tinggi termasuk otak, hati, jeroan, daging sapi, ikan, ayam, udang, tahu, dan tempe. Pola makan memainkan peran penting dalam kesehatan seseorang dan dapat mempengaruhi timbulnya berbagai penyakit, termasuk asam urat. Pada tahun 2013, data menunjukkan bahwa di Indonesia, sekitar 81% penderita asam urat hanya 24% yang mencari perawatan medis, sementara 71% lebih memilih langsung mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas. Diagnosis penyakit sendi oleh tenaga kesehatan di Indonesia tercatat sebesar 11,9%, sedangkan berdasarkan gejala dan diagnosis mencapai 24,7%. Prevalensi asam urat di Indonesia bervariasi menurut usia: pada usia 15-24 tahun sebesar 1,2%, pada usia 24-34 tahun sebesar 3,1%, pada usia 35-44 tahun sebesar 6,3%, pada usia 45-54 tahun sebesar 11,1%, pada usia 65-74 tahun sebesar 18,6%, dan pada usia lebih dari 75 tahun sebesar 18,9%. Penyakit sendi di Jawa Tengah mencapai 25,5%, dengan salah satunya adalah gout atau asam urat. Data dari Riset Kesehatan menunjukkan prevalensi asam urat di provinsi Jawa Tengah sebesar 6,78% atau dengan nilai tertimbang 67,97. Berdasarkan survei epidemiologi yang dilakukan di Bandungan, Jawa Tengah, bekerja sama dengan WHO, ditemukan 4.683 sampel penderita asam urat berusia antara 15 hingga 45 tahun. Prevalensi asam urat pada pria adalah 24,3%, sedangkan pada wanita 11,7%. Perbedaan ini disebabkan oleh tidak adanya hormon estrogen pada pria yang dapat membantu proses pembuangan asam urat melalui urine.

Pola Makan

1.    Pola makan merujuk pada metode atau usaha dalam mengatur jumlah dan jenis makanan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menjaga kesehatan, status nutrisi, atau mencegah dan membantu penyembuhan penyakit. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan meliputi kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, kondisi ekonomi, lingkungan, dan lain-lain. Untuk penderita asam urat, aturan pola makan bertujuan menurunkan kadar asam urat dalam darah ke tingkat normal.

2.    Beberapa makanan dengan kadar purin sedang juga perlu dibatasi, seperti daging sapi, ikan, ayam, udang, asparagus, bayam, daun singkong, kangkung, daun dan biji melinjo, makanan yang mengandung ragi, serta kacang dan produk olahannya seperti tahu dan tempe. Untuk konsumsi daging, ikan, dan unggas sebaiknya tidak melebihi 50-75 gram atau 1-1,5 potong per hari. Sedangkan untuk sayuran, batasi konsumsi hingga 1 mangkuk atau sekitar 100 gram per hari.

3.    Konsumsi protein sebaiknya dikurangi atau dihindari. Beberapa jenis makanan yang mengandung purin tinggi dan sebaiknya dihindari meliputi : otak, hati, jantung, jeroan, ekstrak daging atau kaldu, daging merah, bebek, ikan sarden, makarel, ikan teri, remis, kerang, kepiting, serta beberapa buah seperti durian dan alpukat.

4.    Berikut adalah beberapa jenis makanan yang disarankan bagi penderita asam urat : wortel, labu siam, kacang panjang, terong, pare, oyong, timun, labu air, selada air, dan lobak. Untuk buah-buahan, disarankan yang kaya akan vitamin B, C, E, serta mineral kalium. Penggunaan bumbu-bumbu sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan dalam jumlah yang wajar. Selain itu, air putih merupakan jenis minuman yang sangat dianjurkan.

 

Referensi :

Kejadian, T., & Pada, H. 2018. Pengetahuan Asam Urat, Asupan Purin dan Status Gizi Terhadap Kejadian Hiperurisemia pada Masyarakat Perdesaan. Media Pendidikan, Gizi, Dan Kuliner, 7(2), 1-11.

lmiyanti, L. 2017. Hubungan Asupan Purin, Vitamin C dan Status Gizi Dengan Kadar Asam Urat pada Lansia di Posyandu Lansia Panjang Yuswo Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. 1-20.

Nurhamidah, & Nofiani, S. 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Asam Urat pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Stroke Nasional Bukittinggi Tahun 2015, 1, 2.

Sueni, Haniarti, & Rusman, A. D. P. 2021. Analisis Penyebab Faktor Risiko terhadap Peningkatan Penderita Gout (Asam Urat) di Wilayah Kerja Puskesmas Suppa Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, 4(1), 1-9.