Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa masyarakat menuju sebuah era baru, di mana teknologi semakin maju. Dari awalnya hanya berupa handphone sederhana untuk menelepon dan mengirim pesan singkat, kini telah berkembang menjadi smartphone yang sangat canggih. Dengan smartphone, akses ke berbagai informasi di dunia yang luas kini hanya membutuhkan sentuhan jari. Smartphone atau ponsel pintar ini dilengkapi dengan koneksi internet dan menyediakan berbagai fungsi seperti kalkulator, catatan, buku agenda, dan berbagai aplikasi canggih yang memudahkan aktivitas sehari-hari. Globalisasi dan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi yang pesat tampaknya telah menyebabkan peningkatan penggunaan media elektronik oleh masyarakat dalam beberapa dekade terakhir. Pada Juni 2012, jumlah pengguna internet di seluruh dunia mencapai sekitar 2,4 miliar orang, dengan sekitar 1,1 miliar di Asia, dan di Indonesia, jumlahnya meningkat dari 2 juta orang pada tahun 2000 menjadi 55 juta orang pada tahun 2012. Smartphone sangat penting untuk berkomunikasi dengan teman atau sekadar mengakses berita dan informasi di media sosial. Bahkan, malam hari seringkali menjadi waktu yang nyaman untuk bersantai dan menggunakan smartphone, karena aktivitas pada malam hari biasanya lebih sedikit. Namun, penggunaan smartphone yang lama di malam hari dapat mengurangi waktu tidur. Hal ini bisa menyebabkan berbagai dampak, seperti kesulitan berkonsentrasi, rasa mengantuk saat belajar, berkurangnya interaksi dengan teman atau lingkungan sekitar akibat terlalu fokus pada smartphone, dan gangguan tidur. Dalam aspek kesehatan, gangguan tidur bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pelajar dan mahasiswa. Kualitas tidur yang buruk pada orang dewasa muda seringkali disebabkan oleh aktivitas sosial dan penggunaan perangkat elektronik seperti internet, gadget / smartphone, dan komputer. Penggunaan smartphone secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kualitas tidur. Hal ini disebabkan oleh pengurangan waktu tidur, tidur yang tidak nyenyak, keterlambatan dalam memulai tidur dan bangun tidur, serta ketidaknyamanan saat bangun yang bisa menyebabkan mimpi buruk. Gadget dapat memberikan stimulus eksternal berupa suara, cahaya, dan getaran yang menjaga seseorang tetap terjaga di malam hari. Jika kebiasaan ini terus berlangsung, maka kualitas tidur akan terganggu. Gangguan tidur seringkali ditandai dengan rasa kantuk di siang hari, kesulitan tidur di malam hari, atau pola tidur yang tidak teratur. Jika tidak diatasi, gangguan kualitas tidur dapat meningkatkan risiko penyakit lain seperti hipertensi dan penyakit jantung. Ini mungkin berhubungan dengan melatonin, hormon yang diproduksi oleh kelenjar pineal dan berperan dalam ritme sirkadian. Selama siang hari, kadar melatonin dalam darah sangat rendah, namun meningkat pada malam hari. Produksi melatonin dapat dipengaruhi oleh cahaya; saat cahaya terang seperti pada siang hari, produksinya menurun. Cahaya buatan dari perangkat elektronik yang cukup terang juga dapat memiliki efek yang sama. Selain itu, penggunaan media elektronik dapat menyebabkan stimulasi otak yang berkelanjutan, membuat seseorang sulit rileks dan tidur, serta lebih cenderung tetap terjaga. Penurunan kualitas tidur, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya, dapat memengaruhi performa remaja di siang hari, seperti mudah marah, mengantuk, dan kesulitan berkonsentrasi dalam proses belajar. Dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan meliputi peningkatan kecemasan atau depresi, kenaikan Indeks Massa Tubuh (IMT), gangguan metabolisme glukosa, penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh, peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti hipertensi, risiko kecelakaan yang lebih tinggi, kemungkinan penyalahgunaan zat yang meningkat, serta risiko terjadinya kejang.
Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap Kualitas Tidur
Penggunaan smartphone memiliki dampak negatif terhadap kualitas tidur, di mana semakin lama seseorang menggunakan smartphone secara berlebihan, semakin menurun pula kualitas tidurnya. Kualitas tidur yang buruk dapat mempengaruhi tingkat konsentrasi, menyebabkan penurunan kemampuan fokus. Smartphone memang sangat berguna untuk berkomunikasi dengan teman atau mengakses berita dan informasi di media sosial. Namun, pada malam hari, ketika waktu bersantai lebih banyak dan aktivitas fisik lebih sedikit, penggunaan smartphone cenderung meningkat, mengakibatkan waktu tidur yang berkurang. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kesulitan berkonsentrasi, rasa kantuk saat belajar, berkurangnya interaksi sosial, dan gangguan tidur akibat terlalu asyik dengan smartphone. Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kualitas tidur, seperti mengurangi durasi tidur, mengganggu tidur nyenyak, menyebabkan keterlambatan dalam memulai dan mengakhiri waktu tidur, serta membuat seseorang merasa tidak segar saat bangun. Selain itu, hal ini bisa memicu mimpi buruk. Smartphone memberikan stimulus eksternal berupa suara, cahaya, dan getaran yang menghambat kemampuan seseorang untuk tidur dengan tenang di malam hari. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, dapat mengakibatkan gangguan yang serius pada kualitas tidur.
Referensi :
Bukit, Evi Karota. 2005. Kualitas Tidur dan Faktor-faktor Gangguan Tidur Klien Lanjut Usia yang Dirawat Inap di Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit
Hidayat, Sarip. 2014. Kecanduan Penggunaan Smartphone dan Kualitas Tidur pada Mahasiswa RIK UI. Depok : Ilmu Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia.
Indrawati, N.B. 2012. Hubungan antara Kualitas Tidur Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM pada Mahasiswa Reguler Fakultas Ilmu Keperawatan. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
Jarmi, Armaya. 2017. Hubungan Penggunaan Gadget dengan Kualitas Tidur pada Remaja.