Selasa, 20 Agustus 2024 13:00 WIB

Aktivitas Fisik untuk Menjaga Kesehatan di Usia Lanjut

Responsive image
176
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Masa lanjut usia (lansia) adalah fase kehidupan yang pasti akan dilalui oleh setiap orang pada akhirnya. Beberapa orang mungkin dapat menikmati masa tua mereka dengan bahagia, namun ada juga yang menghadapi berbagai kesulitan, seperti sakit atau bahkan meninggal dunia sebelum merasakan kebahagiaan di masa tua. Walaupun banyak orang menginginkan masa tua yang bahagia, keinginan tersebut tidak selalu terwujud. Dalam kenyataannya, banyak lansia yang mengalami depresi, stres, dan penyakit. Beberapa lansia harus dikirim ke panti jompo dan tidak mendapat perhatian dari keluarga, ada yang diasingkan dari anak cucu meskipun masih berada dalam lingkungan yang sama, dan ada pula yang harus terus bekerja keras meskipun sudah tua. Masalah-masalah ini sering kali berkaitan dengan perubahan fisik dan psikososial yang terjadi pada lansia. Jika perubahan-perubahan ini tidak ditangani dengan baik, dampaknya bisa mempengaruhi kesehatan lansia secara keseluruhan. Saat ini, biaya tahunan untuk perawatan kesehatan lansia cukup tinggi dan cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup. Olahraga memiliki biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan pengobatan bagi lansia. Lansia sering dianggap sebagai kelompok usia yang tidak produktif dan dianggap sebagai beban bagi mereka yang masih produktif. Hal ini disebabkan oleh kemunduran fungsi fisiologis yang membuat lansia lebih rentan terhadap masalah kesehatan. Meskipun demikian, banyak lansia yang masih kurang aktif secara fisik. Faktor-faktor yang diduga menyebabkan hal ini meliputi kurangnya pengetahuan tentang manfaat aktivitas fisik, ketidakpastian mengenai jenis dan intensitas aktivitas fisik yang diperlukan, kesibukan yang mengurangi waktu untuk berolahraga, dan kurangnya dukungan dari lingkungan sosial. Dengan segala penjelasan mengenai lansia, salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebugaran mereka adalah dengan berolahraga. Dalam bidang ilmu keolahragaan, ada berbagai disiplin yang bisa diterapkan untuk memelihara kebugaran lansia, salah satunya adalah fisiologi olahraga. Fisiologi olahraga mempelajari perubahan fungsi organ tubuh, baik yang bersifat sementara (akut) maupun yang menetap, yang terjadi akibat aktivitas fisik. Ilmu ini menjelaskan perubahan fungsi yang diakibatkan oleh latihan tunggal (latihan akut) atau latihan yang dilakukan secara berulang (latihan kronis), dengan tujuan untuk meningkatkan respons fisiologis terhadap intensitas, durasi, frekuensi latihan, kondisi lingkungan, dan status fisiologis individu. Selama proses ini, fungsi dan mekanisme kerja organ-organ tubuh akan menyesuaikan diri untuk menjaga keseimbangan internal atau “homeostasis”.

Partisipasi Lansia dalam Aktivitas Fisik

1.    Latihan fisik yang teratur dan terstruktur sangat dianjurkan karena menawarkan banyak keuntungan. Melalui latihan, kita bisa meningkatkan cara berjalan, keseimbangan, kapasitas fungsional tubuh secara umum, dan kesehatan tulang. Penting bagi lansia untuk memiliki program kesehatan olahraga yang direncanakan dengan baik, baik oleh petugas kesehatan, profesional olahraga, maupun masyarakat itu sendiri.

2.    Aktivitas aerobik yang cocok untuk orang lanjut usia meliputi jalan kaki, senam aerobik rendah dampak, senam lansia, bersepeda, berenang, dan berbagai aktivitas lainnya. Keberhasilan program olahraga bagi lansia juga sangat bergantung pada jenis program yang diterapkan.

3.    Olahraga dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan mencakup berbagai modifikasi, seperti menggabungkan beberapa aktivitas sekaligus. Misalnya, kombinasi antara jalan santai dan senam di air yang menantang tetapi tetap nyaman, serta latihan spesifik untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas seperti latihan beban, circuit training, latihan dengan musik, dan menari.

4.    Penggabungan latihan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas dapat dilakukan dengan bantuan bola. Latihan ini berfokus pada teknik yang memperkuat dan menstabilkan tubuh, serta meningkatkan keseimbangan dan fleksibilitas. Selain itu, latihan ini juga mengintegrasikan tubuh dan pikiran, serta melibatkan teknik pernapasan, konsentrasi, dan kontrol gerakan.

5.    Olahraga diklaim dapat meningkatkan komposisi tubuh dengan cara memperbaiki kadar lemak tubuh, kesehatan tulang, massa otot, serta meningkatkan daya tahan, kekuatan otot, dan fleksibilitas. Hal ini berkontribusi pada kesehatan dan kebugaran lansia, serta mengurangi risiko terjatuh.

6.    Mengikutsertakan lansia dalam aktivitas fisik yang rutin atau program latihan yang terencana sangat dianjurkan dan menawarkan berbagai manfaat. Latihan dapat membantu memperbaiki cara berjalan, keseimbangan, kapasitas fungsional tubuh secara umum, serta kesehatan tulang. Program kesehatan olahraga untuk lansia merupakan hal yang penting dan harus dipertimbangkan oleh petugas kesehatan, profesional olahraga, serta masyarakat.

 

Referensi :

Agus Supriyanto. 2004. Olahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Jakarta : Jurnal Nasional Pendidikan Jasmani dan Ilmu Keolahragaan Volume 3, Nomor 2, Agustus 2004.

Bafirman. 2013. Kontribusi Fisiologi Olahraga Mengatasi Risiko Menuju Prestasi Optimal. Semarang : Jurnal Media Ilmu Keolahragaan Indonesia, Volume 3. Edisi 1 Juli 2013.

Prijo Sudibjo. 2011. Peran Latihan Fisik dalam Pencegahan, Pengontrolan, serta Pengobatan Hipertensi. Jurnal Medikora Vol. VII, No. 2 Oktober 2011.

Suharjana. 2013. Kebugaran Jasmani. Yogyakarta : Jogja Global Media.