Kamis, 15 Agustus 2024 15:35 WIB

Makanan yang Kamu Makan Punya Andil pada Efek Obat yang Kamu Minum

Responsive image
234
Amin Suryaningrum, Apt - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Pernah menemui segelintir pasien yang kesusahan menelan tablet/ kapsul atau bahkan pil yang kecil? Tidak jarang mendengar beberapa diantaranya yang menelan obat dengan bantuan pisang atau makanan lainnya.

Peringatan! Hati-hati, tidak semua makanan aman dikonsumsi bersamaan dengan obat yang sedang anda minum. Mari kita bahas bersama makanan dan minuman apa saja yang perlu diwaspadai ketika kita sedang mengkonsumsi obat tertentu.

Interaksi antara makanan/ minuman dengan obat dapat terjadi pada proses farmakokinetik maupun farmakodinamik. Farmakokinetik meliputi proses penyerapan, distribusi, metabolisme dan pengeluaran obat oleh tubuh. Sedangkan farmakodinamik merupakan proses bentuk aktif obat memberikan aksi pada reseptor sehingga efek obat dapat tercapai. Berikut beberapa contoh interaksi obat dengan makanan yang biasa dijumpai pada keseharian mayoritas pasien:

Pisang dengan ACE inhibitor (co: Lisinopril, Captopril).

ACE Inhibitor merupakan obat untuk menurunkan tekanan darah yang bekerja dengan cara memblokade reseptor angiotensin converting enzyme, sehingga tidak terjadi perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II. Ketika angiotensin II tidak terbentuk maka kenaikan tekanan darah tidak akan terjadi. Disamping itu proses penghambatan sistem ini dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Pisang diketahui memiliki kadar kalium yang tinggi. Kalium sendiri memiliki efek pelebaran pembuluh darah dan mencegah penyerapan ulang natrium, sehingga mencegah terjadinya tekanan darah tinggi. Dikhawatirkan, jika keduanya dikonsumsi secara bersamaan dapat menyebabkan turunnya tekanan darah secara drastis. Selain itu, potensi kadar kalium yang teralalu tinggi dalam darah perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi kerja otot jantung.

Green Tea dengan Warfarin; Clozapine; Amlodipin.

Warfarin merupakan suata antikoagulan atau anti pembekuan darah yang bekerja dengan menghambat bentuk aktif vitamin K atau antagonis Vitamin K sebagai salah satu faktor pembekuan darah. Sedangkan kandungan terbanyak dari Green tea adalah Vitamin K itu sendiri. Hal ini mempengaruhi efek anti-pembekuan darah dari Warfarin menurun jika dikonsumsi bersamaan dengan Vitamin K karena kenaikan jumlahnya dalam sistem, berpotensi meningkatnya resiko penyumbatan pembuluh darah pada pasien stroke.

Interaksi antara green tea dengan clozapine dapat menurunkan kadar obat tersebut dalam darah jika diberikan bersamaan. Ketika efektivitas clozapine menurun maka kondisi kecemasan pasien tidak dapat teratasi. Sedangkan konsumsi green tea bersamaan dengan amlodipine dapat meningkatkan kadar dalam darah, dikhawatirkan efek toksik obat dapat terjadi.

Dairy Produk dengan Tetrasiklin; Levothyroxine; bisphosphonate; Suplemen Besi.

Dairy produk yaitu produk makanan atau minuman yang terdiri dari Susu, Keju, Mentega dan Yogurt, dengan kandungan utama kalsium merupakan salah satu produk yang sering dikonsumsi secara umum oleh masyarakat kita. Sumber kalsium tinggi yang diperlukan untuk perkembangan tulang pada anak sampai remaja dan pencegahan osteoporosis pada pra-hingga lansia. Akan tetapi, konsumsi bahan-bahan tersebut perlu diwasapadai ketika bersamaan dengan penggunaan obat tertentu.

Tetrasiklin merupakan salah satu golongan antibiotik yang digunakan untuk menangani infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Levothyroxine, merupakan obat untuk menggantikan kekurangan hormon tiroid ini sangat dipengaruhi oleh produk-produk diatas. Bisphosphonates merupakan golongan obat yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan kekuatan tulang pada kasus osteoporosis. Contoh obat golongan bisphosphonate diantaranya risendronat dan alendronate. Suplemen besi dibutuhkan pada orang-orang dengan kondisi anemia, untuk menjadi salah satu faktor pembentukan sel darah merah. Penyerapan obat tetrasiklin, levothyroxine, gologan bisphosphonate dan suplemen besi dapat dihambat oleh produk-produk dairy diatas jika dikonsumsi bersamaan. Sehingga, kadar obat atau suplemen dalam darah yang dikehendaki untuk dapat memberikan efek tidak tercukupi. Pada akhirnya, tujuan terapi tidak dapat tercapai walaupun konsumsi obat secara terus menerus atau bisa dikatakan sia-sia.

Bagaimana jika pasien ingin tetap konsumsi obat yang berinterksi dengan makanan? Adakah Solusi yang bisa dilakukan?

Terapi obat dan tujuan terapi yang ingin dicapai pasti menjadi prioritas bagi pasien dan didukung oleh petugas pemberi asuhan. Maka dari itu, lebih baik menghindari konsumsi produk makanan/ minuman yang berinteraksi selama pemakaian obat sehingga kualitas kesehatan pasien dapat ditingkatkan. Pasien dapat mengkonsumsi makanan/minuman tersebut kembali ketika terapi sudah selesai. Namun, jika tetap menghendaki makanan/ minuman yang berinteraksi tersebut dikonsumsi selama proses terapi maka dapat dilakukan dengan peringatan dan penjedaan. Contohnya: minum obat satu jam sebelum atau dua jam setelah minum susu, atau ada literasi yang menyatakan dijeda sampai empat jam setelah konsumsi obat baru boleh konsumsi makan/ minuman yang memberikan interaksi.

Begitu banyak makanan-minuman dan jenis obat yang tersedia dewasa ini, tentu saja tidak dapat kami rangkumkan satu persatu pada pembahasan kali ini. Maka dari itu, silakan tanyakan dengan seksama dan secara detil terkait obat yang sedang anda konsumsi bersama apoteker anda di fasilitas kesehatan yang anda kunjungi. Mari kita tingkatkan hubungan mutualisme antara pemberi asuhan dan pasien guna mencapai keberhasilan pengobatan seoptimal mungkin dalam meningkatkan taraf hidup dan kesehatan pasien. Salam Sehat!

 

Referensi:

Ganong, WF. 2010. Penyakit Kardiovaskular: Penyakit Vaskular. In Ganong, WF and McPhee SJ, Patofisiologi Penyakit: Pengantar Menuju Kedokteran Klinis Edisi 5 (pp. 322-350). Jakarta: EGC.

Eagappan, Kannan, et al. Effect of Green Tea on the pharmacodynamics of warfarin. Word Heart Journal Vol. 4. 2012. (135-140)

Meyboodi, Mahsa, et al. Drug Interaction of Green Tea. Journal of Pharmaceutical Care. 2020. (196-203)

Reed, Kristie. https://www.health.com/. 6 Medications You Should Never Dairy. Published on October 3, 2023, diakses pada tanggal 30 Juli 2024.

Sumber Gambar:

https://asset-2.tstatic.net/jogja/foto/bank/images/pisang-matang_20170912_210924.jpg

https://w7.pngwing.com/pngs/917/21/png-transparent-tablet-pharmaceutical-drug-tablet-electronics-pharmaceutical-medicine.png

https://ars.els-cdn.com/content/image/1-s2.0-S102194981830036X-fx1.jpg

https://www.sigmaaldrich.com/content/dam/sigma-aldrich/product8/114/t7660-5g-9_0012777_btl.tif/_jcr_content/renditions/t7660-5g-9_0012777_btl-large