Bawang putih (Allium Sativum L.) merupakan salah satu rempah-rempah yang digunakan untuk obat dan bahan makanan. Manfaat bawang putih baik dalam pengobatan tradisional dan modern.
Bawang putih mengandung beberapa senyawa antara lain: allicin, ajoene, dan saponin, yang mempunyai efek farmakologis yang beragam. Menurut (Greef et all., 2020) bawang putih memiliki potensi manfaat menurunkan tekanan darah, kolesterol, gula, dan lipid.
Konsumsi bawang putih dapat meningkatkan kesehatan, seperti kanker, gangguan kardiovaskular dan metabolisme, tekanan darah, dan diabetes, karena sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan penurun lipidnya (Ansary et all., 2020).
Menurut (Netzel, 2020) bahwa bawang putih memiliki banyak sifat biologis, termasuk aktivitas antimikroba, perlindungan saraf dan ginjal, dan komponen bioaktifnya dapat diubah melalui perlakuan, penyimpanan, dan pemrosesan pasca panen.
Bawang putih memiliki banyak manfaat baik sebagai pengobatan tradisional maupun farmakologi. Bawang putih dan senyawa organosulfurnya juga memiliki aktivitas antivirus yang dapat digunakan sebagai profilaksis dalam pencegahan infeksi virus dengan meningkatkan respon imun (Rouf et all., 2020).
Manfaat Bawang Putih untuk Anak-Anak
Bawang putih memiliki manfaat tidak hanya untuk orang dewasa, namun juga anak-anak. Menurut (Sani et all., 2006) Bawang putih oral dapat meningkatkan oksigenasi dan memperbaiki dispnea pada anak-anak dengan sindrom hepatopulmoner.
Menurut (McCrindle et all., 1998) bahwa terapi ekstrak bawang putih tidak berpengaruh signifikan terhadap faktor risiko kardiovaskular pada pasien anak dengan hiperlipidemia familial.
Meskipun banyak manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan bawang putih, penting untuk memperhatikan bahwa beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau iritasi gastrointestinal dengan konsumsi bawang putih dalam jumlah besar. Dalam mengonsumsi bawang putih juga harus disesuaikan dengan kondisi individu dan dikonsultasikan dengan profesional kesehatan untuk memastikan manfaat optimal dan pengurangan risiko efek samping.
Referensi :
Greef, D., Barton, E., Sandberg, E., Croley, C., Pumarol, J., Wong, T., Das, N., & Bishayee, A. (2020). Anticancer potential of garlic and its bioactive constituents: A systematic and comprehensive review.. Seminars in cancer biology. https://doi.org/10.1016/j.semcancer.2020.11.020.
Ansary, J., Forbes-Hernández, T., Gil, E., Cianciosi, D., Zhang, J., Elexpuru-Zabaleta, M., Simal-Gándara, J., Giampieri, F., & Battino, M. (2020). Potential Health Benefit of Garlic Based on Human Intervention Studies: A Brief Overview. Antioxidants, 9. https://doi.org/10.3390/antiox9070619.
Netzel, M. (2020). Garlic: Much More Than a Common Spice. Foods, 9. https://doi.org/10.3390/foods9111544.
Rouf, R., Uddin, S., Sarker, D., Islam, M., Ali, E., Shilpi, J., Nahar, L., Tiralongo, E., & Sarker, S. (2020). Antiviral potential of garlic (Allium sativum) and its organosulfur compounds: A systematic update of pre-clinical and clinical data. Trends in Food Science & Technology, 104, 219 - 234. https://doi.org/10.1016/j.tifs.2020.08.006.
McCrindle, B., Helden, E., & Conner, W. (1998). Garlic extract therapy in children with hypercholesterolemia.. Archives of pediatrics & adolescent medicine, 152 11, 1089-94 . https://doi.org/10.1001/ARCHPEDI.152.11.1089. Top of Form