Jumat, 09 Agustus 2024 09:13 WIB

Fenomena Masalah Gizi pada Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)

Responsive image
181
Sri Hasanah, SP - RS Jiwa dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Permasalahan gizi pada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan masalah serius yang memerlukan perhatian khusus dalam penanganan dan pemulihannya. Beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan gizi pada ODGJ meliputi gangguan makan, efek samping obat-obatan psikotropika, kurangnya pemahaman atau perhatian terhadap kebutuhan gizi individu, dan kurangnya dukungan sosial. ODGJ yang di isolasi, dipasung, ataupun yang menggelandang cenderung memiliki status gizi yang kurang sampai buruk, sedangkan pasien yang telah mendapatkan terapi obat dalam jangka waktu lama kecenderungan kelebihan berat badan itu lebih banyak.

Data pada laporan tahunan instalasi gizi  RSMM tahun 2023 menunjukkan bahwa 22,5 % pasien ODGJ yang dirawat di RSJMM Bogor dengan status gizi malnutrisi ringan sampai berat,  merupakan pasien ODGJ baru yang mempunyai riwayat di isolasi atau menggelandang. Sedangkan pasien dengan status gizi berlebih berjumlah 19,7% yang rata rata pasien dengan riwayat terapi obat lebih lama. Dari pemaparan di atas, penting untuk diingat bahwa setiap individu ODGJ memiliki kebutuhan gizi yang unik, dan pendekatan dalam penanganan permasalahan gizinya haruslah holistik dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.

Tata laksana diet untuk Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) harus mempertimbangkan beberapa faktor, seperti kondisi kesehatan mental yang mendasari, efek obat-obatan psikotropika terhadap nafsu makan, dan kebutuhan nutrisi yang spesifik untuk mencegah atau mengatasi gizi buruk.

Prinsip-prinsip Tata Laksana Diet ODGJ:

1.     Konsultasi dengan Tim Perawatan: Penting untuk melibatkan psikiater, ahli gizi, dan tenaga medis lainnya dalam merencanakan diet ODGJ. Setiap individu ODGJ memiliki kebutuhan yang unik yang perlu dipertimbangkan.

2.     Edukasi dan Pemantauan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pentingnya diet seimbang dan pemantauan terhadap asupan makanan dapat membantu mempromosikan pemulihan gizi yang baik.

3.     Menyesuaikan dengan Obat Psikotropika: Beberapa obat psikotropika dapat mempengaruhi nafsu makan atau metabolisme, sehingga diet perlu disesuaikan untuk mengatasi efek samping ini.

4.     Kaya Nutrisi: Memastikan diet kaya akan nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral penting seperti vitamin B kompleks dan omega-3, yang dapat mendukung kesehatan mental.

5.     Mengelola Berat Badan: Bagi ODGJ yang mengalami masalah berat badan (baik kelebihan atau kekurangan berat badan), diet harus dirancang untuk mencapai atau mempertahankan berat badan yang sehat.

Memperhatikan tata laksana diet yang tepat sangat penting untuk mendukung pemulihan gizi dan kesehatan secara keseluruhan bagi ODGJ. Kebutuhan gizi pada ODGJ pada dasarnya sama dengan kebutuhan orang sehat seperti biasanya kecuali jika pasien memiliki penyakit penyerta seperti penyakit diabetes atau hipertensi. Kebutuhan zat makronutrien seperti protein, lemak dan karbohidrat juga kebutuhan zat mikronutrien seperti vitamin dan mineral haruslah tercukupi. Kekhasan dalam diit pasien ODGJ terletak pada peningkatan kebutuhan bahan makanan yang bersifat neurotransmitter yang lebih tinggi untuk menstimulasi perbaikan jaringan otaknya. Sehingga pemilihan sumber makanan tinggi  lemak esensial seperti omega 3, triptofan, B komplek, asam folat, tirosin, histidine dan kolin sangat dianjurkan untuk diit pada pasien ODGJ. Contohnya adalah ikan laut dalam (makarel, tuna, tongkol), salmon, seafood, biji bijian dan juga sayuran hijau.

 

Referensi:

Laporan Tahunan Instalasi gizi RSJ. Dr. Marzoeki mahdi Bogor (2023).

Penuntun Diet dan Terapi  Gizi / Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietisien Indonesia; editor, S. A. Budi Hartati … [et al.].-Ed. 4.-Jakarta : EGC, 2019.