Sekitar 280 juta orang di seluruh dunia mengalami stres atau depresi. Di Indonesia, sekitar 6,1?ri penduduk berusia di atas 15 tahun mengalami depresi. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan mental emosional stres secara nasional mencapai 9,8%, dengan Bali mencatat prevalensi sebesar 8,4%. Di Kota Denpasar, prevalensi gangguan mental emosional stres untuk usia 15 tahun ke atas adalah 5,21%. Selain itu, tingkat prevalensi stres di kalangan mahasiswa di Indonesia berkisar antara 36,7% hingga 71,6%. Salah satu dampak negatif dari stres bagi individu dapat terlihat pada aspek fisiologis, yang mencakup berbagai keluhan seperti sakit kepala, sembelit, diare, sakit pinggang, ketegangan otot di tengkuk, tekanan darah tinggi, kelelahan, sakit perut, gangguan tidur, kehilangan semangat, penurunan selera makan, serta maag atau gastritis. Gastritis adalah peradangan pada lapisan mukosa lambung, yang ditandai dengan ketidaknyamanan di bagian atas perut, rasa mual, muntah, penurunan nafsu makan, atau sakit kepala. Gejala gastritis meliputi nyeri pada lambung, mual, muntah, kelemahan, kembung, perasaan sesak, nyeri pada ulu hati, hilangnya nafsu makan, wajah pucat, suhu tubuh yang meningkat, keringat dingin, pusing, bersendawa, serta kemungkinan terjadinya perdarahan pada saluran pencernaan. Gastritis adalah kondisi di mana terjadi peradangan dan iritasi pada lapisan lambung, sering kali disebabkan oleh kelebihan asam lambung. Kondisi ini dapat dipicu oleh infeksi Helicobacter pylori, stres, trauma fisik, serta pola makan yang tidak teratur. Gastritis mengacu pada peradangan pada dinding lambung, terutama pada mukosa atau selaput yang melapisi dinding lambung. Gastritis adalah kondisi peradangan dan iritasi pada lapisan lambung yang terjadi akibat kelebihan asam lambung. Kondisi ini bisa disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori, stres, trauma fisik, atau pola makan yang tidak teratur. Gastritis merujuk pada peradangan dinding lambung, terutama pada mukosa lambung atau selaput dinding lambung.
Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala gastritis akut meliputi nyeri di daerah epigastrium, mual, kembung, muntah, serta adanya darah dalam muntahan (hematemesis) dan tinja hitam (melena). Sedangkan pada gastritis kronis, sebagian besar penderita tidak merasakan gejala, namun beberapa mungkin mengalami nyeri di bagian ulu hati, kehilangan nafsu makan (anoreksia), dan mual.
Tanda dan gejala stres
- Gejala fisik meliputi berbagai hal, seperti sakit kepala, kesulitan menelan, sariawan, nyeri di leher, nyeri otot, rasa lemas, diare, nyeri perut, dan palpitasi atau jantung berdebar.
- Gejala emosi meliputi: rasa depresi, kepanikan, kecemasan, sering menangis, kemarahan, mimpi buruk, perilaku impulsif, ketidaktenangan terhadap hal-hal kecil, serta agresivitas yang tidak biasa.
- Tertawa dengan cemas dan nada tinggi, menggigit kuku, berjalan dengan lambat dan tidak teratur, mondar-mandir, merokok secara berlebihan, serta mengalami perubahan mendalam dalam perilaku sosial.
Terjadinya Gastritis
Stres adalah salah satu penyebab gastritis karena stres dapat menyebabkan perubahan hormon dalam tubuh, yang pada gilirannya meningkatkan produksi asam lambung (HCL). Kelebihan asam lambung ini dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan gastritis. Beban kerja yang berat dan tekanan hidup juga dapat menyebabkan stres dan memicu gastritis akibat perubahan hormon. Pada remaja, gastritis sering disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, seperti sering melewatkan waktu makan, mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan, atau memiliki pola makan yang tidak teratur. Jenis makanan tertentu juga dapat berkontribusi pada timbulnya gastritis. Sedangkan pada orang dewasa, gastritis lebih umum terjadi akibat pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat serta beban kerja yang tinggi. Stres akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi sering kali menyebabkan orang dewasa mengabaikan kebutuhan pribadi, termasuk menjaga pola makan dan gaya hidup sehat, yang dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memicu gastritis.
Referensi :
Hidayah, H. (2011). Kesalahan-Kesalahan Pola Makan Pemicu Serbek Penyakit Mematikan. Jogjakarta: Buku Biru.
Khairunnisa, I., & Hartini, N. (2022). Hubungan Antara Caregiver Burden Dengan Subjective Well-Being Pada Ibu Generasi Sandwich. Jurnal Ilmu Psikologi dan Kesehatan (SIKONTAN), 1(2), 97-106.
Kurdaningsih, V.S & Firmansyah, R.M. (2021). Pola makan dan Stres dengan Kejadian Gastritis Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Stik Siti Khadijah
Monica, K, Wibowo H.T, & Yudono T.D. (2021). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja di SMA N1 Paguyangan
Nuari, A.N. (2015). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta; CV Trans Info Media.
Ulumiya, Nova. (2021). Laskar Bakteri Patogen. Surabaya: UM Surabaya Publishing.