Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemui pada masyarakat Indonesia.Hipertensi pun merupakan salah satu faktor risiko utama dari penyakit-penyakit berbahaya, seperti serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal. Penting untuk kita memahami apa itu hipertensi dan bagaimana hipertensi dapat mempengaruhi kehidupan kita kedepannya.
Seseorang dikatakan hipertensi jika memiliki tekanan darah sistole diatas atau sama dengan 140 mmhg dan/atau diastole diatas 90 mmhg. Diagnosis hipertensi baiknya ditegakkan bukan dalam satu kali kunjungan saja, melainkan dipastikan dengan pemeriksaan di 2-3 kali kunjungan dengan interval 1-4 minggu. Namun, diagnosis bisa langsung ditegakkan jika tekanan darah sistol lebih dari sama dengan 180 dan/atau diastole lebih daru sama dengan 110. Pengukuran tekanan darah pun harus diukur dalam kondisi yang standar agar dapat memberikan hasil yang akurat. Garam merupakan sumber utama natrium dalam makanan sehari-hari. Dalam 2.5 gram garam dapur terdapat 1 gram natrium. Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi secara mendalam berbagai faktor yang dapat memicu hipertensi dan bagaimana masyarakat dapat mengadopsi langkah-langkah pencegahan yang efektif.
Apa Itu Hipertensi?
Hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri melebihi batas normal. Tekanan darah diukur dalam dua angka: tekanan sistolik (tekanan pada saat jantung berkontraksi) dan tekanan diastolik (tekanan pada saat jantung beristirahat). Normalnya, tekanan sistolik berada di bawah 120 mmHg dan tekanan diastolik di bawah 80 mmHg.
Faktor Risiko yang Harus Diketahui
Adapun beberapa faktor risiko yang awalnya perlu healthies ketahui tentang hipertensi , agar dapat dengan mudah mencegahnya.
Genetika: Riwayat keluarga dengan hipertensi dapat meningkatkan risiko. Memahami faktor genetika membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi risiko.
Usia: Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Kesadaran akan perubahan ini mendorong pemeriksaan rutin pada orang dewasa yang lebih tua.
Gender: Pria dan wanita memiliki risiko yang sebanding, tetapi usia mempengaruhi pria pada usia lebih muda dan wanita setelah menopause. Menyadari perbedaan ini penting untuk pengelolaan kesehatan yang tepat.
Ras: Beberapa ras lebih rentan terhadap hipertensi. Pemahaman akan perbedaan risiko antar ras membantu pendekatan pencegahan yang lebih terfokus.
Dampak Hipertensi pada Kesehatan
Hipertensi adalah sebuah silent killer, dimana gejalanya terkadang tidak berdampak signifikan, namun dapat memberikan efek yang luar biasa jika dibiarkan tidak terkontrol. Beberapa hal yang bisa terjadi jika tekanan darah tinggi tidak terkontrol adalah :
Kerusakan Pembuluh Darah: Tekanan darah tinggi dapat merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan risiko aterosklerosis yang dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Kerusakan Jantung: Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, dapat menyebabkan pembesaran jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung.
Gangguan Ginjal: Hipertensi dapat merusak pembuluh darah di ginjal, berdampak pada fungsi ginjal dan meningkatkan risiko gagal ginjal.
Stroke: Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk stroke. Memahami kaitan antara hipertensi dan stroke dapat memberikan insentif untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.
Pemicu Hipertensi yang Harus Diketahui
Setelah memahami bahanya dari hipertensi, tentu healthies perlun memahami apa saja hal-hal yang dapat sebabkan atau memicu hipertensi, diantaranya:
1. Konsumsi Garam Berlebihan:
Konsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah. Garam menyebabkan retensi air, meningkatkan volume darah, dan akhirnya tekanan darah.
Pencegahan: Mengurangi asupan garam, membaca label nutrisi, dan memasak dengan bahan-bahan rendah garam.
2. Kurangnya Aktivitas Fisik:
Gaya hidup yang kurang aktif dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko hipertensi. Olahraga teratur membantu menjaga berat badan dan meningkatkan kesehatan jantung.
Pencegahan: Menjadwalkan waktu untuk aktivitas fisik setiap hari, seperti berjalan kaki atau bersepeda.
3. Kegemukan atau Obesitas:
Kelebihan berat badan memberikan tekanan tambahan pada pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi.
Pencegahan: Menjaga berat badan ideal melalui kombinasi pola makan sehat dan olahraga teratur.
4. Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Minum alkohol secara berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah. Alkohol juga dapat berkontribusi pada kelebihan berat badan.
Pencegahan: Mengonsumsi alkohol dengan bijak, membatasi jumlah minuman alkohol per hari.
5. Merokok:
Rokok mengandung zat-zat kimia yang merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko hipertensi.
Pencegahan: Berhenti merokok dan mencari dukungan untuk proses berhenti.
6. Stres:
Stres yang tidak terkendali dapat meningkatkan tekanan darah. Manajemen stres menjadi kunci untuk kesehatan jantung yang baik.
Pencegahan: Menemukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau olahraga untuk mengurangi stres.
7. Kurangnya Istirahat:
Kurang tidur atau tidur yang tidak berkualitas dapat meningkatkan risiko hipertensi.
Pencegahan: Menciptakan rutinitas tidur yang sehat dan memberikan prioritas pada tidur yang cukup setiap malam.
Langkah-Langkah Pencegahan yang Dapat Diambil Masyarakat
Hal yang dapat diubah dari gaya hidup kita agar terhindar dari hipertensi adalah:
1. Polanya Makan Sehat:
Mengadopsi diet rendah garam, tinggi serat, rendah lemak jenuh, dan kaya potasium. Memahami nilai gizi makanan membantu membuat pilihan yang lebih sehat.
2. Olahraga Teratur:
Aktivitas fisik teratur membantu mengontrol berat badan, meningkatkan kesehatan jantung, dan mengurangi tekanan darah.
3. Pantau Tekanan Darah:
Melakukan pemeriksaan tekanan darah secara teratur. Menyadari perubahan dan mencari bantuan medis jika tekanan darah tinggi terdeteksi.
4. Berhenti Merokok dan Mengurangi Alkohol:
Langkah-langkah ini tidak hanya mengurangi risiko hipertensi, tapi juga mencegah penyakit metabolik lain seperti diabetes.
Semoga penjelasan tadi bermanfaat ya healthies. Sampai bertemu di artikel lainnya.
Referensi:
Indonesia Society of Hypertension. 2024. Panduan, Pengenalan, dan Tatalaksana Hipertensi Resisten di Indonesia 2024. Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Jakarta:Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Klabunde, R.E. 2012. Cardiovascular Physiology Concepts: Second Edition. Philadelphia: Wolter Kluwer
Lily, L.S. 2021. Patophysiology of Heart Disease: An Introduction to Cardiovascular Medicine 7th Ed. Philadelphia: Wolter Kluwer
Unger, T. Borghi, C. Charchar, F, et al. 2020 International Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines. Hypertension. 2020;75:1334–1357
Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-vector/flat-international-nurses-day-illustration_25631849.htm#fromView=search&page=1&position=23&uuid=ea9cd012-5c64-4585-9c7d-cdbfbc875c0a